backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Prosedur Tes Globulin untuk Diagnosis Penyakit

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 05/10/2022

    Mengenal Prosedur Tes Globulin untuk Diagnosis Penyakit

    Tes globulin adalah salah satu pemeriksaan yang cukup sering digunakan dokter untuk mendiagnosis penyakit. Tes ini dilakukan dengan mengukur kadar protein globulin dalam serum darah. Bagaimana prosedurnya?

    Apa itu tes globulin?

    komponen darah tes darah

    Tes globulin adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui kadar globulin dalam darah. Dalam dunia medis, tes ini dikenal dengan sebutan globulin electrophoresis.

    Globulin merupakan sekelompok protein khusus dalam darah. Kelompok protein ini diproduksi di dalam hati oleh sistem kekebalan tubuh.

    Jenisnya terbagi menjadi globulin alfa, beta, dan gamma. Globulin memainkan peranan penting dalam tubuh, mulai dari:

    • fungsi hati dan ginjal, 
    • melawan virus dan infeksi, hingga 
    • membantu proses pembekuan darah.

    Fungsi tes globulin

    Berbagai macam alasan dapat menjadi penyebab dokter merekomendasikan pemeriksaan globulin. Selain keperluan diagnosis, tes ini juga bisa dilakukan untuk skrining dan monitoring.

    Berikut sejumlah fungsi tes globulin.

    • Skrining: dilakukan sebagai bagian tes fisik, tes ini dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dalam tubuh, seperti gangguan hati.
    • Diagnosis: dilakukan untuk diagnosis gangguan pada organ-organ, seperti hati dan ginjal.
    • Monitoring: dilakukan untuk memantau penyakit, apakah membaik atau malah bertambah parah.

    Jenis tes globulin

    tes globulin

    Tes globulin terbagi dalam dua jenis. Jenis tes yang akan diberikan oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan bergantung pada kondisi dan gejala Anda.

    Tes protein total

    Tes protein total dilakukan untuk mengukur kadar globulin jenis alfa dan beta yang meningkat saat terjadi peradangan. Tes ini juga mengukur protein lain yang dihasilkan hati, seperti albumin.

    Biasanya, tes ini dilakukan jika Anda berisiko atau mengidap kerusakan hati. Selain itu, tes protein total juga mungkin akan direkomendasikan dokter jika Anda mengalami gejala seperti:

    • edema (penumpukan cairan) pada perut atau lengan bawah,
    • gatal pada kulit,
    • jaundice atau penyakit kuning,
    • hilangnya nafsu makan,
    • malnutrisi,
    • kelelahan,
    • mual, dan 
    • muntah.

    Elektroforesis protein serum

    Elektroforesis protein serum adalah tes untuk mengukur kadar protein globulin jenis gamma (immunoglobulin) dalam darah. Protein ini membantu sistem imun melawan infeksi.

    Umumnya, elektroforesis protein serum dilakukan untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, antara lain:

    • alergi, 
    • penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis
    • multiple myeloma (kanker sel plasma di sumsum tulang), dan 
    • Waldenstrom macroglobulinemia.

    Apa itu albumin?

    Albumin adalah protein dalam darah yang membawa hormon, vitamin, dan enzim ke seluruh tubuh. Protein ini juga menjaga cairan dalam aliran darah supaya tidak bocor ke jaringan.

    Prosedur tes globulin

    prosedur tes globulin

    Sebelum mengikuti tes, Anda akan diminta untuk berpuasa (tidak makan dan minum) selama 12 jam. Selain itu, riwayat obat yang dikonsumsi juga harus disampaikan sebelum tes.

    Obat-obatan seperti kortikosteroid, insulin, dan pil KB bisa berpengaruh terhadap kadar globulin dalam darah. Anda mungkin akan diminta untuk menghentikan penggunaan obat sebelum tes.

    Berikut prosedur tes globulin yang umum dilakukan.

    1. Petugas kesehatan akan memasangkan tali pengikat pada lengan bagian atas. Ini bertujuan untuk memaksa lebih banyak darah masuk ke pembuluh darah. Tindakan ini juga dapat mempermudah petugas kesehatan dalam mencari pembuluh vena.
    2. Kulit akan bersihkan dengan cairan antiseptik agar steril.
    3. Jarum akan disuntikkan pada pembuluh vena di dalam siku. Biasanya, tindakan ini membuat kulit terasa seperti dicubit.
    4. Proses pengambilan darah dilakukan. Sampel darah kemudian disimpan ke dalam tabung kecil.
    5. Petugas kesehatan akan melepas tali pengikat, lalu mencabut jarum.
    6. Untuk menghentikan pendarahan, lubang bekas suntikan ditekan menggunakan kapas steril dan ditutup dengan plester luka.
    7. Sampel darah akan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan analisis.

    Umumnya, hasil tes akan keluar dalam beberapa hari. Laboratorium akan mengirimkan hasil tes ke penyedia layanan kesehatan atau dokter, kemudian dokter akan menjelaskan hasilnya kepada Anda.

    Cara membaca hasil tes globulin

    Hasil tes globulin diukur menggunakan satuan gram per desiliter (g/dL). Sebagai contoh, jika hasil tes menunjukkan 2 g/dL, itu berarti setiap desiliter darah mengandung dua gram globulin.

    Setiap laboratorium mungkin menggunakan teknik berbeda dalam menentukan hasil. Dokter biasanya meminta tes dilakukan di tempat yang sama agar pemantauan kadar globulin akurat. 

    Hasil pemeriksaan globulin bisa berbeda-beda, tergantung alat yang digunakan. Namun, secara umum, berikut merupakan kadar globulin darah normal menurut Cleveland Clinic.

    • Total protein: 6,3–8,0 g/dL
    • Globulin: 2,0–3,5 g/dL
    • Albumin: 3,9–4,9 g/dL

    Jika kadar globulin melebihi batas normal, kondisi tersebut dapat menjadi pertanda penyakit seperti:

    • penyakit autoimun
    • kanker (myeloma atau Waldenstrom macroglobulinemia),
    • infeksi, dan 
    • peradangan.

    Sementara itu, kadar globulin dalam darah di bawah batas normal dapat menjadi tanda bahwa Anda mengalami gangguan hati atau ginjal.

    Dehidrasi dan kehamilan dapat berpengaruh pada kadar globulin

    Ketika dehidrasi, kadar globulin dalam darah umumnya cenderung meningkat. Kondisi serupa juga terjadi saat hamil, tetapi biasanya akan kembali normal setelah persalinan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 05/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan