backup og meta

Kenapa Minum Kopi Bikin Buang Air Besar?

Kenapa Minum Kopi Bikin Buang Air Besar?

Efek minum kopi lebih dari sekadar bikin mata melek. Kita tahu bahwa kafein dalam kopi bersifat diuretik ringan. Artinya, minum kopi membuat tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak dari biasanya (baca: bolak-balik kencing).

Nah, bagi sebagian orang — lebih tepatnya sekitar 30 persen manusia di muka bumi — minum kopi selalu membuat mereka merasa kebelet buang air besar. Mungkin tampak tidak masuk akal bahwa efek minum kopi, yang dianggap sebagai minuman diuretik (atau membuat dehidrasi), dapat mengakibatkan buang air besar.

Jika Anda salah satu orang yang langganan bolak-balik BAB sebagai efek minum kopi, Anda mungkin bertanya-tanya apa alasan di balik rahasia semesta yang satu ini.

Efek minum kopi pada sistem pencernaan

Menurut para ilmuwan, senyawa kimia dalam kopi dapat merangsang distal usus. Senyawa kimia dalam kopi merangsang kontraksi otot di usus besar yang mirip dengan kontraksi perut yang Anda alami setelah makan — untuk membantu mendorong limbah keluar dari tubuh Anda dengan lebih cepat. Tapi masih belum jelas senyawa kimia mana (dari ratusan bahan kimia aktif dalam kopi) yang bertanggung jawab untuk rangsangan ini.

Kopi juga dapat memicu pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi di dalam perut dan dikenal meningkatkan aktivitas motorik di usus besar, yang akan mempercepat gerakan usus. Karena daerah dari usus besar ini berada paling dekat dengan dubur, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan aktivitas di sana bertanggung jawab untuk efek pencahar dari kopi.

Di samping itu, sifat asam kopi menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan asam empedu dalam tubuh. Hati membuat empedu dan menyimpannya dalam kantung empedu, dan kopi dapat membuat kantung empedu melepaskan empedu ke dalam usus sehingga menyebabkan diare. Bisa jadi, peningkatan keasaman dalam tubuh secara keseluruhan membuat perut membuang limbahnya keluar lebih cepat dari biasanya.

Yang lebih mengejutkannya lagi, efek minum kopi decaf (tanpa kafein) pun sama-sama menunjukkan reaksi kebelet buang air besar. Hal ini menyebabkan para peneliti menyimpulkan bahwa penyebab buang air besar setelah minum kopi bukan berasal dari kafein, tetapi ada zat lain dalam kopi yang bertanggung jawab untuk reputasi minuman hitam pahit ini sebagai obat pencahar.

Ingin BAB setelah minum kopi? Mungkin karena gula dan creamer-nya

Sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam Journal of Human Nutrition dan Dietetics, dilansir dari Live Science menemukan bahwa ketahanan tubuh yang kuat terhadap sifat diuretik kopi sering muncul pada individu yang secara teratur mengonsumsi kopi. Tapi, terlepas dari kopi itu sendiri, jika Anda menambahkan bahan pemanis, produk susu, atau topping non-dairy lain ke dalam cangkir kopi Anda, ini dapat memberikan tekanan tambahan pada sistem pencernaan tubuh.

Pemanis buatan dalam campuran kopi dapat menyebabkan kembung, gas, dan diare. Produk susu seperti susu, whip cream, dan/atau krimer mengandung gula yang disebut laktosa. Laktosa bisa memicu diare dan keluhan pencernaan lainnya bagi orang-orang yang memiliki intoleran laktosa. Bahkan di antara mereka yang tidak memiliki kondisi ini pun, kemampuan untuk mencerna laktosa cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia — yang membuat mereka lebih rentan untuk bolak-balik ke belakang sebagai efek minum kopi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Why Does Coffee Make You Poop? www.livescience.com/45465-why-does-coffee-make-you-poop.html accessed Feb 24 2017

Why Does Coffee Make You Poop?  http://www.huffingtonpost.com/2015/06/11/coffee-laxative-effect-makes-you-poop_n_7546170.html accessed Feb 24 2017

Here’s why coffee makes you poop https://www.washingtonpost.com/news/speaking-of-science/wp/2015/08/10/why-does-coffee-make-you-poop/?utm_term=.638fcec3c2c6 accessed Feb 24 2017

Versi Terbaru

05/07/2021

Ditulis oleh Ajeng Quamila

Ditinjau secara medis oleh dr. Satya Setiadi

Diperbarui oleh: dr. Satya Setiadi


Artikel Terkait

8 Fakta Penting Seputar Buang Air Besar (BAB)

10 Cara Mengatasi Sembelit, Mulai Dari Perawatan Rumahan Hingga Obat-obatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Satya Setiadi

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 05/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan