backup og meta

Othematoma, Mengumpulnya Darah di Daun Telinga Akibat Cedera

Othematoma, Mengumpulnya Darah di Daun Telinga Akibat Cedera

Othematoma termasuk satu dari beragam gangguan telinga yang disebabkan oleh trauma pada telinga. Tak boleh disepelekan, kondisi ini berisiko semakin buruk bila tidak segera ditangani. Seperti apa cirinya dan bagaimana penyakit othematoma diobati? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya!

Apa itu othematoma?

Othematoma, disebut juga dengan hematoma aurikula, adalah gangguan pada telinga yang ditandai dengan kumpulan darah pada bagian daun telinga yang disebut perikondrium.

Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang melakukan olahraga dengan kontak fisik, seperti gulat atau tinju.

Jika tidak didiagnosis dan diatasi, kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan yang bernama telinga kembang kol atau cauliflower ear. 

Telinga kembang kol adalah kondisi kecacatan pada daun telinga dan rongga telinga bagian luar akibat trauma benda tumpul.

telinga sakit saat flu

Apa saja tanda dan gejala othematoma?

Othematoma biasanya terjadi setelah seseorang mengalami cedera di bagian kepala atau leher. Dikutip dari artikel yang dipublikasikan di U.S. National Library of Medicine, gejala othematoma termasuk:

  • nyeri telinga,
  • demam atau menggigil,
  • keluar cairan dari telinga,
  • gangguan pendengaran, hingga
  • pembengkakan telinga.

Segera hubungi dokter jika Anda merasakan gejala-gejala di atas setelah melakukan olahraga, seperti gulat atau tinju, maupun mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.

Apa penyebab othematoma?

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, othematoma biasanya disebabkan oleh trauma.

Trauma yang dimaksud di sini tak selalu soal trauma besar, seperti kecelakaan atau terkena pukulan di daerah kepala atau leher.

Trauma yang menyebabkan othematoma juga bisa termasuk pemasangan anting yang tidak tepat.

Meskipun begitu, kondisi ini memang lebih sering disebabkan oleh trauma dengan kekuatan yang lebih besar.

menolong korban kecelakaan lalu lintas

Selain trauma, sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Oral and Maxillofacial Surgery Cases pada tahun 2015 menunjukkan bahwa penggunaan ponsel pintar juga dapat menyebabkan othematoma.

Penelitian tersebut membeberkan dua kasus pasien yang berusia 32 dan 23 tahun mengalami othematoma. Padahal, keduanya tidak memiliki riwayat trauma.  

Kedua pasien tersebut mengeluhkan gejala hematoma aurikula setelah menggunakan earphone untuk mendengarkan suara dari ponsel pintar mereka selama lebih dari dua jam per hari.

Ini karena othematoma diduga terjadi akibat iritasi fisik berkepanjangan akibat tekanan yang dihasilkan dari pemasangan earphone di telinga.

Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

Dokter akan mendiagnosis hematoma aurikula berdasarkan gejala yang Anda rasakan. Oleh karena itu, dokter mungkin akan menanyakan gejala dan riwayat trauma yang Anda alami.

Selanjutnya, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pemeriksaan-pemeriksaan telinga di bawah ini.

  • Ultrasonografi untuk memeriksa pembengkakan telinga dan menyingkirkan abses.
  • CT scan atau MRI dapat digunakan untuk memeriksa struktur tengah atau dalam jika dokter menduga adanya benda asing atau abses pada telinga.

Bagaimana cara mengatasi othematoma?

Setelah mendiagnosis othematoma, dokter akan menentukan pengobatan yang tepat untuk kondisi Anda.

Pengobatan untuk kondisi ini dapat dilakukan dalam waktu singkat dan Anda tak perlu menginap di rumah sakit.

Cara mengatasi othematoma yang paling umum adalah dengan drainase atau menguras darah yang mengumpul di area daun telinga Anda.

Ada dua metode drainase yang dapat dipilih untuk mengatasi kondisi ini.

  • Insisi, yaitu pembuatan sayatan untuk mengalirkan kumpulan darah yang menimbulkan pembengkakan.
  • Aspirasi jarum, yaitu pengurasan kumpulan darah dengan menggunakan jarum. Metode ini bisa dilakukan jika area pembengkakan kurang dari 2 cm.

Setelah drainase dilakukan, dokter akan menggunakan kasa medis untuk menutup ruang pada daun telinga yang mungkin terisi kembali oleh darah.

Cara menghilangkan bau telinga

Komplikasi prosedur drainase

Tindakan drainase tergolong aman sehingga Anda tidak perlu khawatir tentang risikonya. Namun, beberapa komplikasi ringan dari prosedur drainase mungkin terjadi, di antaranya:

  • sakit di bagian sayatan,
  • penyakit infeksi,
  • alergi,
  • pembentukan luka kecil, dan
  • adanya kumpulan darah lainnya.

Pemulihan

Anda dianjurkan untuk melakukan konsultasi pada dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) atau dokter bedah plastik. Ini untuk mendiskusikan perawatan pasca-drainase yang Anda lalui.

Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan hal-hal di bawah ini.

  • Minum antibiotik dan pereda nyeri sesuai resep dan petunjuk lainnya.
  • Membatasi aktivitas fisik selama 10 hingga 14 hari.
  • Menghindari olahraga kontak selama 1 sampai 2 minggu.

Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda mengalami gejala othematoma atau gejala mengkhawatirkan lainnya. Dokter akan memberikan saran dan solusi terbaik untuk Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Krogmann, R., Jamal, Z., & King, K. (2021). Auricular Hematoma. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531499/

Özel, H., Genç, S., Esen, E., Özdoğan, F., & Selçuk, A. (2015). Auricular hematoma cases caused by mobile phones. Oral And Maxillofacial Surgery Cases, 1(4), 51-52. doi: 10.1016/j.omsc.2015.10.002

EL-AKHIRI M., CHABRAOUI, Y., ALJALIL, A., Maliha TOUATI, M., DAROUASSI, Y., & AMMAR, H. (2021). Management of Othematoma: Case report and review of literature. Saudi Journal of Medicine, 6(1), 17-19. https://doi.org/10.36348/sjm.2021.v06i01.004

Versi Terbaru

29/07/2021

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Perlukah Khawatir Bila Muncul Benjolan di Daun Telinga?

5 Penyebab Telinga Berdarah dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 29/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan