backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Efek Sabu sebelum Bercinta, Benarkah Buat Gairah Seks Meningkat?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 26/09/2022

Efek Sabu sebelum Bercinta, Benarkah Buat Gairah Seks Meningkat?

Sabu atau methamphetamine merupakan jenis narkoba yang sering disalahgunakan sebagai obat kuat saat bercinta. Efek sabu sebelum bercinta disebut-sebut dapat meningkatkan gairah seks penggunanya. Benarkah demikian?

Benarkah efek sabu sebelum bercinta tingkatkan gairah seks?

kokain adalah narkoba

Efek sabu sebelum bercinta terbukti dapat meningkatkan gairah seks penggunanya. Namun, peningkatan gairah seks hanya berlangsung dalam jangka pendek.

Dalam studi yang dirilis dalam International Journal of High Risk Behaviors & Addiction, peneliti melakukan wawancara terhadap 35 pria pengguna sabu.

Dari wawancara tersebut, sebagian besar pria mengaku bahwa penggunaan sabu menambah kenikmatan saat bercinta. Methamphetamine juga membuat mereka orgasme lebih lama.

Penelitian lain dalam jurnal Experimental and Clinical Psychopharmacology, juga mendapati hal serupa.

Dalam studi tersebut, peneliti membagi peserta ke dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk mengonsumsi sabu sebanyak 0 mg (plasebo), 20 mg, dan 40 mg sebelum bercinta.

Hasilnya, sabu terbukti meningkatkan gairah seksual. Kelompok peserta yang mengonsumsi 20 mg sabu mengalami peningkatan gairah seksual 2,4 kali lebih tinggi dari kelompok plasebo.

Sementara itu, kelompok yang minum kapsul berisi 40 mg methamphetamine juga merasakan peningkatan gairah seks. Peneliti menyebut, gairah seksual mereka meningkat hingga 3,5 kali.

Dokter spesialis gastroenterologi, Vikram Tarugu, MD, menjelaskan, sabu memang dapat membantu mengatasi masalah seksual. Namun, sifatnya hanya sementara.

Dalam jangka panjang, penggunaan sabu dapat memberikan efek yang merusak. Tidak hanya bagi kehidupan seksual, melainkan juga kesehatan penggunanya secara keseluruhan.

Efek jangka panjang sabu terhadap kesehatan seksual

disfungsi ereksi adalah salah satu efek sabu sebelum bercinta dalam jangka panjang

Efek sabu dalam bercinta memang dapat meningkatkan gairah seksual, tetapi penggunaan jangka panjang berpotensi merusak kesehatan seksual Anda.

Beberapa efek negatif sabu terhadap kesehatan seksual ketika digunakan untuk jangka panjang meliputi:

  • berkurangnya libido,
  • disfungsi ereksi, 
  • ejakulasi lemah, 
  • perilaku seksual berisiko, 
  • mandul atau tidak subur, 
  • turunnya kepuasan saat bercinta, 
  • kesulitan untuk terangsang.

Selain berdampak negatif untuk kesehatan seksual, penggunaan sabu juga bisa merusak hubungan Anda dengan pasangan.

Saat digunakan dalam jangka panjang, methamphetamine dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan iritasi wajah.

Lama kelamaan, efek sabu pada wajah dapat merusak kepercayaan diri. Akibatnya, pasangan bisa saja meninggalkan Anda atau Anda menjadi kesulitan untuk mencari pasangan.

Efek sabu sebelum bercinta juga dapat meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual dan HIV. Temuan ini disampaikan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).

Ditambah lagi, sabu yang dikonsumsi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Penyakit jantung sendiri berkaitan dengan disfungsi ereksi pada pria.

Cara mengatasi kecanduan sabu sebelum bercinta

terapi perilaku kognitif

Banyak orang yang mengalami kecanduan sabu sebelum bercinta karena ingin mendapatkan kepuasan lebih setiap berhubungan seks. Kecanduan ini tentu akan merusak kesehatan Anda.

Berikut sejumlah cara mengatasi kecanduan sabu sebelum bercinta yang bisa dilakukan.

1. Meth withdrawal detox

Meth withdrawal detox merupakan cara mengatasi kecanduan dengan membersihkan tubuh dari sabu. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan cara detoksfikasi.

Setelah detoksifikasi, perawatan tambahan seperti rehabilitasi mungkin diperlukan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan Anda benar-benar bersih dan lepas dari kencanduan sabu.

2. Terapi perilaku kognitif

Dalam pengobatan kecanduan sabu, terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mencegah kekambuhan. Caranya dengan meningkatkan kesadaran pasien bahwa perilakunya berisiko tinggi.

Selain itu, terapis juga akan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi keinginan memakai sabu. Keinginan tersebut nantinya akan dialihkan untuk melakukan aktivitas yang lebih positif.

3. Motivasi insentif

Motivasi insentif dilakukan dengan cara memberikan imbalan ketika Anda berhasil mengatasi kecanduan dengan perilaku positif. Adanya imbalan membuat Anda termotivasi untuk sembuh.

Terlepas dari efek sabu untuk meningkatkan gairah seks, penggunaan methamphetamine sebelum bercinta bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda secara keseluruhan.

Jika Anda mengalami kecanduan terhadap obat satu ini, segera konsultasikan ke dokter. Penanganan sedini mungkin membantu mencegah kondisi Anda bertambah parah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 26/09/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan