Sistem urinaria manusia adalah struktur organ yang berperan dalam menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme dengan cara menghasilkan urine.
Jika fungsi sistem ini bermasalah, limbah dan zat beracun yang tidak dikeluarkan akan menumpuk dan menyebabkan berbagai penyakit urologi.
Lantas, seperti apa anatomi sistem urinaria?
Anatomi sistem urinaria manusia
Sistem urinaria (perkemihan atau urologi) terdiri atas organ ginjal hingga saluran tempat keluarnya kencing yang disebut dengan uretra.
Jika satu atau beberapa dari organ tersebut mengalami masalah, proses pembentukan urine pun ikut terganggu.
Kenali apa saja organ yang bekerja dalam proses pembentukan urine di tubuh manusia melalui penjelasan berikut ini.
1. Ginjal
Ginjal termasuk organ penting dalam sistem urinaria.
Dua organ berbentuk kacang ukuran besar ini terletak di bawah tulang rusuk dekat bagian tengah punggung.
Ada beberapa fungsi ginjal dalam penyaringan zat sisa untuk menghasilkan urine, yaitu:
- membuang limbah dan cairan berlebih dari tubuh,
- menyeimbangkan kadar air dan elektrolit di tubuh,
- melepaskan hormon yang mengontrol produksi sel darah merah, dan
- membantu menjaga kesehatan tulang dengan mengontrol kalsium dan fosfor.
Ginjal nantinya akan mengeluarkan urea dari darah lewat unit penyaringan kecil yang disebut nefron.
Setiap nefron biasanya terdiri atas bola yang dibentuk dari kapiler darah kecil (glomerulus) dan tabung kecil (tubulus ginjal).
Bersamaan dengan air dan limbah lainnya, urea akan membentuk urine saat melewati nefron dan menuju tubulus ginjal.
2. Ureter
Ureter dalam sistem urinaria adalah dua tabung kecil yang bertugas membawa urine dari masing-masing ginjal ke kandung kemih.
Mengutip dari buku Anatomy, Abdomen and Pelvis, Ureter (2021), otot-otot di dinding ureter biasanya akan terus mengencang dan mengendur agar urine turun dari ginjal.
Dinding ureter sendiri memiliki tiga lapisan, yaitu:
- lapisan luar yang terbuat dari jaringan ikat fibrosa,
- bagian tengah yang terbuat dari otot polos, dan
- lapisan dalam yang lembap untuk melindungi permukaan sel.
Setiap 10 – 15 detik, urine dalam jumlah yang sedikit akan dialirkan dari ureter ke kandung kemih.
Jika urine kembali naik atau tidak terhubung ke kandung kemih, sangat mungkin urine akan mengalir ke uretra, vagina, atau prostat.
Hal tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit ginjal maupun infeksi lainnya.
3. Kandung kemih
Kandung kemih merupakan organ berongga pada sistem urinaria yang berbentuk segitiga dan berada di perut bagian bawah.
Organ ini berukuran sebesar jeruk Bali dan ditahan oleh ligamen yang melekat pada organ lain dan tulang panggul.
Dinding kandung kemih juga akan mengendur dan mengencang agar urine dapat tersimpan.
Dua sfingter, yaitu cincin otot yang dapat membuka dan menutup di dasar organ, membantu menahan urine di kandung kemih.
Cincin otot ini akan terus menahan hingga sinyal saraf memerintahkan untuk berkontraksi dan melepaskan urine.
Pada sistem urinaria orang dewasa, kandung kemih biasanya dapat menyimpan hingga 300 – 500 ml urine selama 2 – 5 jam.
Kandung kemih dapat meregang saat terisi dan menyusut kembali saat kosong.
Sementara itu, bayi dan anak kecil mengeluarkan urine secara refleks, hingga mereka dapat mengendalikan sfingter dan menahan urine lebih lama selama toilet training.
Mengingat peranannya yang penting, Anda sebaiknya menjaga kesehatan kandung kemih agar terhindar dari penyakit kandung kemih.
4. Uretra
Urine yang telah diproduksi oleh ginjal yang selanjutnya dipindahkan dari ureter dan kandung kemih. Urine akan dikeluarkan melalui uretra.
Organ saluran kencing ini bertugas menghubungkan kandung kemih ke lubang saluran kemih pada ujung penis atau vagina.
Normalnya, ukuran uretra dapat berbeda, yaitu sekitar 20 cm pada laki-laki dan 4 cm pada perempuan.
Menurut situs Cleveland Clinic, uretra laki-laki akan melewati prostat dan masuk ke penis.
Sementara pada perempuan, uretra terhubung dari kandung kemih dan langsung membuka di bagian vagina.
Jalur kandung kemih dan uretra dilengkapi cincin otot (sfingter) untuk menjaga urine agar tidak bocor.
Jika memiliki kekhawatiran penyakit urologi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter urologi kepercayaan Anda.
[embed-health-tool-bmi]