Di bumi, kita bisa hidup nyaman berkat perlindungan lapisan atmosfer. Atmosfer berfungsi sebagai selimut penangkal radiasi sinar UV yang berbahaya dari matahari, mengatur suhu planet tempat tinggal kita, dan juga mempertahankan tekanan atmosfer yang baik.
Ini berbeda dengan luar angkasa, di mana segala hal bisa jadi sangat berbahaya. Tanpa atmosfer, luar angkasa adalah sebuah ruang vakum — hampa udara, tekanan, ruangan kosong dari materi.
Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi pada tubuh manusia saat berada di luar angkasa tanpa baju ruang angkasa, tanpa perlindungan pesawat ulang-alik? Apakah benar sedramatis yang ditampilkan di film-film Hollywood? Apakah Anda benar bisa meledak? Apakah ada sedikit saja kesempatan bertahan hidup?
1. Luar angkasa sangat dingin, Anda akan membeku
Luar angkasa adalah lingkungan yang sangat dingin. Temperatur luar angkasa mencapai -270ºC, suhu terdingin yang pernah tercatat — hanya beberapa derajat sedikit lebih tinggi dari keadaan nol mutlak. Jadi, jika suatu saat Anda mendapatkan diri Anda mengambang tanpa arah di ketiadaan tanpa adanya baju ruang angkasa, hanya tinggal menunggu waktu untuk tubuh Anda membeku total.
Di cuaca panas bumi, tubuh manusia menghasilkan keringat sebagai cara alami pendinginan tubuh. Begitu keringat menguap, residu keringat yang menempel di kulit menggunakan energi panas tubuh sehingga menghasilkan efek dingin menyejukkan. Di luar angkasa, proses ini menjadi berkali-kali lipat. Biasanya, kelembapan udara akan sedikit menghambat efek pendinginan tersebut karena akan lebih sulit bagi keringat untuk menguap di udara yang sudah bercampur dengan air. Di ruang hampa udara, tidak ada kelembapan.
Ketiadaan kelembapan akan memungkinkan proses pendinginan ini dipercepat berkali-kali lipat dengan menguapkan setiap cairan tubuh yang terpapar. Mata anda yang berair, mulut yang terlapisi air liur, dan jalur pernapasan yang lembap akan membeku sebagai hasil dari percepatan proses ini.
Akan tetapi, proses ini tidak akan terjadi secepat yang anda pikirkan. Ruang hampa udara menyebabkan perpindahan panas tubuh menjadi sangat lambat, bahkan mungkin hampir tidak ada sama sekali, sehingga sebelum benar-benar membeku, tubuh Anda akan mengalami beberapa proses lainnya terlebih dulu — bahkan beberapa bisa terjadi di saat bersamaan. Pertama, menggelembung layaknya balon.
2. Tanpa perlindungan, tubuh Anda dapat menggelembung luar biasa di ruang angkasa
Saat berada di udara dingin atau dalam air saat di bumi, Anda memiliki kemampuan memproduksi arus “konveksi” yang akan menarik panas dari dalam tubuh, tetapi ruang hampa udara tidak memiliki kemampuan perpindahan panas ini akibat adanya tekanan nol.
Tidak, Anda tidak akan meledak. Hanya karena tubuh terpapar oleh nol tekanan dari ruangan hampa udara, tidak berarti tubuh Anda akan otomatis kehilangan semua kohesi (gaya tarik menarik antar molekul).
Tapi hanya karena Anda tidak akan meledak tidak berarti Anda tidak akan mengembang. Tanpa kehadiran tekanan atmosfer bumi, air yang membentuk 70 persen dari tubuh manusia akan membentuk uap air. Begitu pula dengan nitrogen yang terlarut dalam aliran darah di dekat permukaan kulit Anda akan berkumpul menjadi gelembung-gelembung kecil. Seiring waktu, gelembung ini memperluas diri, menggembungkan tubuh untuk dua kali lipat dari ukuran normal Anda, mulai dari tangan dan kaki hingga menyebar ke seluruh tubuh. Kondisi ini disebut ebullism. Ironisnya, semua organ dalam tubuh dilindungi oleh kulit yang elastis — cukup efektif untuk mencegah tubuh Anda meledak dari dalam begitu saja. Ebullism menyebabkan kerusakan jaringan parah dan aliran darah Anda akan terhambat, namun Anda tidak akan meninggal dengan cepat begitu mengalami kondisi ini.
3. Terbakar akibat paparan langsung sinar matahari
Seharian bermain di pantai tanpa perlindungan tabir surya, sama saja mengekspos diri Anda terhadap luka bakar akibat sengatan matahari. Sekarang, bayangkan jika tubuh ‘telanjang’ Anda terpapar sinar matahari langsung tanpa perlindungan lapisan ozon yang mampu menangkal sinar UV yang paling berbahaya sekalipun. Mengambang di ruang hampa tanpa perlindungan baju astronot akan membakar kulit yang terekspos. Selain itu, melihat matahari langsung akan “menggoreng” retina mata, membuat Anda buta. Bahkan sekalipun Anda bisa selamat, risiko terjangkit kanker kulit akan meningkat berkali-kali lipat.
4. Darah tidak akan mendidih, namun cairan tubuh lainnya bisa
Tekanan di ruangan vakum sangat rendah sehingga titik didih cairan tubuh manusia saat berada di ruang hampa udara akan menurun drastis di bawah suhu normal tubuh (37ºC). Akibatnya, tubuh memulai pembentukan gelembung gas dalam cairan tubuh yang bisa berakibat serius.
Tetapi, darah Anda tidak bisa mendidih akibat hal ini. Kulit manusia yang elastis mampu untuk menjaga temperatur dan tekanan darah dalam tubuh untuk tetap normal (selama beberapa saat) untuk mencegah darah mendidih. Sementara itu, air liur Anda akan mulai mendidih dan membakar lidah Anda.
5. Tercekik akibat hipoksia
Saat berada di ruang vakum, Anda akan benar-benar kekurangan oksigen, tapi tidak dengan cara yang mungkin Anda pikirkan. Kondisi di mana seseorang menderita kekurangan oksigen ekstrem disebut hipoksia. Tanpa tekanan atmosferik bumi, oksigen dalam darah akan menguap dan melarikan diri dari tubuh Anda. Akibatnya, sistem kardiovaskular anda akan gagal bekerja, dan tidak ada darah yang bisa dikirim ke otot dan organ-organ vital lain. Ditambah lagi, efek tercekik ini akan membuat kulit Anda mulai membiru.
Kelaparan akan oksigen, otak Anda akan masuk ke mode shutdown — layaknya laptop — untuk menghemat energi. Manusia bisa akan tetap sadar setidaknya selama 10-15 detik jika mengalami kondisi ini sebelum benar-benar kehilangan kesadaran.
6. Menahan napas di luar angkasa, paru-paru Anda bisa meledak
Satu kesalahan fatal yang bisa Anda lakukan saat tersedot keluar dari pesawat ruang angkasa tanpa perlindungan apapun adalah: memutuskan untuk menarik satu napas terakhir, dalam-dalam, dan menahannya.
Anda mungkin berpikir bahwa cadangan udara satu-satunya yang kini tersimpan di paru-paru Anda bisa menjadi penyelamat. Justru sebaliknya. Katup dan tabung pembentuk tenggorokan tidak didesain untuk menahan udara terhadap kehampaan. Menahan napas di ruang angkas akan menyebabkan ledakan dekompresi di paru-paru Anda — seperti saat penyelam skuba naik ke permukaan laut dengan cepat. Udara dalam paru akan mengembang secara dramatis hingga di luar batas toleransi dinding paru-paru. Singkatnya: paru-paru Anda akan pecah.
Di saat-saat genting seperti ini, hal yang paling bijaksana yang bisa Anda lakukan adalah terus-menerus membuang napas, sebanyak mungkin, untuk menghindari trauma ledakan ini.
Sayangnya, jika Anda mengambang begitu saja di luar angkasa lebih dari dua menit, otak yang sudah terlebih dulu “shutdown” akan diikuti oleh kegagalan fungsi organ dalam lainnya akibat kekurangan oksigen ekstrem. Barulah kemudian Anda akan mati membeku.
BACA JUGA:
- Tersenyum Bisa Bikin Bahagia, Ini Penjelasan Medisnya
- Hipervitaminosis: Apa yang Terjadi Jika Tubuh Kelebihan Vitamin
- Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Anda Begadang
[embed-health-tool-bmi]