backup og meta

Penyebab dan Cara Atasi Sesak Napas Setelah Makan

Penyebab dan Cara Atasi Sesak Napas Setelah Makan

Pernahkah Anda merasa tiba-tiba mengalami napas pendek atau sesak napas setelah makan? Gejala napas pendek ini disebut dengan dyspnea. Napas pendek setelah makan bisa menandakan Anda mengalami suatu penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti masalah fungsi jantung atau gangguan pencernaan.

Kondisi yang bisa menyebabkan sesak napas setelah makan

Jika Anda pernah mengalami sesak napas atau napas pendek setelah makan, jangan acuhkan gejala tersebut. Hal itu bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami gangguan kesehatan tertentu. Berikut adalah kondisi medis yang dapat menimbulkan gejala napas pendek setelah makan.

1. Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux (GERD)

GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung. Jika Anda mengalami kenaikan asam lambung yang terjadi satu atau dua kali setiap minggu bisa dibilang Anda memiliki GERD.

GERD bisa terjadi kapan saja dengan gejala sesak napas yang kerap terjadi setelah makan. Normalnya, otot-otot di saluran pencernaan menyempit untuk menahan makanan di perut setelah makan. Namun pada penderita GERD, otot-otot ini tidak menutup sepenuhnya.

Alhasil, asam lambung dan makanan yang telah ditelan naik sebagian ke kerongkongan. Asam lambung yang naik ini memicu refleks saraf yang membuat saluran udara menyempit demi mencegah asam keluar. Hal ini kemudian menyebabkan gejala sesak napas.

2. Aritmia

Aritmia adalah masalah yang terjadi pada jantung yang ditandai oleh detak atau ritme jantung tidak normal. Bisa jadi detak jantung terlalu cepat, pelan, atau bahkan tidak teratur sama sekali.

Menurut American Heart Association, kondisi medis ini sering kali menimbulkan gejala napas pendek sesaat setelah makan. Jika Anda mengalami hal ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan medis.

Orang yang mengalami aritmia bisa jadi harus melakukan pengobatan lebih lanjut. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah gangguan fungsi jantung yang lebih parah.

[embed-health-tool-bmr]

3. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan timbulnya rasa takut, paranoid, atau panik yang berlebihan. Sesak adalah salah satu gejala yang sering dialami oleh orang yang memiliki gangguan ini.

Tubuh orang yang memiliki gangguan kecemasan akan selalu berada pada mode fight-or-flight. Mereka selalu merasa ada bahaya yang mengintai, sehingga tubuh memunculkan respons untuk bersiap-siap menghadapi bahaya tersebut.

Pada saat tersebut, tubuh mencoba untuk mendapatkan lebih banyak oksigen ke otot-otot tubuh, membuat pernapasan lebih cepat dan terasa sesak. Hal ini bisa terus terbawa ketika Anda makan.

4. Alergi makanan

Jika Anda alergi makanan tertentu, Anda mungkin akan menghadapi gejala sesak napas jika tak sengaja mengonsumsi makanan yang mengandung alergen. Alergi akan menyebabkan gejala seperti tenggorokan bengkak, jantung berdebar, pusing, kulit gatal dan kemerahan, serta napas pendek.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala tersebut setelah makan sesuatu, sebaiknya Anda segera pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi kesehatan.

Beberapa hal yang mungkin membuat Anda berisiko mengalami alergi makanan yaitu riwayat keluarga, usia (kebanyakan terjadi pada anak-anak), dan memiliki alergi terhadap hal lain.

5. PPOK

Sesak napas setelah makan juga kerap dialami oleh para penderita PPOK (penyakit paru obstruktif kronis). PPOK adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan dan peradangan pada saluran napas, membuat penderitanya lebih susah bernapas.

Saat makan dalam porsi yang besar, tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mencernanya. Hal ini bisa memberikan banyak tekanan pada dada dan diafragma.

PPOK membuat paru-paru lebih sulit memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru. Karena itu, udara yang terperangkap mengambil lebih banyak ruang di dada. Bila perut terisi, paru-paru bisa terdorong dan menimbulkan sesak napas.

Bagaimana cara mencegah sesak napas setelah makan?

Kebiasaan makan Anda bisa jadi memperparah kondisi kesehatan Anda. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah timbulnya gejala napas pendek setelah makan.

1. Makan dan kunyah makanan dengan perlahan

Mungkin banyak orang yang sering kali mengacuhkan cara mengunyah makanan. Semakin cepat Anda mengunyah dan menelan makanan, maka akan semakin susah Anda bernapas.

Cobalah untuk makan dengan pelan-pelan dan atur napas Anda dengan baik selama mengonsumsi makanan.

2. Memilih makanan yang mudah untuk dikunyah

Makanan bertekstur keras membuat Anda susah untuk mengunyahnya. Hal ini juga meningkatkan risiko sesak napas.

Oleh karena itu, pilihlah makanan yang lebih mudah dikunyah dan dicerna supaya tubuh tidak mengeluarkan lebih banyak energi.

3. Makan dengan sikap duduk yang tegak

Posisi tubuh saat makan tentu akan memengaruhi pernapasan Anda ketika makan. Coba untuk duduk dengan posisi tubuh yang tegak agar terhindar dari gejala sesak napas.

4. Hindari makanan yang mengandung banyak garam

Makanan yang tinggi kandungan garam dapat membuat tubuh menahan lebih banyak cairan, sehingga membuat Anda merasa kembung. Hal ini juga bisa meningkatkan beban kerja pada jantung.

Oleh karena itu, kurangi makanan dengan garam yang tinggi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Asthma and Gastroesophageal Reflux Disease. (n.d.). Asthma and Allergy Foundation America. Retrieved 5 January 2022, from http://asthmaandallergies.org/asthma-allergies/asthma-and-gastroesophageal-reflux-disease/

Food Allergies. (n.d.). American College of Allergy, Asthma, and Immunology. Retrieved 5 January 2022, from https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/

Gastroesophageal reflux disease. (2017). Medlineplus. Retrieved 5 January 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000265.htm

Short of Breath After Eating. (n.d.). COPD Foundation. Retrieved 5 January 2022, from https://www.copdfoundation.org/COPD360social/Community/COPD-Digest/Article/222/Short-of-Breath-After-Eating.aspx

 

 

Versi Terbaru

17/01/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengulik Manfaat Humidifier untuk Pengidap Asma

7 Cara Ampuh Mengatur Napas Saat Berlari agar Tidak Cepat Ngos-ngosan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 17/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan