Ketika merawat kucing, sebaiknya Anda tidak memperhatikan asupan nutrisi dan kebersihannya saja. Penting juga mengetahui jenis parasit yang bisa hidup dalam tubuh kucing peliharaan Anda. Dengan begitu, Anda dapat mencegah penyakit kucing yang disebabkan oleh parasit.
Jenis parasit yang bisa menyerang kucing
Penyakit kucing yang disebabkan oleh parasit cukup umum terjadi. Parasit ini dapat berupa cacing atau organisme protozoa.
Beberapa parasit bahkan berpotensi menginfeksi manusia. Berikut ini beberapa jenis parasit yang bisa menimbulkan penyakit pada kucing.
1. Kutu
Kutuan sangat umum dialami hewan peliharaan berbulu, termasuk kucing. Kutu yang menyerang kucing biasanya adalah jenis Ctenocephalides felis yang hidup dengan menghisap darah.
Parasit yang satu ini mudah terlihat, biasanya sedang bergerak melintas di antara bulu-bulu kucing. Gigitan kutu membuat kucing sering menggaruk tubuhnya karena gatal dan bisa menimbulkan benjolan merah.
Cara menghilangkan kutu pada kucing adalah dengan memandikan anabul menggunakan sampo antikutu atau memberikan obat tetes kutu.
2. Cacing gelang
Cacing gelang, khususnya spesies Toxascaris leonina dan Toxocara cati, merupakan parasit cacing yang umum ditemukan pada kucing.
Mengutip Cornell Feline Health Center, cacing gelang (roundworms) menginfeksi sekitar 25 – 75% kucing di seluruh dunia dan paling banyak dialami oleh anak kucing.
Jenis parasit ini dapat tumbuh sepanjang 7 – 15 cm dan berbentuk menyerupai mi atau spageti.
Kucing dapat terinfeksi cacing gelang melalui makanan yang telah terkontaminasi oleh feses yang mengandung telur atau cacing. Jenis cacing ini juga dapat menular dari induk kucing ke anaknya melalui air susu.
Anabul yang terinfeksi oleh cacing gelang dapat mengalami gejala berupa bulu kusam, diare, muntah, dan penurunan berat badan.
3. Cacing tambang
Cacing tambang merupakan jenis cacing yang hidup menempel pada lapisan dinding usus kucing dengan memakan darah inangnya.
Jenis cacing tambang yang umum menginfeksi kucing adalah Ancylostoma tubaeforme dan Uncinaria stenocephala.
Ukuran cacing ini cukup kecil sehingga biasanya sulit terlihat pada kotoran kucing yang terinfeksi.
Parasit ini dapat menular pada kucing melalui makanan yang telah terinfeksi oleh telur dan cacing tambang. Jika terinfeksi oleh penyakit ini, kucing dapat mengalami gejala berupa lemas, sesak napas, dan menceret.
Apakah cacing tambang bisa menginfeksi manusia?
4. Cacing pita
Seperti namanya, cacing pita memiliki tubuh berbentuk pipih dan panjang menyerupai pita. Jenis cacing kucing ini hidup di usus dan menyerap nutrisi yang dimakan oleh inangnya.
Kucing biasanya terinfeksi oleh cacing pita karena menelan telur kutu kucing, misalnya ketika kucing menjilat bulunya.
Selain itu, cacing dapat menular ketika kucing memakan hewan pengerat yang telah terinfeksi oleh parasit ini.
Anabul yang terinfeksi oleh parasit ini dapat tidak menunjukkan gejala tertentu. Akan tetapi, cacing pita pada kucing dapat dengan mudah dideteksi melalui feses.
5. Tungau telinga kucing
Tungau atau kutu telinga kucing (ear mites) merupakan parasit yang cukup umum menyerang kucing. Parasit ini hidup di kulit saluran telinga anabul dengan memakan kotoran telinga dan sel kulit mati
Tungau telinga kucing dapat menular pada kucing melalui kontak langsung dengan hewan yang telah terinfeksi. Tungau menyebabkan peradangan hingga infeksi pada telinga kucing.
Kutu telinga kucing dapat dengan cepat berkembang biak. Infeksinya membuat telinga kucing merah, nyeri, dan bau. Kucing juga akan sering menggelengkan kepalanya atau menggaruk-garuk telinga.
6. Toxoplasma
Toxoplasma gondii merupakan salah satu jenis parasit yang banyak menyerang hewan peliharaan, termasuk pada kucing dan anjing.
Kucing dapat terinfeksi oleh parasit ini dengan memakan hewan pengerat seperti burung atau hewan lainnya yang terinfeksi. Selain itu, Toxoplasma dapat menular melalui kotoran kucing lain yang telah terinfeksi.
Manusia juga dapat terinfeksi oleh Toxoplasma dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi feses kucing yang terinfeksi.
Kucing yang terinfeksi bisa tidak mengalami gejala berarti, tapi bisa demam, kehilangan nafsu makan, dan lesu.