Beberapa waktu belakangan beredar kabar seorang remaja perempuan asal Kalkutta, India, dilaporkan mengalami perdarahan dari kedua matanya, seolah ia menangis darah. Sejumlah kasus air mata darah ini tercatat juga terjadi di beberapa belahan dunia, termasuk di Indonesia. Meski begitu, secara medis, fenomena ini tergolong sebagai salah satu penyakit yang langka.
Fakta seputar kasus menangis darah
Menangis darah, atau haemoclaria, adalah suatu kondisi medis yang bisa menyebabkan seseorang meneteskan air mata darah.
Air mata yang dikeluarkan ketika menangis bervariasi, mulai dari tetesan air mata yang berwarna merah darah hingga darah kental yang mengalir dari dalam mata.
Penyebab pasti dan pengobatan kondisi ini masih belum dapat dipastikan, tapi diketahui memiliki beberapa keterkaitan dengan tanda dan gejala dari penyakit darah atau tumor.
Salah satu kasus pertama haemolacria yang tercatat dalam rekor medis adalah sekitar abad 16, yakni seorang biarawati Italia mengeluhkan perdarahan lewat kedua matanya saat ia sedang menstruasi.
Kemudian, di tahun 1581, seorang dokter menemukan seorang remaja perempuan yang mengeluhkan menangis darah, juga ketika ia sedang menstruasi.
Ilmu pengetahuan modern kini menemukan alasannya. Menurut sebuah studi tahun 1991, haemoclaria okultisme bisa disebabkan oleh menstruasi.
Sekitar 18% wanita subur yang diteliti terbukti memiliki kandungan darah dalam kelenjar air mata mereka.
Sementara itu, probabilitas nangis darah hanya ditemukan sebanyak 7% pada wanita hamil, 8% pada pria, dan tidak ada sama sekali pada wanita pascamenopause.
Berbahayakah jika menangis darah?
Dr. Barrett G. Haik, direktur Universitas Eye Institute Hamilton Tennessee di Memphis, menulis sebuah ulasan medis yang diterbitkan dalam jurnal Ophthalmic Plastic & Reconstructive Surgery mengenai beberapa kasus menangis darah spontan.
Para penulis menyimpulkan bahwa luka sobekan berdarah adalah kejadian klinis yang tidak umum, tapi pada akhirnya akan hilang dengan sendirinya.
Haik menentukan bahwa sepanjang 1992—2003, hanya ada empat kasus haemolacria spontan tanpa penyebab pasti.
Meski begitu, kondisi ini bukanlah kondisi medis yang membahayakan nyawa. Bahkan, rekan sejawat Haik, James Fleming, menyatakan bahwa seiring dengan pertumbuhan, haemolacria bisa hilang dengan sendirinya.
Ia menyebut bahwa frekuensi dan volume perdarahan akan berkurang, mereda, dan berhenti sama sekali seiring bertambahnya usia.
Selain itu, tidak ada kasus kambuhan yang dilaporkan terkait fenomena menangis darah ini.
Apa penyebab menangis darah?
Meski belum diketahui secara pasti, ada beberapa kemungkinan penyebab seseorang mengalami menangis darah, di antaranya sebagai berikut.
1. Konjungtiva
Mengutip NCBI, konjungtiva atau pecahnya pembuluh darah dapat menyebabkan hemolacria (menangis darah).
Pembedahan atau operasi yang melibatkan sayatan atau eksisi konjungtiva juga dapat menyebabkan hemolacria.
Operasi termasuk operasi katarak sayatan kecil, operasi pterigium, operasi juling, scleral buckling, trabeculectomy, pars plana vitrectomy, dan operasi mata lainnya.
Setelah manipulasi folikel konjungtiva di trachoma, mungkin akan terjadi hemolacria.
2. Cedera atau trauma
Cedera pada wajah Anda juga bisa menjadi kemungkinan penyebab kerusakan tulang atau jaringan parut di dekat sistem drainase.
Hal tersebut yang dapat memicu keluarnya air mata darah karena saluran air mata normal terganggu. Cedera atau trauma juga bisa terjadi akibat adanya benda asing yang masuk ke mata.
3. Adanya penyumbatan bawaan
Banyak bayi lahir dengan saluran air mata yang tersumbat. Sistem drainase air mata mungkin tidak sepenuhnya berkembang atau mungkin ada kelainan saluran sehingga keluar darah saat menangis.
Kendati begitu, sejumlah bayi dengan saluran air mata tersumbat bawaan membaik dengan sendirinya dalam beberapa bulan pertama kehidupan.
Kondisi itu juga dapat membaik setelah sistem drainase matang atau membran ekstra yang melibatkan saluran nasolakrimalis terbuka.
4. Penggunaan obat tetes mata
Dalam kasus yang jarang terjadi, penggunaan obat-obatan seperti obat tetes mata dalam jangka panjang dapat menyebabkan menangis darah.
Pasalnya, obat tetes mata yang digunakan untuk mengobati glaukoma mungkin bisa berpotensi memicu penyumbatan pada saluran air mata.
5. Penyebab yang tidak diketahui
Pada beberapa kasus, meskipun telah dilakukan pencarian menyeluruh untuk penyebab okular, sistemik, atau psikiatri, tidak ada etiologi atau sumber yang jelas ditemukan.
[embed-health-tool-ovulation]