Serba-serbi Alergi Udang, Penyebab hingga Pengobatan
Udang adalah salah satu makanan laut atau seafood yang banyak digemari oleh masyarakat. Udang juga bisa diolah menjadi terasi, kerupuk, kaldu, dan sebagainya. Meski demikian, ada sebagian orang yang tidak dapat menikmati udang lantaran alergi terhadap makanan laut ini. Seperti apa ciri-ciri alergi udang dan bagaimana pengobatannya?
Pengertian dan penyebab alergi udang
Alergi udang adalah salah satu jenis alergi kerang-kerangan (shellfish). Alergi jenis ini menyebabkan reaksi alergi setelah mengonsumsi hewan laut bercangkang.
Orang dengan alergi udang bisa saja tidak memiliki alergi seafood atau makanan laut lainnya. Ada dua jenis hewan laut yang yang termasuk di dalam alergi kerang-kerangan yaitu:
Krustasea (berkulit keras) seperti udang, udang karang, kepiting, dan lobster.
Moluska (hewan lunak bercangkang) seperti kerang, tiram, dan remis.
Cleveland Clinic menjelaskan siapa pun dapat mengembangkan reaksi alergi ini sekalipun belum pernah mengalaminya.
Meskipun dapat terjadi pada semua usia, penyakit ini lebih sering muncul pada orang dewasa daripada anak-anak.
Apabila memiliki alergi jenis ini, Anda biasanya juga memiliki alergi terhadap jenis hewan laut bercangkang yang lain.
Namun, hewan laut jenis krustasea lebih sering menyebabkan reaksi alergi daripada jenis moluska.
Gejala dan tanda alergi udang
Reaksi alergi akibat udang adalah akibat dari respons sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam daging udang yang disebut tropomiosin.
Saat Anda makan udang, antibodi tubuh akan melepaskan histamin untuk menyerang tropomiosin. Pelepasan histamin ini menyebabkan sejumlah gejala alergi dari ringan hingga mengancam jiwa.
Ciri-ciri alergi udang biasanya muncul beberapa menit atau beberapa jam setelah mengonsumsi udang.
Mengutip dari Mayo Clinic berikut beberapa gejala reaksi yang biasanya timbul.
Gatal-gatal atau eksim (kulit memerah dan meradang).
Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya.
Hidung tersumbat atau kesulitan bernapas.
Sakit perut, diare, mual, atau muntah.
Pusing, sakit kepala ringan, bahkan pingsan.
Alergi jenis ini bisa menyebabkan reaksi parah dan berpotensi mengancam jiwa yang dikenal sebagai syok anafilaksis.
Anafilaksis yaitu reaksi sistem imun parah yang timbul dengan tiba-tiba selepas tubuh terpapar pemicu alergi atau alergen.
Kondisi ini bisa terjadi pada makanan penyebab alergi apa pun.
Syok anafilaksis merupakan keadaan darurat yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Tanda dan gejala anafilaksis adalah sebagai berikut.
Tenggorokan bengkak atau benjolan di tenggorokan (penyempitan saluran napas) yang membuat sulit bernapas.
Syok dengan penurunan tekanan darah yang parah.
Pusing, sakit kepala ringan, atau kehilangan kesadaran.
Diagnosis alergi udang
Alergi udang bisa sulit untuk didiagnosis. Pasalnya, reaksi alergi yang timbul bisa berbeda-beda untuk setiap orang.
Anda bahkan bisa mengalami reaksi alergi meski tidak mengonsumsi udang secara langsung, misalnya ada campuran bahan olahan udang (terasi, kaldu, dan lainnya) dalam makanan Anda.
Apabila Anda pernah mengalami reaksi alergi setelah memakan udang, penting untuk berkonsultasi dengan ahli alergi atau dokter.
Untuk membuat diagnosis, ahli alergi biasanya akan mengajukan pertanyaan rinci tentang riwayat gejala alergi.
Ahli alergi mungkin akan melakukan beberapa tes alergi, seperti tes tusuk kulit (skin prick test) serta tes darah.
Pengobatan alergi udang
Buku Shellfish Allergy (2021) menjelaskan bahwa tidak ada pengobatan khusus untuk alergi jenis ini. Namun, menghindari makanan yang mengandung bahan dari udang akan sangat membantu.
Dokter mungkin akan mengobati reaksi alergi ringan dengan obat-obatan seperti antihistamin untuk mengurangi gejala alergi, seperti ruam dan gatal.
Jika Anda mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis), dokter biasanya akan memberikan suntikan darurat epinefrin (adrenalin) untuk mengobati syok anafilaksis.
Apabila Anda berisiko mengalami reaksi alergi yang parah, Anda perlu membawa epinefrin yang dapat disuntikkan. Anda juga lebih baik menyediakan obat alergi makanan milik pribadi.
Setelah Anda menggunakan epinefrin segera cari perawatan medis darurat, bahkan jika sudah mulai merasa membaik.
Banyak orang dengan alergi makanan bertanya-tanya apakah kondisi alergi mereka itu permanen. American College of Asthma, Allergies & Immunology (ACAAI) menjelaskan bahwa tidak ada jawaban yang pasti.
Seiring waktu, alergi terhadap susu, telur, dan kedelai bisa hilang. Alergi terhadap kacang tanah, ikan, dan kerang-kerangan biasanya berlangsung seumur hidup.
Sekitar sepertiga anak-anak dan orang dewasa dengan alergi makanan mengalami gejala alergi makanan yang semakin ringan seiring waktu.
Akan tetapi, siapa pun bisa secara bertahap mengembangkan reaksi alergi pada makanan tertentu.
Apakah alergi ini bisa dicegah?
Selain tidak memakan udang atau olahan udang, Anda bisa menghindari reaksi alergi dengan cara sebagai berikut.
1. Usahakan tidak memasak atau menyentuh udang
Zat alergen di dalam udang dapat terbawa udara selama memasak dan menyebabkan reaksi alergi ketika Anda menghirupnya.
Beberapa orang juga bisa mengalami reaksi alergi saat menyentuh udang secara langsung.
2. Berhati-hati saat makan di restoran
Saat Anda makan di restoran, pastikan peralatan makan, minyak, atau peralatan yang digunakan untuk memasak udang tidak digunakan untuk menyiapkan makanan lain.
Pasalnya, penggunaan alat masak secara sembarang rentan menimbulkan kontaminasi silang.
Selain itu, restoran sering menggunakan peralatan memasak dan minyak goreng yang sama untuk hidangan udang atau tanpa udang.
Jadi, hidangan tanpa udang yang disiapkan di restoran bisa saja mengandung udang akibat kontaminasi silang ini.
3. Membaca label
Kontaminasi silang juga dapat terjadi pada makanan yang diproses atau kemasan.
Untuk itu, Anda perlu membaca label makanan dengan cermat, apakah terdapat kandungan udang dalam komposisinya.
Udang memang jarang menjadi bahan makanan tambahan. Namun, banyak produk kaldu dan penyedap makanan yang mengandung udang.
Jika memiliki alergi udang, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat epinefrin darurat.
Anda juga perlu membicarakan hal ini kepada orang lain atau orang terdekat sehingga mereka bisa membantu Anda lebih waspada.
[embed-health-tool-bmr]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Alonso, L. L., Amstrong, L., Warrington S. J. Shellfish Allergy. (2021). Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. NBK448089.
Shellfish allergy – Symptoms & causes. (2020). Mayo Clinic. Retrieved March 23, 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shellfish-allergy/symptoms-causes/syc-20377503
Shellfish allergy – Diagnosis & treatment. (2020). Mayo Clinic. Retrieved March 23, 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shellfish-allergy/diagnosis-treatment/drc-20377507
Allergies: Shellfish. (2020). Cleveland Clinic. Retrieved March 23, 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11319-allergies-shellfish
Shellfish. (2019). American College of Asthma, Allergies & Immunology (ACAAI). Retrieved March 23, 2022, from https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/shellfish/
Shellfish Allergy. FARE. Retrieved March 23, 2022, from https://www.foodallergy.org/living-food-allergies/food-allergy-essentials/common-allergens/shellfish
Versi Terbaru
13/06/2022
Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.