backup og meta

Benarkah Kutil Kelamin bisa Kambuh meski Sudah Diobati?

Apakh bisa kambuh kembali?Penyebab kambuhGejalaMencegah kambuh

Kutil kelamin adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Meski sudah menjalani pengobatan dan kutilnya hilang, banyak orang masih khawatir apakah kutil kelamin bisa tumbuh kembali? Mari simak jawabannya dalam artikel berikut ini.

Apakah kutil kelamin bisa tumbuh kembali?

Ya, kutil kelamin yang sudah diobati bisa kambuh kembali. 

Kutil kelamin disebabkan oleh virus HPV, dan sayangnya, pengobatan yang tersedia saat ini hanya mampu menghilangkan kutil yang tampak di permukaan kulit. 

Pengobatan tersebut belum bisa sepenuhnya menghilangkan virus HPV dari dalam tubuh. Virus HPV dapat tetap “bersembunyi” dalam kondisi tidak aktif di dalam tubuh. 

Ketika daya tahan tubuh menurun, misalnya karena stres, kelelahan, atau penyakit lain virus ini bisa aktif kembali dan menyebabkan munculnya kutil kelamin baru.

Salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of Gynecology and Obstetrics menemukan bahwa hampir 30% wanita yang mengalami kutil kelamin mengalami setidaknya satu kali kekambuhan setelah menjalani pengobatan dengan laser karbon dioksida. 

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa lesi yang muncul di banyak area (multifokal) menjadi faktor risiko utama terjadinya kekambuhan. 

Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan jangka panjang dan perlindungan tambahan melalui vaksinasi HPV.

Penyebab kutil kelamin kambuh

Kutil kelamin bisa kambuh setelah diobati karena pengobatan hanya menghilangkan kutil yang tampak, bukan virus penyebabnya. 

Beberapa penyebab kutil kelamin yang menyebabkan kekambuhan antara lain sebagai berikut.

  • Sistem imun yang lemah. Imunitas yang menurun, misalnya akibat stres, kelelahan, kurang tidur, atau penyakit tertentu, membuat tubuh kurang mampu mengendalikan virus HPV yang dorman.
  • Lesi multifokal. Jika kutil muncul di banyak area sekaligus, misalnya di vulva, vagina, anus (pada perempuan), atau di penis (pada laki-laki), peluang kekambuhan lebih tinggi. 
  • Kebiasaan merokok. Merokok diketahui dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko kekambuhan kutil kelamin.
  • Stres berat. Stres berat bisa berdampak negatif pada daya tahan tubuh, yang pada gilirannya memicu reaktivasi virus HPV.
  • Infeksi ulang dari pasangan seksual. Jika pasangan seksual masih terinfeksi HPV dan tidak mendapat pengobatan, risiko tertular kembali dan mengalami kekambuhan akan meningkat.
  • Tidak melakukan vaksinasi HPV. Tanpa vaksinasi, tubuh tidak memiliki perlindungan tambahan terhadap tipe-tipe HPV tertentu yang paling sering menyebabkan kutil kelamin.

Tanda dan gejala kutil kelamin kambuh

penyebab kutil kelamin

Tanda dan gejala kambuhnya kutil kelamin sama dengan gejala kutil kelamin pada umumnya. Berikut ini berbagai gejala jika kutil kelamin kambuh kembali.

  • Muncul benjolan tunggal atau bergerombol di area vagina.
  • Benjolan berbentuk pipih, bulat, atau menyerupai kembang kol.
  • Muncul rasa gatal atau tidak nyaman di area vagina.
  • Adanya sensasi terbakar atau perih apalagi jika kutil mengalami gesekan saat beraktivitas.
  • Ada bagian kulit di area genital yang berubah tekstur, seperti menebal, terasa kasar, atau tampak menonjol.
  • Kambuhnya kutil kelamin tidak selalu terjadi di tempat yang sama. Kutil bisa muncul di lokasi berbeda dari sebelumnya, terutama jika infeksi HPV sudah menyebar lebih luas.

Pada beberapa kasus, kekambuhan bisa terjadi tanpa gejala yang jelas. 

Inilah mengapa pemeriksaan rutin ke dokter sangat penting, terutama bagi orang yang pernah mengalami kutil kelamin.

Cara mencegah kutil kelamin agar tidak kambuh

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kutil kelamin kambuh seperti berikut ini.

  • Lakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi tetap bermanfaat meskipun Anda pernah terkena HPV, karena bisa melindungi dari tipe lain yang belum menyerang tubuh.
  • Gunakan kondom saat berhubungan seksual. Kondom tidak memberikan perlindungan 100% terhadap HPV, tetapi tetap dapat menurunkan risiko penularan.
  • Setia pada satu pasangan. Memiliki banyak pasangan seksual meningkatkan risiko tertular kembali HPV. Hubungan yang monogami dan saling terbuka soal status kesehatan seksual membantu mencegah penularan ulang.
  • Jaga sistem imun tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang kuat membantu mengendalikan virus HPV agar tetap tidak aktif. Caranya konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan olahraga rutin.

Selain itu, pemeriksaan berkala oleh dokter membantu mendeteksi kekambuhan sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul. 

Dokter juga bisa memberikan saran perawatan lanjutan atau imunoterapi bila diperlukan.

Ringkasan

  • Kutil kelamin bisa kambuh meski sudah diobati, karena pengobatan hanya menghilangkan kutil yang tampak, bukan virus HPV penyebabnya.
  • Virus ini bisa tetap “tidur” di dalam tubuh dan aktif kembali saat daya tahan tubuh menurun.
  • Kekambuhan lebih berisiko jika kutil muncul di banyak area (lesi multifokal), sistem imun lemah, stres, merokok, atau tertular ulang dari pasangan.
  • Gejalanya meliputi benjolan di area genital, rasa gatal, perih, hingga perubahan tekstur kulit.
  • Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV, menjaga imun tubuh, setia pada satu pasangan, pakai kondom, dan rutin periksa ke dokter.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Genital Warts: Causes, Symptoms, Treatment & Prevention. (2025). Retrieved 13 May 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4209-genital-warts

Genital warts. (n.d.). Retrieved 13 May 2025, from https://www.healthdirect.gov.au/genital-warts#prevented

Steben, M. (2019). A Very Common Intimate Concern:“Will My Genital Warts Ever Stop Recurring?”. The Journal of Infectious Diseases, 219(5), 682-684.

Leslie, S. W. (2023). Genital Warts. Retrieved 13 May 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441884/

Widschwendter, A., Böttcher, B., Riedl, D., Coban, S., Mutz-Dehbalaie, I., Matteucci Gothe, R., Ciresa-König, A., Marth, C., & Fessler, S. (2019). Recurrence of genitals warts in pre-HPV vaccine era after laser treatment. Archives of gynecology and obstetrics, 300(3), 661–668. https://doi.org/10.1007/s00404-019-05242-5

Human Papillomavirus (HPV) Infection – STI Treatment Guidelines. (2021). Retrieved 13 May 2025, from https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/anogenital-warts.htm

Thomas, R., Steben, M., Greenwald, Z., Stutz, M., Rodier, C., DeAngelis, F., & Rampakakis, E. (2017). Recurrence of human papillomavirus external genital wart infection among high-risk adults in Montréal, Canada. Sexually transmitted diseases, 44(11), 700-706.

Widschwendter, A., Böttcher, B., Riedl, D., Coban, S., Mutz-Dehbalaie, I., Matteucci Gothe, R., … & Fessler, S. (2019). Recurrence of genitals warts in pre-HPV vaccine era after laser treatment. Archives of gynecology and obstetrics, 300, 661-668.

Versi Terbaru

15/05/2025

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa


Artikel Terkait

Virus HPV pada Pria, Kenali Gejala hingga Pencegahan

7 Obat Alami Kutil Kelamin yang Aman dan Minim Efek Samping


Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Diperbarui 15/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan