backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tak Boleh Sering, Berapa Kali Membersihkan Telinga yang Tepat?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 28/03/2023

Tak Boleh Sering, Berapa Kali Membersihkan Telinga yang Tepat?

Berapa kali Anda membersihkan telinga? Ada yang bilang bahwa telinga harus tetap dijaga kebersihannya, tetapi tak boleh terlalu sering dibersihkan. Membersihkannya terlalu sering justru tak baik untuk kesehatan telinga Anda.

Jadi, harus seberapa sering telinga dibersihkan? Kapan waktu yang tepat untuk merawat telinga? Simak ulasan di bawah ini untuk tahu jawabannya.

Berapa kali perlu membersihkan telinga?

Obat telinga bernanah

Sebenarnya, Anda tetap perlu rutin membersihkan telinga setiap hari, yaitu 1—2 kali sehari. Ini bisa dilakukan saat Anda mandi dan mencuci rambut (keramas).

Melansir Mayo Clinic, tidak ada langkah khusus yang perlu Anda lakukan untuk menjaga kebersihan telinga.

Cukup cuci rambut Anda secara teratur dan keringkan lubang telinga terluarnya secara lembut menggunakan handuk kering.

Anda juga bisa mencampurkan baby oil dengan air bersih atau menggunakan kain basah untuk mengusap area daun telinga Anda.

Namun ingat, membersihkan telinga yang dimaksud hanyalah bagian telinga terluar, bukan bagian dalam telinga atau bahkan sampai mengeluarkan kotoran telinga.

Justru, menurut American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery (AAO–HNS), selama telinga berfungsi dengan baik, Anda tidak perlu mencoba mengeluarkan kotoran telinga di dalamnya.

Kenapa tidak perlu terlalu sering membersihkan telinga?

Kotoran telinga sebaiknya dibiarkan saja selama jumlahnya tak berlebihan. Apalagi, kotoran ini dapat rontok atau keluar dengan sendirinya dari telinga Anda.

Di samping itu, selama jumlahnya tak berlebih, kotoran telinga sebenarnya baik untuk kesehatan indera pendengaran.

Kotoran ini disebut dapat melindungi telinga dari binatang atau benda asing yang masuk ke dalam telinga.

Kotoran bernama serumen ini juga membantu melembapkan kulit saluran telinga serta mencegah telinga terasa kering dan gatal.

Bukan cuma itu, kotoran telinga juga memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat melindungi saluran telinga dari infeksi.

Meski begitu, dr. Rosydiah Rahmawati, Sp.THT-KL(K), konsultan THT di bidang Otologi dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, punya pendapat lain soal berapa kali membersihkan telinga.

Menurutnya, telinga bisa dibersihkan satu kali dalam seminggu jika kotorannya sedikit dan lunak. Pada kondisi ini, cara membersihkan telinga bisa dilakukan secara mandiri dengan tetap berhati-hati.

Tips untuk Anda

Namun, jika kotoran telinga sangat menumpuk hingga menutupi lubang telinga, Anda disarankan untuk membersihkan telinga setiap 6 bulan sekali di dokter THT.

Jadi, berapa kali membersihkan kotoran telinga memang tidak boleh terlalu sering. Anda hanya cukup membersihkan area daun telinga saat mandi atau mencuci rambut Anda.

Apa yang terjadi jika membersihkan kotoran telinga terlalu sering?

Mengeluarkan kapas dari telinga

Membersihkan telinga terlalu sering justru bisa menghilangkan fungsi kotoran telinga dalam melindungi indera pendengaran Anda.

Saluran telinga Anda bisa menjadi kering sehingga timbul rasa gatal hingga tak nyaman. Bukan tak mungkin, infeksi pada telinga juga lebih rentan terjadi.

Bukan cuma itu, efek terlalu sering membersihkan telinga juga bisa timbul akibat cara membersihkan telinga yang kurang tepat.

Cara yang paling sering orang gunakan, yaitu membersihkan telinga pakai cotton bud. Penggunaan cotton bud justru akan semakin mendorong kotoran telinga sehingga malah menyumbat saluran.

Semakin sering telinga dibersihkan dengan cotton bud, kotoran yang terdorong ke dalam berisiko merusak gendang telinga.

Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi, hingga gangguan pendengaran jangka panjang.

Waktu yang tepat membersihkan kotoran telinga

Seperti penjelasan sebelumnya, membersihkan kotoran telinga tak boleh terlalu sering atau bahkan tidak perlu dilakukan selama tak menimbulkan masalah.

Anda hanya cukup rutin membersihkan area daun telinga ketika mandi atau sambil mencuci rambut Anda.

Meski begitu, membersihkan kotoran telinga tidak hanya berpatok pada berapa kali Anda perlu melakukannya.

Ada waktu tertentu yang mengharuskan Anda membersihkan kotoran telinga. Biasanya, kotoran telinga perlu dibersihkan jika menumpuk dan menimbulkan masalah seperti di bawah ini.

  • Telinga terasa sakit, gatal, atau tak nyaman.
  • Sensasi penuh atau seperti perasaan tersumbat di telinga.
  • Telinga seperti berdenging (tinnitus).
  • Gangguan pendengaran.
  • Pusing.

Pada bayi dan balita, menarik-narik telinga bisa menjadi tanda adanya penumpukan kotoran telinga atau masalah telinga lainnya.

Pada kondisi di atas, membersihkan telinga tak boleh dilakukan sembarangan. Anda bisa meminta bantuan dokter spesialis THT untuk membersihkan telinga dengan cara yang lebih aman.

Selain waktu yang tepat membersihkan telinga di atas, Anda juga sebaiknya mencari pertolongan medis jika warna kotoran telinga yang keluar mengandung darah atau nanah kekuningan maupun memiliki tekstur yang lengket atau seperti berkeping-keping.

Dokter akan membersihkan telinga serta melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang terjadi pada telinga Anda.

Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai waktu dan berapa kali Anda harus membersihkan telinga yang tepat.

Jika kotoran telinga yang menumpuk tak dibersihkan

Melansir Harvard Health Publishing, jika tak dibersihkan, saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran dapat menimbulkan rasa sakit, infeksi, hingga masalah pada telinga lainnya.
Jika tersangkut dengan cara tertentu, kotoran telinga dapat menyebabkan batuk dengan merangsang cabang saraf vagus yang memengaruhi telinga bagian luar. Bukan cuma itu, kotoran telinga yang berlebihan juga bisa menyebabkan hilangnya pendengaran.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 28/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan