6 Kebiasaan Pemicu Infeksi Saluran Kemih yang Perlu Dihindari
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika bakteri menyerang saluran kencing. Kondisi ini dapat membuat Anda sering ingin pipis, nyeri saat buang air kecil, serta urine keruh dan berbau tajam. Ternyata beberapa kebiasaan sehari-hari bisa memicu infeksi saluran kemih ini.
Simak penjelasannya lebih lanjut sehingga Anda bisa mewaspadai dan menghindari infeksi di saluran kemih.
Kebiasaan apa yang memicu infeksi saluran kemih?
Saat saluran kemih terinfeksi, Anda biasanya merasa ingin buang air kecil terus-menerus. Ini memang merupakan gejala umum ISK.
ISK umum terjadi, tetapi ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko terinfeksi kondisi ini, yaitu menghindari kebiasaan pemicu infeksi.
Di bawah ini adalah beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih.
1. Menyeka vagina dari belakang ke depan
Salah satu jenis bakteri yang umum menyebabkan ISK adalah E.coli. Bakteri ini biasanya terdapat di area anus.
Menyeka vagina Anda dari belakang ke depan setelah buang air kecil bisa membuat bakteri E.coli masuk ke lubang saluran kencing (uretra).
Bahkan lebih penting untuk melakukan ini jika Anda mengalami diare.
Mengalami diare dapat membuat Anda sulit untuk mengontrol buang air besar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran E.coli ke uretra.
2. Kurang minum cairan
Anda sebaiknya memenuhi asupan cairan tubuh sebanyak 8 gelas (2 liter) air sehari.
Pasalnya, cukup minum akan melancarkan buang air kecil sehingga bakteri berbahaya di dalam urine bisa langsung dikeluarkan.
Selain itu, utamakan untuk meminum air putih. Hindari kebiasaan terlalu sering minum alkohol dan minuman berkafein.
Alkohol dan minuman berkafein bisa meningkatkan keasaman urine yang bisa mengiritasi saluran kencing.
3. Menahan kencing
Kebiasaan yang memicu ISK berikutnya adalah menahan kencing, sehingga mendorong pertumbuhan bakteri di saluran kemih.
Cobalah untuk tidak menahan lebih dari 3 – 4 jam untuk buang air kecil, terutama jika Anda tengah hamil.
Kehamilan juga bisa menghambat keluarnya urine sehingga bakteri yang seharusnya dikeluarkan tertahan di kandung kemih.
Pasalnya, janin di dalam rahim bisa menekan kandung kemih. Hal tersebut akan membuat Anda sulit mengeluarkan semua urine di dalam kandung kemih.
4. Tidak buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan intim
Aktivitas seksual meningkatkan kemungkinan terkena ISK, terutama jika Anda seorang wanita.
Pada wanita, bakteri dari luar dapat masuk dengan mudah ke uretra saat berhubungan seks.
Oleh karena itu, biasakan untuk segera buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seks.
Kebiasaan ini untuk membersihkan organ intim dari bakteri yang dapat mengakibatkan ISK.
5. Menggunakan produk kewanitaan berparfum
Vagina secara alami mengandung lebih dari 50 mikroba yang berbeda, banyak di antaranya adalah jenis bakteri yang disebut Lactobacilli.
Bakteri ini membantu menjaga keseimbangan pH vagina agar tetap sehat.
Terbiasa menggunakan produk kewanitaan beraroma, seperti sabun pembersih vagina, dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.
Minyak mandi beraroma, sabun kewanitaan, dan berendam mandi busa juga dapat mengiritasi area intim, kemudian mengganggu ketidakseimbangan bakteri di vagina.
Ketidakseimbangan pH vagina memungkinkan pertumbuhan bakteri berbahaya di sekitar vagina. Bakteri ini bisa masuk ke uretra dan turut menginfeksi saluran kemih.
Hindari menggunakan produk seperti:
pembalut atau tampon beraroma,
bedak beraroma, dan
semprotan deodoran.
6. Kesalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi
Beberapa jenis alat kontrasepsi dapat memicu pertumbuhan berlebih bakteri berbahaya.
Beberapa alat kontrasepsi tersebut di antaranya adalah:
diafragma,
kondom tanpa pelumas,
spermisida, dan
kondom spermisida.
Vagina secara alami mengandung bakteri baik yang membantu menjaga vagina tetap sehat.
Namun, beberapa produk kontrasepsi di atas, dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik ini di vagina.
Ketika ketidakseimbangan terjadi, hal tersebut menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri berbahaya dan meningkatkan risiko ISK.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan alat kontrasepsi saat berhubungan intim.
Dokter dapat memandu Anda memilih alat kontrasepsi lain atau metode alternatif yang tepat untuk mencegah kehamilan.
Ada banyak kebiasaan sehari-hari yang bisa memicu infeksi saluran kemih atau meningkatkan risiko penyebarannya.
Bicaralah dengan dokter tentang cara terbaik untuk mencegah ISK.
Apabila Anda sudah terlanjut mengalami ISK, konsultasikan kepada dokter untuk pengobatan ISK yang tepat.
[embed-health-tool-bmr]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Badran, Y. A., El-Kashef, T. A., Abdelaziz, A. S., & Ali, M. M. (2015). Impact of genital hygiene and sexual activity on urinary tract infection during pregnancy. Urology annals, 7(4), 478–481. https://doi.org/10.4103/0974-7796.157971 (Retraction published Urol Ann. 2019 Jul-Sep;11(3):338).
Grin, P. M., Kowalewska, P. M., Alhazzan, W., & Fox-Robichaud, A. E. (2013). Lactobacillus for preventing recurrent urinary tract infections in women: meta-analysis. The Canadian journal of urology, 20(1), 6607–6614.
6 Things You Should Know about UTIs in Older Adults. (2018). Cleveland Clinic. Retrieved August 10, 2022 from, https://health.clevelandclinic.org/6-things-you-should-know-about-utis-in-older-adults/
Everyday Habits that Cause UTIs. (2020). Northern Inyo Healthcare District. Retrieved August 10, 2022 from, https://www.nih.org/nihd-news/2020/august/everyday-habits-that-cause-utis/
New thinking about urinary tract infections. (2017). Harvard Health Publishing. Retrieved August 10, 2022 from, https://www.health.harvard.edu/bladder-and-bowel/new-thinking-about-urinary-tract-infections
Urinary tract infection (UTI) – Symptoms & causes. (2021). Mayo Clinic. Retrieved August 10, 2022 from, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447
Versi Terbaru
01/09/2022
Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro