Tes antibodi, yang umumnya digunakan untuk mendiagnosis HIV, tidak disarankan untuk dilakukan pada anak. Seperti namanya, tes ini mendeteksi antibodi yang diproduksi tubuh sebagai reaksi terhadap HIV. Pada bayi baru lahir, antibodi milik bayi masih bercampur dengan antibodi milik ibu. Karena alasan ini, tes antibodi bisa memberikan hasil positif bila antibodi ibu pada darah bayi terdeteksi sehingga memberikan hasil positif palsu. Dengan kata lain, hasil yang didapat tidak akurat.
Antibodi maternal (yang diturunkan dari ibu ke anak) ini perlahan-lahan akan hilang, rata-rata di usia anak sekitar 1 sampai 2 tahun. Untuk meminimalkan risiko infeksi HIV, bayi yang baru lahir umumnya diresepkan obat pencegahan (profilaksis) obat antiretroviral untuk jangka waktu 4 sampai 6 minggu.

Lalu, pemeriksaan HIV apa yang dilakukan pada anak bayi dan balita?
Biasanya, untuk pemeriksaan dalam rangka mendeteksi HIV pada anak bayi, dokter akan melakukan tes yang disebut uji polymerase chain reaction (PCR). Tes ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan DNA HIV, atau tes RNA assay, untuk mendeteksi adanya RNA HIV di dalam tubuh anak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar