Faktor individu yang dimaksud adalah kerentanan genetik yang dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sementara faktor lingkungan melingkupi pola makan yang tidak sehat, stres psikologis, sampai intensitas bekerja yang berlebihan juga dapat memicu munculnya penyakit ini pada individu yang rentan.
Apakah penyakit autoimun dapat disembuhkan?

Pada dasarnya penyakit yang mengganggu kekebalan tubuh ini tidak dapat disembuhkan sama seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) ataupun penyakit kencing manis (diabetes). Namun penyakit ini dapat dikontrol dengan baik.
Jika terkontrol dengan baik, maka penderita autoimun akan tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari laiknya orang normal yang sehat. Pengidap penyakit ini bisa mengontrol penyakitnya dengan usaha dan ketelatenan dalam meminum obat secara teratur, pola makan yang sehat, dan olahraga yang cukup.
Jenis gangguan autoimun

Penyakit autoimun memiliki jenis yang sangat banyak hingga mencapai 100 jenis. Namun, jenis yang cukup sering ditemui antara lain lupus eritematosus sistemik, sindrom Sjögren, anemia hemolitik autoimun, reumatoid artritis, skleroderma, dan sebagainya.
Salah satu penyakit autoimun yang memiliki jumlah kasus yang cukup banyak adalah lupus eritematosus sistemik. Penyakit ini umumnya menyerang perempuan usia muda dan menimbulkan gejala multi organ.
Penyakit lain yang cukup sering ditemukan adalah reumatoid artritis yang umumnya menyerang wanita. Gejala-gejala yang timbul biasanya menyerang sendi-sendi, baik sendi besar maupun sendi kecil, seperti bengkak dan nyeri pada sendi.
Penyakit ini juga dapat menyerang anak-anak dengan jenis yang paling sering ditemukan adalah juvenile idiopathic arthritis (JIA). JIA menyerang sendi pada anak dengan gejala nyeri dan bengkak pada lebih dari satu sendi, baik sendi besar maupun kecil.
Penyakit autoimun lain yang dapat menyerang anak adalah idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP). ITP menyerang sel-sel keping darah (trombosit) pada tubuh anak dan menyebabkan penurunan jumlah trombosit. Pada kondisi berat, penyakit ini dapat menyebabkan timbulnya pendarahan, seperti mudah lebam dan gusi berdarah.
Jika penyakit ini dikontrol dengan baik, maka tidak akan timbul kondisi yang berbahaya. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika penyakit ini tidak dikontrol dan flare (kambuh) yang dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi.
Sebagai contoh, kondisi kambuh pada penyakit lupus dapat menyebabkan kerusakan otak, penurunan kesadaran, hingga menimbulkan kejang-kejang. Kambuhnya gangguan autoimun yang menyerang ginjal dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal berat sampai keharusan cuci darah. Sementara jika terkena jantung maka dapat menyebabkan gangguan pompa jantung.
Pengaruhnya terhadap tubuh

Penyakit autoimun memiliki banyak dampak terhadap tubuh tergantung dari organ mana yang terkena. Jika penyakit autoimun menyerang sistem darah, maka dampaknya dapat menyebabkan mudah lelah, mudah terkena infeksi, sampai mudah mengalami perdarahan.
Jika penyakit ini menyerang kulit maka dapat timbul ruam, seperti pada lupus yang menimbulkan ruam di wajah yang berbentuk serupa kupu-kupu. Jika ia menyerang sendi, maka timbul bengkak dan rasa nyeri pada sendi. Jika menyerang ginjal, maka dapat menimbulkan kebocoran ginjal dan pada waktu lama dapat menyebabkan gagal ginjal kronis atau penurunan fungsi ginjal yang berat.
Penanganan penyakit autoimun

Penegakan diagnosa pada penderita autoimun seringkali cukup sulit sehingga perlu ditangani dokter spesialis yang ahli dalam bidang autoimun.
Setelah diagnosis ditegakkan, pasien harus menjalani pola hidup sehat, asupan gizi seimbang, mengurangi stres, olahraga teratur, mengonsumsi obat secara teratur, dan kontrol rutin ke dokter.
Penyakit autoimun pada dasarnya tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan baik sama seperti diabetes ataupun hipertensi di mana penderitanya juga dapat hidup sehat laiknya orang normal.