Maka dari itu, tubuh bisa memberikan respons seksual dalam bentuk ereksi, ejakulasi, atau keluarnya cairan dari vagina akibat kekerasan seksual yang melibatkan sentuhan atau penetrasi.
Masalahnya, istilah orgasme yang melekat di masyarakat merujuk pada puncak kenikmatan seksual, padahal dari sisi medis orgasme merupakan respons biologis tubuh dan tidak selalu berhubungan dengan rasa puas atau senang.
Seseorang bisa merasakan orgasme, tapi merasa tidak menikmati seks. Persoalan kepuasan ini lebih berkaitan dengan reaksi psikologis.
Jadi, rangsangan orgasme selama perkosaan yang ditunjukkan melalui ejakulasi atau keluarnya cairan vagina bukan menunjukkan kenikmatan seksual. Hal tersebut merupakan respons biologis tubuh terhadap rangsangan atau stimulasi seksual.
Rangsangan seksual sebagai mekanisme pertahanan diri

Reaksi seksual yang ditunjukkan kroba juga bisa dipengaruhi rasa takut. Ciri ketakutan dan rangsangan fisik cuku mirip, misalnya peningkatan denyut jantung, pelepasan hormon adrenalin, dan napas yang berubah cepat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar