backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Syok Neurogenik

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 15/09/2022

Syok Neurogenik

Aliran darah pada tubuh bisa terganggu akibat adanya kerusakan pada sistem saraf. Kondisi ini disebut dengan syok neurogenik. Tak bisa disepelekan, syok neurogenik termasuk kondisi gawat darurat dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Apa itu syok neurogenik?

pingsan atau syncope adalah

Syok neurogenik atau neurogenic shock adalah suatu kondisi gawat darurat yang terjadi ketika darah tidak dapat mengalir secara normal ke jaringan tubuh karena adanya kerusakan pada sistem saraf.

Syok neurogenik, atau dikenal sebagai syok vasogenik. biasanya terjadi setelah cedera tulang belakang. 

Studi memperkirakan bahwa 19—31% orang dengan cedera tulang belakang dapat mengalami neurogenic shock.

Melansir dari jurnal StatPearls, sekitar 8.000 hingga 10.000 orang di Amerika setiap tahun menderita cedera tulang belakang, sebagian besar karena kecelakaan mobil dan jatuh.

Cedera tersebut dapat mengganggu kemampuan sistem saraf simpatik yang mengontrol pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah.

Bila sistem saraf simpatik tidak berfungsi dengan baik, tekanan darah tubuh dapat turun dengan cepat secara tiba-tiba, menyebabkan sirkulasi darah yang buruk ke seluruh tubuh.

Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.

Bila dibiarkan, syok neurogenik bisa berakibat fatal, sehingga pemeriksaan dini dan penanganan yang cepat sangat diperlukan.

Apa penyebab syok neurogenik?

Syok neurogenik dapat timbul akibat adanya gangguan pada fungsi sistem saraf simpatis yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf.

Sistem saraf simpatik berfungsi mengatur tekanan darah, denyut jantung, aliran darah, dan pelebaran saluran pernapasan.

Gangguan pada saraf simpatis menyebabkan pembuluh darah melebar dan tidak mampu mendorong aliran darah secara lancar ke seluruh tubuh.

Akibatnya, terjadi penurunan tekanan darah, sehingga aliran darah ke sel, organ, dan jaringan lainnya menjadi terhambat. 

Kerusakan pada sistem saraf penyebab syok neurogenik paling sering terjadi akibat cedera atau trauma pada saraf tulang belakang. 

Ada dua jenis cedera tulang belakang yang menghasilkan syok neurogenik, yaitu sebagai berikut.

  • Cedera saraf tulang belakang primer, yaitu kerusakan yang berkembang segera setelah cedera.
  • Cedera saraf tulang belakang sekunder, yaitu kerusakan yang terjadi akibat kondisi lain (misalnya, hipotensi, hipoksemia, dan peradangan) dan biasanya berkembang beberapa jam atau hari setelah terjadinya cedera.

Cedera tersebut dapat berasal dari luka tembak, kecelakaan berkendara, atau cedera yang dialami saat berolahraga.

Namun, bukan hanya itu, neurogenic shock juga bisa diakibatkan oleh berbagai gangguan dan penyakit lainnya, termasuk: 

  • penggunaan obat-obatan yang mengganggu fungsi saraf simpatik,
  • kekurangan oksigen di otak, seperti stroke,
  • perdarahan subaraknoid, dan
  • meningitis (radang selaput otak).

Pada kasus yang lebih jarang, syok neurogenik terkadang bisa terjadi akibat racun pada sistem saraf otonom, hernia otak, Sindrom Guillain-Barré, kejang epilepsi, dan mielitis transversa.

Neurogenic shock juga dapat terjadi selama prosedur di dekat tulang belakang, seperti operasi atau pemberian anestesi spinal. 

Apa saja gejala syok neurogenik?

ciri sakit kepala karena kolesterol tinggi

Saat saraf simpatik tidak berfungsi dengan baik, darah tidak dapat mengalir secara lancar ke seluruh tubuh.

Akibatnya, syok neurogenik dapat ditandai dengan penurunan tanda-tanda vital yang meliputi berikut ini. 

1. Penurunan tekanan darah

Pada neurogenic shock, tekanan sistol darah bisa turun hingga mencapai <100 mmHg.

Ini karena darah tidak dapat mengalir dengan lancar seperti biasanya akibat otot pembuluh darah tidak mampu berfungsi dengan baik. 

Tanpa aliran darah yang mengandung oksigen, organ di dalam tubuh bisa kekurangan oksigen, sehingga berisiko menyebabkan kematian jaringan.

2. Penurunan denyut jantung

Penurunan denyut jantung atau bradikardia juga bisa terjadi akibat terhambatnya aliran darah. Pada kondisi ini, denyut nadi kurang dari 60 kali per menit. 

Kurangnya denyut jantung juga bisa membuat aliran darah bertambah lambat.

3. Penurunan suhu tubuh

Kemampuan tubuh dalam mengatur suhu tubuh dipengaruhi oleh aliran darah. Saat aliran darah tidak lancar, suhu tubuh bisa turun dengan cepat.

Penurunan terjadi saat suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat Celsius.

Selain kondisi tersebut, gejala lainnya juga bisa menyertai, di antaranya sebagai berikut.

  • Pusing.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sering melamun.
  • Pingsan.
  • Keringat berlebih.
  • Rasa gelisah.
  • Kulit pucat.

Dalam kondisi yang lebih parah, penderita syok neurogenik juga dapat mengalami gejala lain, seperti berikut ini. 

  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Tubuh terasa lemah. 
  • Bibir dan jari membiru (sianosis). 
  • Denyut nadi sulit diraba.
  • Kedinginan atau menggigil. 

Bagaimana cara mendiagnosis syok neurogenik?

puasa sebelum periksa kesehatan

Syok neurogenik adalah kondisi darurat yang membutuhkan perawatan segera untuk mencegah akibat yang fatal.

Oleh karena itu, diagnosis biasanya perlu dilakukan secara cepat. Pemeriksaan akan diawali dengan menanyakan riwayat kejadian dan dilanjutkan dengan memeriksa tanda-tanda vital. 

Setelah pemeriksaan, penanganan darurat bisa dilakukan hingga kondisi mulai stabil.

Setelah kondisi stabil, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab neurogenic shock, yang dapat meliputi berikut ini. 

  • CT scan, untuk memeriksa kondisi tulang belakang dan mendeteksi perdarahan atau kerusakan lainnya. 
  • MRI, untuk melihat kondisi saraf tulang belakang atau otak untuk mendeteksi adanya kelainan. 

Bagaimana cara mengobati syok neurogenik?

Untuk mencegah syok neurogenik bertambah parah, penanganan darurat perlu segera dilakukan.

Dokter umumnya akan mulai pengobatan dengan membatasi perubahan posisi tubuh pasien. Ini berfungsi untuk mencegah kerusakan pada sistem saraf bertambah parah.

Jika diperlukan, dokter dapat melakukan beberapa tindakan untuk membuat tanda vital kembali stabil, di antaranya sebagai berikut. 

  • Memberikan obat penyempitan pembuluh darah seperti dopamin, norepinefrin, epinefrin, dan vasopresin bersama dengan cairan infus untuk meningkatkan tekanan darah.
  • Memasang alat bantu pernapasan dan memberikan oksigen tambahan. 
  • Meningkatkan detak jantung menggunakan obat atropin. 

Saat kondisi tubuh telah stabil, perwatan lainnya mungkin juga akan di lakukan untuk mendukung fungsi jantung dan saraf, termasuk:

  • mengangkat kepala tempat tidur,
  • melatih gerak tubuh bagian bawah,
  • berolahraga,
  • pemantauan tekanan darah, dan
  • meredakan kecemasan yang mungkin timbul.

Setelah diketahui penyebab syok neurogenik, lebih banyak perawatan akan diberikan.

Operasi tulang belakang akan dilakukan untuk mengembalikan kerusakan pada saraf tulang belakang yang terluka pada syok neurogenik yang disebabkan oleh trauma tulang belakang.

Adakah komplikasi syok neurogenik?

Syok neurogenik bisa menyebabkan hipotensi parah yang perlu ditangani dengan obat vasopresor dan dapat berlangsung selama 5 minggu pasca-cedera.

Pada kondisi yang lebih parah, neurogenic shock juga bisa menyebabkan organ dan jaringan tubuh kekurangan pasokan oksigen.

Hal ini berisiko menyebabkan kerusakan permanen pada organ dan jaringan tersebut. Jika terjadi secara bersamaan pada beberapa organ, kondisi ini bisa menyebakan kematian.

Kapan Anda harus ke dokter?

Jika Anda mengalami salah satu gejala syok neurogenik yang disebutkan di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

Jangan menunggu hingga gejala bertambah parah atau berharap gejala akan sembuh sendiri karena bisa berakibat fatal. Kondisi ini termasuk keadaan darurat medis, sehingga perlu ditangani sedini mungkin.

Kesimpulan

Penyebab paling sering dari syok neurogenik adalah cedera tulang belakang, yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami cedera punggung atau leher, seperti setelah jatuh atau kecelakaan mobil. Jika korban tidak bernapas, batuk, atau bergerak, jangan menggerakan atau memindahkan tubuhnya, kecuali memang dibutuhkan atau dilakukan oleh ahli. Jika perlu, tutupi orang tersebut dengan kain untuk mencegah kedinginan. Jangan berikan korban makan atau minum apa pun.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 15/09/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan