Apa itu infeksi norovirus?
Norovirus adalah kelompok virus yang umum menyebabkan gangguan di saluran pencernaan. Infeksi norovirus mengakibatkan peradangan di lambung dan usus atau gastroenteritis akut. Infeksi virus ini termasuk ke dalam penyebab utama dari gangguan sakit perut atau keracunan makanan.
Virus ini dapat ditularkan dari kontak dengan orang yang terinfeksi, menyentuh permukaan yang terkontaminasi, dan mengonsumsi makanan yang terpapar virus.
Anda bisa terinfeksi virus ini lebih dari sekali dan merasakan gangguan seperti tubuh lemas, nyeri perut, mual, muntah-muntah, dan diare. Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi infeksi norovirus.
Pada sebagian besar orang, gangguan akibat infeksi virus ini akan sembuh dengan sendirinya. Namun, Anda perlu menambah asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
Seberapa umumkah infeksi virus ini?
Di tengah pandemi COVID-19, China diserang wabah lain akibat infeksi norovirus. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China melaporkan lebih dari 30 wabah norovirus dengan 1.500 kasus terjadi secara nasional sejak September 2020.
Namun, norovirus sebenarnya bukanlah virus baru. Norovirus berasal dari jenis virus yang sama sekali berbeda dari jenis coronavirus yang menyebabkan pandemi COVID-19. Cara penularan dari manusia ke manusia antara norovirus dan coronavirus penyebab COVID-19 juga berbeda.
Di Amerika Serikat, norovirus rata-rata menyebabkan 19 juta hingga 21 juta kasus gastroenteritis akut per tahun. CDC melaporkan di negaranya virus ini juga menyebabkan sekitar 450.000 kasus di Unit Gawat Darurat.
Angka tersebut merupakan separuh dari jumlah keseluruhan kasus wabah yang terjadi akibat makanan setiap tahunnya. Infeksi norovirus dapat menyerang sepanjang tahun dan lebih sering terjadi pada musim dingin.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan virus ini juga muncul di Indonesia. Studi yang dipublikasi di jurnal PubMed ini melakukan pengamatan pada 31 pasien berusia 1-60 bulan yang mengalami diare.
Hasilnya 19% persen sampel dinyatakan positif norovirus dengan pengetesan molekuler (reverse transcription polymerase chain reaction) RT-PCR.
Ini artinya norovirus ada juga di Indonesia, namun hingga kini belum ada laporan timbulnya wabah yang menjangkiti suatu wilayah di Indonesia akibat infeksi virus ini.
Tanda-tanda dan gejala infeksi norovirus
Gejala infeksi norovirus biasanya baru akan muncul setelah 12-24 jam Anda tertular virus.
Seseorang yang terinfeksi norovirus akan merasa mendadak lemas dan tidak enak badan. Gangguan ini selanjutnya akan diikuti dengan masalah pencernaan.
Secara umum, infeksi norovirus dapat menimbulkan gejala seperti:
- Diare
- Mual
- Muntah-muntah
- Sakit perut
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri sendi dan otot
Gejala muntah-muntah adalah gejala infeksi norovirus yang lebih sering terjadi pada anak-anak. Sementara diare lebih sering terjadi pada orang dewasa. Sama halnya dengan kram perut dan mual.
Sebagian besar kasus dari infeksi virus ini tidak menimbulkan gejala serius. Penyakit ini bisa sembuh dalam waktu singkat. Gejala umumnya mulai mereda dalam 1-3 hari.
Namun, saat sakit Anda bisa muntah dan diare berkali-kali dalam sehari. Hal ini dapat menghabiskan cairan yang dibutuhkan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi parah jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Kapan perlu ke dokter?
Meskipun infeksi virus ini bisa mereda dengan sendirinya, timbulnya gejala yang berat mungkin terjadi. Gejala yang parah bisa lebih lama sembuh, apalagi jika Anda memiliki penyakit bawaan.
Kasus yang parah biasanya dialami oleh kelompok lanjut usia dan anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Anda perlu mewaspadai jika mengalami muntah dan diare terus menerus. Anak-anak yang mengalami gejala parah bisa berisiko tinggi mengalami dehidrasi.
Jika mengalami gejala infeksi norovirus yang serius serta tanda-tanda dehidrasi seperti berikut ini, segeralah mencari bantuan medis atau pergi ke dokter:
- Diare berlangsung selama berhari-hari
- Muntah atau buang air besar berdarah
- Frekuensi buang air kecil berkurang
- Mulut dan tenggorokan kering
- Pusing dan lemas saat berdiri
- Anak-anak menangis tanpa keluar air mata
Penyakit yang disebabkan norovirus
Norovirus awalnya disebut virus Norwalk, nama kota di Ohio di mana wabah akibat virus ini pertama kali menyebar pada tahun 1972. Norovirus masuk dalam keluarga virus Caliciviridae.
Bersamaan dengan rotavirus, virus ini merupakan penyebab umum dari gangguan pencernaan seperti radang lambung atau usus akut.
Saat masuk ke dalam tubuh, virus akan menyerang sel-sel sehat di dalam perut untuk bereplikasi. Tak jarang, norovirus juga bisa merusak sel-sel imun untuk memperbanyak diri.
Proses ini akan mengakibatkan peradangan pada lambung atau usus yang selanjutnya akan menimbulkan sejumlah gangguan pencernaan. Infeksi biasanya akan berlangsung selama 1-3 hari.
Cara penularan norovirus
Virus ini dapat menular dari manusia ke manusia. Cara penularan yang paling umum adalah melalui rute oral atau mulut dari konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Norovirus juga menular melalui sentuhan dengan permukaan benda yang telah terkontaminasi, lalu menyentuh hidung, mata, atau mulut. Hal ini dikarenakan virus mampu bertahan di luar tubuh makhluk hidup dan tahan terhadap temperatur dingin, udara panas ataupun disinfektan.
Selain itu, virus ini juga bisa dengan mudah menular jika terjadi kontak erat dengan orang yang terinfeksi.
Hal yang perlu diwaspadai adalah meskipun orang yang terinfeksi sudah pulih, ia tetap bisa menularkan virusnya pada orang lain selama rata-rata tiga hari setelah pulih.
Setelah infeksi virus berhenti dan gejala telah hilang, virus sebenarnya masih ada dalam feses penderita selama 60 hari ke depan. Pada orang-orang dengan defisiensi imun, virus bisa terbawa pada feses selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang membuat wabah norovirus sulit dikendalikan.
Faktor-faktor risiko
Siapapun memang bisa terinfeksi virus ini. Akan tetapi, orang yang mengalami faktor-faktor berikut ini memiliki risiko lebih besar untuk terinfeksi norovirus:
- Mengonsumsi makanan yang tidak diolah dengan baik atau tidak dimasak sampai tingkat kematangan maksimal.
- Tinggal atau menjalani aktivitas di tempat-tempat tertutup atau terisolasi.
- Berada di tempat-tempat yang memungkikan banyak orang berkumpul dengan jarak dekat, seperti tempat wisata.
- Melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Diagnosis dan pengobatan infeksi norovirus
Pada awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengamati gejala yang Anda alami untuk menentukan penyebab dari sakit yang dialami.
Diagnosis terhadap infeksi norovirus bisa dipastikan melalui pengujian di laboratorium dengan memeriksa sampel feses.
Sebenarnya tidak ada pengobatan yang secara spesifik dapat mengatasi infeksi norovirus. Penting untuk diketahui bahwa antibiotik tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi virus.
Meskipun demikian, studi dari jurnal Clinical Microbiology Reviews menekankan pentingnya untuk meningkatkan asupan cairan guna mencegah dehidrasi. Apalagi jika gejala muntah-muntah dan diare cukup sering dialami.
Cara pengobatan norovirus yang bisa dilakukan untuk menambah cairan tubuh adalah:
- Memperbanyak minum air putih.
- Mengonsumsi oralit untuk menggantikan kadar elektrolit dan mineral tubuh yang hilang.
- Mengonsumsi makanan berkuah dan bernutrisi seperti sup kaldu ayam.
- Makan pisang dan sayuran yang direbus.
- Menghindari makanan atau minuman yang mengandung gula, tinggi lemak, terlalu asam, atau pedas.