backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Masalah Kesehatan yang Rentan Muncul Saat Menggunakan Toilet Kotor

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 27/03/2020

    4 Masalah Kesehatan yang Rentan Muncul Saat Menggunakan Toilet Kotor

    Toilet merupakan fasilitas dasar yang harus ada dalam setiap rumah tangga dan tempat umum. Selain tersedia dalam jumlah yang memadai, toilet pun harus cukup bersih, nyaman, dan layak digunakan. Hal ini disebabkan karena toilet yang kotor dapat menimbulkan dampak berupa penyebaran berbagai penyakit.

    Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menikmati fasilitas ini. Seperti apa kondisi toilet di Indonesia dan apa akibat yang ditimbulkan dari toilet yang tak layak? Simak informasi berikut untuk mengetahui ulasan selengkapnya.

    Sekilas tentang kualitas toilet di Indonesia

    terkena penyakit kelamin dari dudukan toilet

    Indonesia berencana mencapai target bebas sanitasi buruk pada tahun 2019. Namun, target ini tampaknya masih jauh panggang dari api mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses terhadap toilet bersih.

    Mengacu data yang dihimpun dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018, baru terdapat 69,27% rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak.

    Angka ini memang meningkat dibandingkan tahun 2017 yaitu sekitar 67,89%. Akan tetapi, angka ini belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan pada tahun 2014 sebesar 75%.

    Provinsi dengan persentase akses sanitasi tertinggi adalah Bali (91,14%) dan DKI Jakarta (90,73%). Sementara yang terendah adalah Papua (33,75%) dan Bengkulu (44,31%).

    Dengan kata lain, kedua provinsi ini masih sangat rentan terhadap dampak kesehatan akibat toilet kotor.

    Pada tempat-tempat umum (TTU), ketersediaan toilet layak pada tahun 2018 mencapai 61,30%. Angka ini telah memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan pada tahun yang sama, yakni sebesar 56%.

    Provinsi dengan persentase TTU tertinggi adalah Jawa Tengah (83,25%) dan Kepulauan Bangka Belitung (80,16%). Sementara itu, provinsi dengan persentase terendah adalah Sulawesi Utara (18,36%) dan Jawa Timur (27,84%).

    Dampak kesehatan akibat toilet kotor

    diare berhari hari

    World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 432.000 kematian terjadi akibat diare setiap tahun.

    Pada tahun 2018, di Indonesia terjadi sekitar 10 kali kejadian luar biasa (KLB) diare dengan jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang.

    Diare hanyalah satu dari beragam dampak kesehatan akibat kualitas sanitasi dan toilet yang buruk. Tanpa fasilitas toilet yang layak, masyarakat Indonesia juga berisiko terjangkit berbagai jenis penyakit menular.

    Berikut berbagai penyakit lain yang dapat muncul akibat penggunaan toilet yang kotor:

    1. Penyakit demam tifoid

    Penyakit demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejalanya yakni diare, mual, muntah, nafsu makan menurun, tidak enak badan, dan ruam.

    Orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih lebih rentan terinfeksi, sebab penyakit demam tifoid menular melalui air yang terkontaminasi feses penderita.

    2. Disentri

    Disentri terjadi akibat infeksi bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolytica pada usus. Gejalanya adalah demam, mual, muntah, dan BAB berdarah.

    Disentri menular dengan cara yang sama seperti demam tifoid. Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan cara selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah menggunakan toilet.

    3. Hepatitis A

    Dampak lain yang bisa muncul dari toilet yang kotor adalah hepatitis A. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus hepatitis A yang menular dari makanan dan minuman terkontaminasi.

    Meski bisa sembuh dengan sendirinya, hepatitis A akan memicu gejala yang mengganggu aktivitas penderita, seperti mual, muntah, dan kulit yang kekuningan.

    4. Kolera

    Kolera adalah infeksi yang menyebabkan seseorang mengalami diare dengan warna pucat seperti air cucian beras.  Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menular melalui air yang terkontaminasi.

    Tanpa penanganan, kolera dapat mengakibatkan dehidrasi parah hingga kematian.

    Indonesia masih harus mengejar ketertinggalan dalam memenuhi target sanitasi. Salah satu caranya dengan menyediakan fasilitas toilet umum yang memadai dan layak pakai.

    Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dengan merawat fasilitas toilet umum yang telah tersedia. Dengan cara ini, masyarakat Indonesia dapat terbebas dari dampak kesehatan akibat toilet yang kotor dan tidak layak.

    Mulailah dengan menjaga kebersihan toilet di rumah Anda demi kesehatan yang lebih baik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 27/03/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan