Sebagian orang tumbuh besar dengan ASI pada dua tahun pertama kehidupannya. Setelah sekian lama berhenti mengonsumsinya, banyak orang dewasa yang lupa dan penasaran dengan rasa ASI. Pola makan juga memberikan pengaruh yang besar pada rasa yang dihasilkan. Lantas, seperti apa sebenarnya rasa ASI?
Seperti apa rasa ASI?
Umumnya, rasa ASI sebetulnya mirip dengan susu biasa. Deskripsi yang paling banyak beredar adalah rasanya yang menyerupai susu almond, tapi lebih manis. Beberapa anak yang masih mengingat rasanya juga menggambarkan bahwa ASI mirip dengan susu yang diberi tambahan gula.
Namun, ada juga yang mengecap rasa lain seperti mentimun, air gula, es krim yang meleleh, madu, bahkan buah melon.
Rasa manis yang ada dalam ASI ternyata dipengaruhi oleh adanya kandungan laktosa. Laktosa merupakan salah satu bahan utama dalam ASI, kandungan ini ada dalam konsentrasi yang tinggi sehingga membuat rasanya menjadi lebih manis.
ASI juga mengandung lemak yang akan menentukan kekentalannya. Saat baru diperah, ASI keluar dalam bentuk cairan yang lebih berair, tapi semakin sering menyusui tektur ASI perlahan akan menjadi lebih kental dan lebih tinggi kandungan lemaknya.
Meski kebanyakan menjelaskan tak ada perbedaan yang jauh di antara ASI dan susu sapi, tekstur ASI masih lebih ringan dan encer dibandingkan dengan susu sapi. Bahkan ada beberapa ibu yang menggambarkannya seperti air mineral dengan pewarna putih.
Apa saja yang mempengaruhi rasa ASI?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, makanan yang dikonsumsi ibu setiap harinya dapat memberikan pengaruh pada rasa susu yang dihasilkan.
Jika anak belum mulai makan makanan pendamping ASI, ada baiknya perbanyak konsumsi buah terutama untuk ibu menyusui agar anak bisa mengecap rasa dari makanan tersebut. Ketika anak sudah mulai tumbuh besar, anak mungkin akan lebih siap untuk menerima rasa lain dari ASI yang dikonsumsi.
Selain pola makan, terdapat juga faktor-faktor lainnya yang dapat memberikan perubahan rasa atau aroma. Salah satunya adalah perubahan hormon sebagai dampak dari menstruasi atau mulainya masa kehamilan.
Olahraga juga memberikan pengaruh pada rasa ASI. Ketika penumpukkan asam laktat dalam tubuh bercampur dengan air keringat di sekitar payudara yang dihasilkan dari olahraga, tentu efeknya ASI jadi terasa sedikit asin. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengelap payudara dari keringat sebelum mulai menyusui bayi.
Tidak hanya berolahraga, kondisi tertentu seperti mastitis dapat memberikan efek rasa yang asin pada susu, terkadang rasa asinnya juga cenderung kuat. Mastitis adalah peradangan pada payudara. Jika Anda memiliki kondisi ini, pemberian ASI tetaplah aman. Namun, rasa yang berubah mungkin akan membuat bayi enggan untuk diberi ASI.
Bolehkah orang dewasa konsumsi ASI?
Orang dewasa minum ASI sebetulnya boleh saja. Namun, ASI masih bagian dari cairan yang dikeluarkan oleh tubuh, sehingga penting untuk mengetahui bahwa ASI yang diminum berasal dari ibu yang sehat. Beberapa penyakit tertentu seperti HIV dan hepatitis bisa saja ditularkan melalui ASI.
Di sisi lain, ada yang menggunakan ASI sebagai terapi untuk pengobatan kanker. ASI dipercaya memiliki komponen penghancur tumor yang dapat mematikan selnya. Sayangnya, masih sangat sedikit penelitian yang membuktikan bahwa hal ini benar adanya.
Meski demikian, konsumsi ASI baiknya hanya dibatasi untuk bayi. ASI memang memiliki banyak nutrisi, tapi semua itu tak akan memberikan pengaruh pada tubuh orang dewasa yang sehat.
[embed-health-tool-bmi]