Anda mungkin asing dengan istilah sexual consent, alias persetujuan seksual. Padahal ini adalah hal penting yang perlu diketahui agar Anda terhindar dari upaya kekerasan seksual. Lantas, apa itu sexual consent?
Sekilas soal sexual consent (persetujuan seksual)
Sexual consent adalah persetujuan yang jelas untuk melakukan kegiatan seksual. Segala bentuk aktivitas seks membutuhkan persetujuan antara kedua belah pihak, bahkan jika itu pasangan Anda sendiri.
Aktivitas seksual yang dilakukan tanpa kata sepakat dari salah satu pihak termasuk ke dalam kategori kekerasan seksual. Artinya, kegiatan seks tidak boleh dilakukan berdasarkan paksaan dari salah satu pihak.
Kriteria tercapainya sexual consent (persetujuan seksual)
Setiap orang memiliki batasan pribadi dalam melakukan kegiatan seksual. Sebagai pasangan, cara Anda menghargai batasan tersebut adalah dengan mendapatkan consent atau persetujuan sebelum melakukan kegiatan seksual apa pun.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar Anda dan pasangan mencapai kata sepakat dalam berhubungan seks, yaitu:
- Dilakukan atas keinginan sendiri. Kegiatan seksual tidak boleh dilakukan berdasarkan tekanan, manipulasi, apalagi saat seseorang tidak sadarkan diri.
- Dapat dibatalkan. Setiap orang yang telah setuju untuk melakukan kegiatan seksual dapat membatalkan keinginannya kapan saja.
- Spesifik. Persetujuan untuk satu jenis kegiatan seksual tidak bisa diterapkan pada jenis kegiatan seksual yang lain.
- Memahami situasi. Kegiatan seksual hanya boleh dilakukan jika situasinya sesuai dengan kesepakatan awal.
- Sesuai dengan keinginan. Setiap pihak hanya melakukan apa yang ia inginkan, bukan yang diharapkan pasangan.
Pentingnya persetujuan seks untuk mencegah kekerasan seksual
Sebuah hubungan dibangun dengan rasa percaya, kasih sayang, dan saling menghargai.
Meminta persetujuan sebelum melakukan kegiatan seksual menunjukkan bahwa Anda menghargai pasangan sebagai seorang manusia yang utuh dan hubungan itu sendiri.
Tanpa adanya kata sepakat, kegiatan seksual dalam bentuk apa pun (termasuk mencium, menyentuh organ intim, hingga penetrasi) tergolong ke dalam kekerasan seksual.
Itu sebabnya, dibutuhkan persetujuan seksual untuk melindungi perempuan maupun laki-laki dari kekerasan seksual yang merugikan pihak korban.
Kekerasan seksual merupakan suatu bentuk penindasan terhadap hak dan kehidupan orang lain. Sayangnya, perilaku ini masih sering diartikan secara beragam. Bahkan, masih banyak anggapan keliru yang beredar luas.
Anggapan tersebut di antaranya menyatakan bahwa perkosaan hanya melibatkan penetrasi penis ke dalam vagina, atau laki-laki tidak mungkin mengalami kekerasan seksual. Padahal, laki-laki dan perempuan sama-sama bisa mengalami kekerasan seksual.
Bentuk kekerasan seksual dapat beragam dan bukan hanya berupa hubungan seksual yang melibatkan penetrasi.
Dengan adanya persetujuan seksual, kekerasan dapat dicegah karena kedua belah pihak telah secara sadar menyetujui jenis kegiatan seksual tertentu yang akan dilakukan.
Cara memperoleh sexual consent dari pasangan
Hubungan seks tanpa adanya persetujuan merupakan suatu pemaksaan yang berujung pada tindak kekerasan. Hal ini juga berlaku sekalipun dilakukan di dalam pernikahan.
Meski telah sah di mata hukum, bukan berarti pemerkosaan di dalam perkawinan tidak bisa terjadi. Hal ini dapat terjadi apabila tidak ada sexual consent di antara pasangan.
Itu sebabnya, penting bagi Anda memperoleh persetujuan sebelum melakukan atau melanjutkan kegiatan seksual dengan pasangan.
Meminta persetujuan terkait kegiatan seks mungkin terasa canggung, terutama bila Anda baru saja menikah. Nah, coba hilangkan rasa canggung tersebut dengan menanamkan pemikiran bahwa memang itulah yang seharusnya Anda lakukan.
Hubungan seks antara Anda dan pasangan haruslah didasari keinginan sama-sama mau, agar pasangan merasa dihargai.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk memperoleh sexual consent dari pasangan.
Misalnya, dengan menanyakan bolehkah Anda mengajaknya berhubungan seks, apakah pasangan Anda menyukainya, apakah pasangan Anda sedang tidak lelah, dan lain sebagainya.
Rasa canggung adalah hal yang wajar dan dapat diatasi. Tanamkan pada diri Anda bahwa Anda melakukan ini atas dasar kasih sayang dan rasa menghargai terhadap pasangan.
Seiring waktu berjalan, perbincangan mengenai kegiatan seksual dengan pasangan tidak akan lagi terasa canggung.
[embed-health-tool-ovulation]