backup og meta

Seks untuk Pasangan yang Positif HIV Penting Perhatikan Hal Ini

Seks untuk Pasangan yang Positif HIV Penting Perhatikan Hal Ini

HIV merupakan virus yang bisa menular melalui hubungan seksual. Orang yang melakukan seks tanpa pengaman dan sering bergonta-ganti pasangan paling sangat berisiko terinfeksi virus ini. Salah satu cara untuk mencegah penularan adalah dengan menggunakan kondom. Itu sebabnya penting bagi pasangan yang positif HIV menggunakan kondom saat berhubungan seks.

Tidak pakai kondom membuat HIV lebih mudah menular

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang. Caranya dengan menghancurkan sel darah putih yang disebut T-helper atau sel CD4. Orang yang positif HIV dan tidak mendapat perawatan, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin melemah. Lama-lama, virus akan berkembang menjadi AIDS.

Jika sudah memiliki kondisi ini, penyakit lain akan lebih mudah menyerang dan sulit untuk sembuh. Perlu waktu 10 sampai 15 tahun virus ini membuat sistem imun tubuh menjadi rusak parah dan tidak berfungsi sama sekali.  Namun, kecepatan perkembangan virus HIV bervariasi pada setiap orang, tergantung usia dan kesehatan tubuh seseorang.

Salah satu cara penularan virus HIV adalah melalui hubungan seks. Saat melakukan hubungan intim, cairan tubuh yang keluar saat ejakulasi bisa masuk ke dalam tubuh melalui alat kelamin dan juga lubang dubur. Namun juga bisa masuk melalui mulut jika melakukan seks oral. Seks pakai kondom adalah tameng untuk mencegah tubuh terinfeksi virus ini, termasuk ketika seks dilakukan oleh pasangan HIV.

Sebaiknya tetap pakai kondom meski sama-sama positif HIV

hamil meski sudah pakai kondom

Bagi Anda yang sudah aktif melakukan hubungan seksual, melakukan tes darah HIV itu penting. Selain menggunakan kondom, melakukan pemeriksaan tes darah HIV memberikan perlindungan ganda bagi Anda dalam mendeteksi adanya virus HIV. Kemungkinan virus juga akan lebih cepat ditangani setelah terinfeksi.

Nah, bagi pasangan yang positif memiliki HIV, tetap harus memakai kondom saat seks. Dilansir dari The Body, dalam forum tanya jawab, Dr. Robert J. Franscino dari The Roberts James Franscino Aids Foundation menjelaskan bahwa keharusan pakai kondom tetap berlaku bagi pasangan yang sama-sama terinfeksi HIV.

Kenapa? Walaupun sudah terinfeksi, seks pakai kondom bisa mencegah terjadinya infeksi ganda (dual infection) atau infeksi ulang (re-infection) antarpasangan. Bila kedua hal tersebut terjadi, maka HIV yang diderita bisa bertambah parah dan bisa menyebabkan kematian karena sistem kekebalan tubuh semakin lemah.

Bagaimana jika pasangan HIV ingin punya anak?

Memang menggunakan kondom pada saat pasangan HIV berhubungan seks, dapat mencegah kehamilan selain mencegah penularan HIV. Menurut dr. Aritha Herawati, Kepala Bidang Promosi dan Pencegahan, Komisi Penanggulangan AIDS di Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa pasangan positif HIV tetap bisa punya anak.

Asal, sebelum dan selama kehamilan, serta setelah melahirkan sang ibu harus terus mendapat pendampingan.

Pastikan bahwa kedua pasangan mendapatkan pengobatan antiretroviral. Gunanya, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi jumlah virus.

Saat masa ovulasi tiba, suami dan istri dalam kondisi sehat dengan kekebalan tubuh yang tinggi, maka bisa melakukan hubungan seksual tanpa kondom agar pembuahan terjadi.

Jangan sampai wanita yang positif HIV hamil di luar rencana karena bisa virus bisa menular pada anak.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What are HIV and AIDS? https://www.avert.org/about-hiv-aids/what-hiv-aids. Diakses pada 25 Juli 2018.

How Is HIV Transmitted? https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/how-is-hiv-transmitted. Diakses pada 25 Juli 2018.

Condom use by HIV Positive Couple (SUPERINFECTION) (DUAL INFECTION) (CO-INFECTION) (REINFECTION). http://www.thebody.com/Forums/AIDS/SafeSex/Q194829.html. Diakses pada 25 Juli 2018.

 

 

 

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Widya Citra Andini


Artikel Terkait

Kupas Tuntas Pemeriksaan HIV Pada Anak dan Bayi Baru Lahir

Apa Saja Penyebab Demam HIV dan Berbahaya Atau Tidak?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan