backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Apa Benar Kebanyakan Olahraga Bikin Wanita Susah Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 30/12/2020

    Apa Benar Kebanyakan Olahraga Bikin Wanita Susah Hamil?

    Olahraga dapat membuat raga yang sehat, menurunkan risiko stress, dan bisa meningkatkan kesuburan. Namun, olahraga berlebihan disebut-sebut berisiko sulit hamil. Bagaimana bisa akibat kebanyakan olahraga bikin susah hamil? Simak dulu penjelasannya di bawah ini.

    Alasan kebanyakan olahraga susah hamil pada wanita

    Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The American Society for Reproductive Medicine, meneliti lebih dari 3.000 wanita berusia 18 sampai 40 tahun yang sedang mendambakan kehamilan.

    Sebelumnya, para wanita tersebut ditanya mengenai rutinitas olahraganya tiap minggu, berapa jam yang mereka habiskan untuk berolahraga, dan berbagai jenis olahraga yang mereka lakukan.

    Hasilnya menunjukkan rata-rata peserta yang rutin melakukan olahraga, tapi berat badannya di bawah berat badan normal, membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil. Hal itu berlaku ketika dibandingkan dengan wanita yang berolahraga namun berat badannya sehat seimbang.

    Selain itu, PreconceptionWeekly.com juga melaporkan bahwa olahraga ekstrim dapat mengganggu proses hamil dengan menghambat ovulasi atau mengganggu implantasi sel telur yang telah dibuahi.

    Menurut laporan di situs web tersebut, terlalu banyak atau terlalu sedikit lemak di tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, karena sekitar 30% hormon estrogen di tubuh wanita dihasilkan dari sel lemak.

    Maka dari itu, dengan mempertahankan berat badan yang sehat dapat membantu wanita menjaga keseimbangan hormonnya, yang mana juga bisa melancarkan proses pembuahan.

    Lalu, bagaimana kesuburan pria yang terlalu sering berolahraga?

    Lalu sama halnya dengan wanita, sekitar 40% pria kebanyakan olahraga terancam mengalami impotensi yang membuat pasangannya susah hamil.

    Menurut Christina Spaccavento, seorang terapis seks dari Australia, olahraga berlebihan bisa meningkatkan kadar hormon kortisol dan menurunkan hormon tertosteron. Keduanya jika digabungkan, dapat dikenal sebagai pemicu stress yang paling ampuh bagi pria.

    Salah satu olahraga yang lumayan berisiko mengalami impotensi adalah bersepeda. Menurut Vinod Nargund, seorang ahli bedah urologi di Rumah Sakit St Bartholomew London, ketika bersepeda berat badan Anda seluruhnya tertumpu pada bokong.

    Pada bokong, terdapat bagian tubuh yang disebut perineum dan terdiri dari saraf dan arteri yang memasok darah ke alat vital.

    Sayangnya, jok sepeda umumnya berbentuk kecil, keras, sempit, dan bentuknya memangjang ke depan di ujungnya. Hal ini membuat perineum tertekan dan tidak dapat mengaliri darah ke alat vital dan berisiko untuk merusak jaringan saraf karena tekanan yang terlalu sering.

    Tidak lancarnya aliran darah ke alat kelamin dan gangguan jaringan saraf dapat meyebabkan impotensi, yang mana juga bisa menurunkan peluang hamil oleh pria.

    Apakah ada tips olahraga agar tidak mengganggu kesuburan?

    Sebetulnya, olahraga sangat bermanfaat untuk tubuh karena dapat mengobati dan melancarkan masalah ovulasi dan menstruasi pada wanita.

    Namun, sangat amat disarankan bagi wanita yang ingin mewujudkan kehamilan untuk tidak kebanyakan olahraga yang dapat membuatnya susah hamil dan tetap menjaga berat badan ideal.

    Sedangkan untuk pria, seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, terlalu banyak berolahraga malah bisa menurunkan kadar testosteron dalam tubuh. Tidak luput juga kalau hormon kortisol bisa muncul dan menyebabkan stress.

    Nah, untuk yang suka bersepeda bukan berarti Anda harus menyudahi sama sekali bersepeda. Tipsnya, coba sesekali Anda berdiri dan mengangkat bokong selama bersepeda, hal ini bisa membantu untuk memulihkan aliran darah ke alat vital Anda. Dengan begitu, setidaknya Anda bisa meminimalisir risiko impoten.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 30/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan