backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ini Ciri-Ciri Kucing Alergi Makanan dan Pengobatannya

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen · Kesehatan · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

    Ini Ciri-Ciri Kucing Alergi Makanan dan Pengobatannya

    Kucing Anda tiba-tiba muntah setelah menyantap makanannya? Sama seperti manusia, kondisi ini bisa menjadi gejala bahwa kucing Anda mengalami alergi makanan.

    Setiap kucing bisa memiliki alergi terhadap makanan yang berbeda, termasuk yang sudah biasa dikonsumsinya. Inilah ciri-ciri dan cara mengatasinya.

    Ciri-ciri kucing alergi makanan

    Alergi makanan merupakan satu dari tiga jenis alergi yang paling banyak dialami kucing. Berikut adalah ciri-ciri kucing alergi makanan yang perlu Anda ketahui.

    1. Gatal-gatal

    stud tail pada kucing

    Laman Cornell University College of Veterinary Medicine menyebutkan bahwa kulit gatal merupakan ciri-ciri paling umum pada kucing yang tidak cocok terhadap suatu makanan.

    Rasa gatal sering kali muncul pada wajah, leher, dan telinga. Jadi, kucing yang alergi makanan mungkin akan sering menjilat atau menggigit bulunya dibandingkan hari-hari biasa.

    Inilah alasan mengapa pemilik anabul sebaiknya benar-benar memahami perilaku kucing mereka sehari-hari.

    2. Timbul luka atau benjolan pada kulit

    Selain rasa gatal, lesi atau benjolan berisi cairan juga bisa muncul pada kulit kucing. Benjolan ini sebenarnya merupakan hal yang wajar karena terbentuk sebagai respon terhadap alergen.

    Lesi akibat alergi makanan sebenarnya tidak akan berkembang menjadi hal yang serius. Namun, garukan yang berlebihan hingga menimbulkan luka bisa meningkatkan risiko infeksi.

    Perubahan kulit lainnya pada kulit kucing yang alergi makanan adalah kulit yang tampak lebih gelap dan menebal.

    3. Bulu rontok

    Ciri-ciri lain yang menunjukkan bahwa kucing tidak cocok dengan makanan mereka adalah kerontokan pada bulu kucing. Ini disebabkan karena kucing menggaruk kulitnya dengan kasar.

    Namun, karena kucing termasuk hewan yang bisa merawat dirinya sendiri, tak jarang pemilik anabul mengartikannya sebagai perilaku self-grooming.

    Jika Anda merasa bahwa kucing Anda terus menggaruk bagian tertentu pada tubuh, sebaiknya periksalah area tersebut dan cek apakah terdapat kerontokan.

    4. Gangguan pencernaan

    Meski tidak sesering masalah pada kulit, gangguan pencernaan seperti muntah atau diare juga bisa muncul pada anabul yang alergi makanan.

    Gangguan pencernaan karena alergi makanan biasanya tidak berakibat fatal. Namun, jika kondisi ini membuat kucing tidak mau makan, mereka mungkin juga mengalami penurunan berat badan.

    Perawatan untuk kucing yang alergi makanan

    Jika kucing Anda diduga mengalami alergi makanan, langkah perawatan pertama yang biasa diberikan dokter hewan adalah diet eliminasi untuk mengetahui jenis makanan yang menyebabkan alergi.

    Meski begitu, anak bulu Anda tetap harus mendapatkan asupan protein. Pasalnya, protein adalah zat gizi utama yang dibutuhkan hewan karnivora seperti kucing.

    Oleh karena itu, dokter hewan biasanya menyarankan salah satu metode diet eliminasi berikut.

    • Diet protein baru (novel protein diet): pemberian makanan dengan kelompok protein yang belum pernah dimakan kucing, misalnya daging rusa atau domba.
    • Diet protein hidrolisis (hydrolysed protein diet): pemberian makanan basah yang sudah diolah supaya molekul proteinnya terpecah menjadi ukuran lebih kecil (hipoalergenik) sehingga menurunkan risiko alergi.
    • Diet protein buatan rumah (home-prepared novel protein diet): membuat makanan hipoalergenik sendiri dengan sumber protein yang belum pernah dirasakan oleh kucing Anda.

    Dibandingkan diet eliminasi dengan metode buatan rumah, diet eliminasi dengan metode protein baru dan protein hidrolisis lebih dianjurkan karena dilakukan dengan pemantauan dokter secara penuh.

    Cara memberikan makanan bagi kucing yang alergi

    makanan untuk anak kucing

    Makanan diet tersebut biasanya diberikan selama 8–10 minggu sampai gejala alergi membaik. Setelah itu, Anda akan diminta untuk memberikan menu makan kucing seperti biasanya secara bertahap.

    Sebagai contoh, berikan dia daging ayam terus-menerus terlebih dahulu sebelum memberinya ikan. Cara ini dilakukan untuk mengetahui jenis protein apa yang membuat kucing Anda alergi.

    Jika gejala alergi muncul setelah makan daging ayam, artinya mereka alergi terhadap sumber protein tersebut sehingga Anda perlu memasukanya sebagai daftar makanan yang dilarang untuk kucing.

    Hewan peliharaan Anda bisa alergi terhadap lebih dari satu jenis makanan. Oleh karena itu, diet eliminasi perlu dilakukan secara berkala hingga Anda bisa memastikan makanan apa saja yang membuatnya alergi.

    Jika di tengah pengujian gejala alergi kembali muncul, Anda perlu melakukan diet menggunakan menu yang diberikan dokter lagi sebelum melakukan uji lanjutan.

    Setelah mengetahui semua bahan yang menyebabkan alergi, Anda bisa berdiskusi dengan dokter untuk menentukan menu makanan yang tepat bagi anabul.

    Selain diet eliminasi, dokter juga bisa memberikan steroid untuk meredakan alergi. Sementara itu, pada kasus yang cukup ekstrem, kucing mungkin perlu mendapatkan imunoterapi.

    Merawat kucing dengan alergi makanan memang membutuhkan perjalanan yang cukup panjang. Pasalnya, Anda harus melakukan diet eliminasi pada setiap protein yang pernah ia makan.

    Namun, dengan melakukannya secara konsisten, Anda bisa membantu kucing peliharaan Anda untuk kembali aktif dan bahagia.

    Kesimpulan

    • Alergi makanan pada kucing disebabkan oleh kekeliruan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali protein sebagai ancaman. Kondisi ini berbeda dengan keracunan.
    • Ciri-ciri utamanya adalah gatal-gatal pada kulit. Beberapa kucing juga bisa mengalami mual dan muntah.
    • Diet eliminasi merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk mengatasi alergi makanan. Diet ini dilakukan dengan cara mencoba semua jenis protein yang sudah pernah dimakan kucing satu per satu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    drh. Hevin Vinandra Louqen

    Kesehatan · None


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan