backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Spesialis Kedokteran Nuklir, Ini Peran dan Penyakit yang Ditanganinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 07/08/2023

Spesialis Kedokteran Nuklir, Ini Peran dan Penyakit yang Ditanganinya

Spesialis kedokteran nuklir memang tidak umum didengar. Hal ini karena kedokteran nuklir di Indonesia di tahun 2021 baru ada di 17 rumah sakit saja. Padahal dokter nuklir sangat berperan mendiagnosis dan mengobati penyakit yang berkaitan dengan kanker dan tumor. 

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang spesialisasi kedokteran nuklir.

Peran dan penyakit yang ditangani spesialis kedokteran nuklir

Spesialis kedokteran nuklir disebut juga ahli radiologi nuklir adalah dokter spesialis yang menggunakan bahan radioaktif untuk memeriksa, mendiagnosis, dan mengobati suatu penyakit. 

Ketika radioaktif digunakan untuk diagnosis, dokter spesialis nuklir dapat menunjukkan bagaimana organ atau jaringan berfungsi.

Bahan radioaktif ini biasanya disuntikkan ke pembuluh darah, dihirup, atau ditelan oleh pasien.

Kemudian dokter akan menggunakan detektor radiasi untuk melihat reaksi atau pencitraan tentang seberapa baik fungsi organ atau jaringan tersebut.

Prosedur juga dilakukan untuk melihat seberapa jauh keberhasilan terapi.

Saat digunakan untuk pengobatan, radioaktif bertujuan untuk menghilangkan dan menghentikan perkembangan organ atau jaringan yang rusak. 

Ada berbagai penyakit yang dapat didiagnosis melalui pemeriksaan berbasis radioaktif atau tes nuklir.

  • Kanker dan tumor.
  • Limfoma.
  • Penyakit Alzheimer.
  • Demensia.
  • Penyakit jantung.
  • Hipertiroidisme.
  • Penyakit Parkinson.
  • Gangguan saraf.
  • Penyakit kardiovaskular.

Proses pemeriksaan penyakit dengan dokter nuklir

kanker keturunan

Teknik pencitraan yang dilakukan dokter spesialis nuklir lakukan berupa PET (positron emission tomography), atau SPECT (single photon emission tomography).

Kedua pemindaian ini sama-sama dapat memberikan informasi terperinci tentang bagaimana organ tubuh berfungsi.

Proses pemeriksaan SPECT dan PET pun hampir sama. Bedanya, keduanya menggunakan jenis radioaktif yang berbeda.

Agar Anda memiliki gambaran, berikut proses pemeriksaan dengan bantuan senyawa radioaktif.

Sebelum prosedur

Sebelum prosedur Anda akan menerima pelacak yang berbentuk suntikan, pil, dan zat untuk ditelan atau dihirup.

Setelah itu, Anda perlu menunggu beberapa saat agar zat tersebut menyebar ke jaringan atau organ yang sedang didiagnosis.

Selama prosedur

Selama prosedur Anda akan diminta berbaring di atas kasur atau berjalan di atas treadmill.

Kemudian, tenaga medis akan meletakkan kamera di atas tubuh Anda yang akan mengumpulkan informasi dan mendeteksi radiasi dalam organ atau jaringan.

Setelah prosedur

Tenaga medis akan menggunakan informasi tersebut untuk melihat bagaimana organ atau jaringan berfungsi.

Bahan radioaktif yang ada dalam tubuh akan keluar dalam beberapa jam hingga hari, tergantung jenis pelacak yang Anda terima.

Dosis radiasi yang diterima dalam prosedur ini biasanya lebih tinggi daripada prosedur rontgen biasa.

Apa yang terjadi setelah prosedur?

  • Tubuh akan mengeluarkan sedikit radioaktif, tetapi hal ini  tidak berbahaya untuk orang lain.
  • Radioaktif akan hilang seiring berjalannya waktu. Cuci tangan dan minum banyak air untuk membantu hilangkan pancaran radioaktif.
  • Setelah didiagnosis dan pengobatan dimulai, PET dan SPECT dapat menunjukkan seberapa baik pengobatan bekerja.

Jenis-jenis prosedur yang dilakukan dokter nuklir

dokter spesialis paru

Pemindaian digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi dan penyakit medis. Di bawah ini beberapa tes yang umum dilakukan.

  • Pemindaian ginjal: memeriksa ginjal, menemukan kelainan, dan melihat fungsi alirah darah ginjal.
  • Pemindaian tiroid: mengevaluasi fungsi atau massa tiroid. Hal ini dilakukan jika dokter mencurigai adanya penyakit hipertiroidisme.
  • Pemindaian tulang: mengevaluasi setiap perubahan degeneratif pada tulang dan sendi. Deteksi penyakit, penyebab nyeri, atau pembengkakan pada tulang.
  • Pemindaian jantung: identifikasi aliran darah abnormal ke jantung, menentukan tingkat kerusakan otot jantung setelah serangan jantung, dan mengukur fungsi jantung.
  • Pemindaian otak: menyelidiki masalah dalam otak dan sirkulasi darah dari dan ke otak.
  • Pemindaian payudara: sering digunakan dengan prosedur mamografi untuk menemukan sel kanker payudara.

Menurut studi dalam The Journal of Nuclear Medicine, tingkat keamanan prosedur radioaktif yang dilakukan spesialis kedokteran nuklir untuk mendiagnosis relatif aman. 

Hal ini karena tingkat paparan radiasi sama dengan rontgen dan CT-scan. Sedangkan, dibutuhkan jumlah paparan radioaktif yang lebih banyak untuk mengobati suatu penyakit.

Ambil contoh, pemindaian paru menggunakan nuklir membutuhkan 2 millisieverts (mSv). Sementara itu, pengobatan kanker membutuhkan hingga 50.000 mSv.

Memang terdapat efek samping yang mungkin terjadi dari pemindaian radioaktif. Namun, manfaatnya cenderung lebih besar daripada risikonya.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar perawatan menggunakan radioaktif, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 07/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan