Definisi operasi hernia
Operasi hernia adalah prosedur medis yang bertujuan mengobati penyakit hernia kronis yang tidak kunjung sembuh dalam waktu yang lama.
Penyakit hernia (turun berok) merupakan kondisi yang terjadi akibat organ atau jaringan tubuh menonjol keluar dari dinding otot yang melindungi.
Normalnya, organ tubuh, terutama pada bagian perut, terlindungi oleh jaringan otot yang kuat. Namun, jaringan otot pada pasien hernia melemah akibat berbagai faktor yang nantinya memicu penyakit hernia.
Hernia termasuk penyakit yang tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Itu sebabnya, dokter akan menganjurkan sejumlah prosedur bedah untuk mengatasi benjolan tersebut, terutama ketika ukurannya semakin membesar.
Jenis operasi hernia
Prosedur bedah untuk mengobati hernia dibagi menjadi dua jenis. Di bawah ini beberapa jenis operasi sebagai cara mengatasi turun berok.
1. Operasi hernia terbuka atau konvensional
Operasi hernia terbuka adalah jenis operasi yang paling sering dilakukan di Indonesia. Umumnya, operasi terbuka dilakukan dengan cara menyayat bagian perut tempat terjadinya turun berok.
Hal ini bertujuan untuk mengembalikan posisi jaringan atau organ yang mencuat dari dinding otot. Proses operasi terbuka ini dibagi menjadi dua tahap, yakni:
- herniorafi, mendorong jaringan atau organ yang mencuat ke posisi semula, dan
- hernioplasti, menutup organ yang mencuat dengan bahan sintetis yang dapat menyatu dengan jaringan tubuh.
Umumnya, orang yang menjalani prosedur pembedahan terbuka dapat langsung pula ke rumah di hari yang sama. Setelah itu, Anda juga harus melewati proses pemulihan pasca operasi sekitar 3 minggu.
2. Operasi hernia laparoskopi
Selain pembedahan terbuka, jenis operasi hernia lainnya yaitu laparoskopi. Prosedur ini memanfaatkan laparoskop, yaitu alat tipis berbentuk teleskop yang dimasukkan ke umbilikus (pusar) melalui sayatan kecil.
Pasien yang menjalani laparoskopi biasanya sudah dibius total, sehingga Anda tidak akan merasakan sakit selama operasi berlangsung. Alat laparoskop nantinya terhubung ke kamera untuk memudahkan dokter melihat bagian dalam tubuh ketika operasi.
Setelah itu, perut akan dipompa dengan gas karbon dioksida (CO2). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan ruang yang memungkinkan dokter melihat organ dalam tubuh. Kemudian, peritoneum (lapisan dalam perut) akan dipotong untuk mendeteksi kelemahan pada dinding perut.
Jaringan lalu dipasang pada bagian dalam untuk menutupi kerusakan pada dinding perut dan memperkokoh organ-organ pencernaan di bagian dalam.
Bila sudah selesai, sayatan kecil pada perut akan ditutup dengan satu atau dua jahitan. Nantinya, sayatan tersebut akan pulih dengan sendirinya.
Persiapan operasi hernia
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum operasi?
Pada dasarnya, persiapan operasi hernia sama seperti prosedur medis pada umumnya. Bila Anda termasuk kelompok orang yang membutuhkan laparoskopi, dokter mungkin akan memeriksa kesehatan secara umum, antara lain:
- riwayat kesehatan,
- pemeriksaan fisik,
- tes darah, dan
- elektrokardiogram (EKG).
Pemeriksaan tersebut dilakukan karena laparoskopi memerlukan obat bius total. Selain itu, Anda juga perlu memberitahu dokter terkait obat yang tengah digunakan demi menghindari komplikasi atau efek samping setelah operasi.
Siapa yang boleh dan tidak boleh menjalani operasi hernia?
Jenis operasi hernia yang akan Anda jalani nantinya tergantung pada kondisi dan kebutuhan. Pasalnya, setiap pasien hernia memiliki pengalaman dan gejala yang berbeda, sehingga penanganannya akan berbeda pula.
Di bawah ini merupakan kelompok pasien yang membutuhkan prosedur hernia yang dibagi berdasarkan jenis operasi.
1. Operasi hernia terbuka
Umumnya, pasien penyakit hernia strangulata, yaitu kondisi organ terjepit suatu jaringan, akan mengalami rasa nyeri yang parah. Hal ini yang membuat dokter merekomendasikan operasi hernia terbuka.
Selain hernia strangulata, pasien hernia inguinalis juga dianjurkan untuk menjalani operasi terbuka ini.
2. Operasi hernia laparoskopi
Sementara itu, operasi hernia laparoskopi tidak diperuntukkan untuk semua pasien. Ada beberapa kelompok pasien yang tidak dianjurkan menjalani prosedur ini, meliputi:
- pasien hernia strangulata,
- memiliki penyakit kelainan darah,
- alergi terhadap obat anestesi,
- tengah minum obat anti penggumpalan darah,
- memiliki riwayat operasi pada perut atau panggul,
- ibu hamil, atau
- pasien dengan hernia yang parah.
Oleh sebab itu, Anda perlu menjalani pemeriksaan medis secara lengkap dahulu dan diskusikan dengan dokter ahli untuk menentukan jenis operasi yang cocok.
Risiko dan efek samping
Apa saja risiko dari prosedur pembedahan hernia?
Meski terbilang aman, operasi hernia tetap berisiko menimbulkan sejumlah komplikasi yang perlu Anda waspadai, yaitu:
- nyeri atau infeksi,
- kekambuhan hernia,
- jaringan parut yang menempel pada jaringan lainnya,
- penyumbatan pada usus besar atau kecil (obstruksi),
- perdarahan,
- fistula ani,
- penumpukan cairan pada tempat pembedahan (seroma), serta
- lubang pada jaringan atau organ sekitar (perforasi).
Apa efek samping prosedur operasi ini?
Setelah menjalani operasi, Anda mungkin juga merasakan sejumlah efek samping yang sedikit mengganggu, yakni:
- nyeri,
- infeksi,
- obstruksi usus, dan
- perforasi usus.
Bila Anda khawatir akan sebuah gejala usai menjalani operasi hernia, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Perlu diingat bahwa menjalani operasi turun berok tidak menjamin bahwa Anda akan terbebas dari turun berok selamanya. Anda masih berisiko mengalami hernia bila tidak berhati-hati.
Selain itu, cari tahu pula bagaimana cara menjalani gaya hidup sebagai pasien hernia, mulai dari pantangan hingga pola makannya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko kekambuhan hernia.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
[embed-health-tool-bmr]