backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

5 Penyebab Paha Mati Rasa yang Sebaiknya Tidak Dianggap Sepele

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 06/06/2024

5 Penyebab Paha Mati Rasa yang Sebaiknya Tidak Dianggap Sepele

Anda mungkin beberapa kali mengalami paha mati rasa, tapi sering Anda abaikan karena menganggap hal ini wajar. Ya, mati rasa bisa saja terjadi akibat Anda terlalu lama bertumpu atau tidak menggerakkan bagian tubuh tersebut dalam waktu yang agak lama. 

Jadi, aliran darah tidak lancar dan akhirnya baal. Meski begitu, sebaiknya kondisi ini jangan diremehkan. Sebab, hal ini bisa saja tanda dari kondisi medis tertentu yang serius dan butuh penanganan. Lalu, apa saja penyebab mati rasa pada paha? Berikut penjelasannya.

Berbagai penyebab paha mati rasa

cara memutihkan selangkangan

Paha yang mati rasa bisa saja membuat Anda mengalami lemah otot dan memengaruhi fungsi kaki Anda secara keseluruhan.

Anda juga biasanya akan mengalami berbagai gejala lainnya pada paha, seperti terasa terbakar, peka terhadap sentuhan, dan kesemutan atau kebas.

Lantas, apa penyebabnya? Berikut ini adalah berbagai penyebab paha mati rasa yang perlu Anda ketahui.

1. Meralgia paraesthetica

Meralgia paresthetica adalah penyebab paling umum dari paha yang mati rasa. Selain gejala tersebut, kondisi ini sering ditandai dengan kesemutan dan rasa sakit serta terbakar di paha bagian luar. 

Hal ini terjadi karena saraf mengalami penekanan hingga akhirnya memberikan sensasi tersebut ke permukaan kulit paha Anda.

Biasanya kondisi ini disebabkan oleh kegemukan, kehamilan, penyakit seperti diabetes, atau pakaian yang ketat.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa dihilangkan dengan cara memakai pakaian yang lebih longgar. Namun, dokter mungkin juga akan merekomendasikan obat dan pembedahan jika kondisi ini bertahan dalam waktu yang cukup lama.

2. Neuropati femoralis

Saraf femoralis adalah bagian saraf yang memberikan sensasi ke bagian depan paha atau sebagian kaki bagian bawah.

Neuropati femoralis adalah kondisi saat saraf paha rusak hingga tidak bisa menggerakkan bagian tersebut. Kondisi ini biasanya terjadi akibat cedera atau tekanan berkepanjangan pada saraf.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini membuat paha mati rasa, bahkan hingga terasa ke bagian kaki bawah.

Sebagian besar kondisi ini akan hilang tanpa perawatan khusus, tetapi sebagian lainnya membutuhkan obat-obatan dan terapi fisik.

3. Otot tegang

Otot yang menegang akibat cedera atau olahraga dapat membuat Anda mengalami nyeri atau mati rasa di bagian paha.

Kondisi ini bukan termasuk kondisi serius, sehingga bisa diatasi dengan peregangan dan istirahat yang cukup.

Jika kondisi paha masih terasa tidak nyaman, maka jangan memaksakan diri untuk melakukan aktivitas seperti biasa hingga terasa membaik.

Namun jika kondisinya tak kunjung membaik, maka Anda bisa memeriksakannya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

4. Sciatica

Sciatica adalah kondisi saat jalur saraf sciatic mengalami peradangan. Saraf sciatic merupakan saraf yang bercabang dari punggung bawah, pinggul, pantat, hingga kaki. 

Melansir Mayo Clinic, biasanya kondisi ini paling sering terjadi saat Anda mengalami herniated disk atau saraf kejepit, yang ditandai dengan rasa nyeri dari tulang belakang bawah hingga kaki. 

Akibatnya, Anda akan merasa kesulitan untuk bangun dan berjalan. Rasa sakit yang dirasakan tiap orang juga berbeda, mulai dari nyeri ringan hingga sensasi terbakar yang tajam.

Terkadang, rasa sakit ini juga terasa seperti sentakan atau sengatan listrik. Kondisinya akan semakin buruk saat Anda duduk terlalu lama, batuk, dan juga bersin.

5. Neuropati diabetik

Diabetes bisa memicu kerusakan pada saraf. Kondisi ini disebut dengan neuropati diabetik. Kadar gula darah yang tinggi saat diabetes bisa merusak saraf tubuh dan membuatnya mati rasa.

Kondisi ini biasanya dirasakan di bagian kaki terlebih dahulu hingga akhirnya menyebar ke tangan dan area lain di tubuh.

Sebenarnya kondisi bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Pasalnya, neuropati diabetik merupakan komplikasi dari penyakit diabetes yang tidak dikendalikan.

Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter agar Anda tidak mengalami berbagai komplikasi saat diabetes.

Cara mengatasi paha mati rasa

pengobatan gagal ginjal

Sebenarnya, jika paha yang mati rasa atau kesemutan terjadi hanya sesekali dan sementara, maka tidak memerlukan pengobatan khusus. 

Namun, mengingat paha yang sering kesemutan ini dapat terjadi akibat kondisi yang memerlukan pengobatan, maka perawatan medis tertentu mungkin dibutuhkan.

Adapun pengobatannya perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. 

Misalnya, bila paha yang mati rasa terjadi akibat meralgia paresthetica, maka dokter akan menyarankan pasien untuk mengenakan pakaian yang lebih longgar, menurunkan berat badan berlebih, hingga mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen. 

Namun, bila gejalanya berlangsung lebih dari dua bulan atau lebih, mungkin dokter akan menyuntikan kortikosteroid hingga antidepresan trisiklik yang berguna untuk meringankan rasa sakit yang ditimbulkan. 

Jadi, bila Anda mengalami paha mati rasa, kebas, atau kesemutan, terutama disertai gejala lain seperti nyeri hebat, kelemahan, hingga pembengkakan, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter. 

Dokter akan mencari tahu penyebab kondisi Anda dan memberikan pengobatan yang tepat.

Kesimpulan

  • Paha mati rasa sering dianggap sebagai hal biasa akibat posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama. Namun, kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan karena bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan yang lebih serius, seperti meralgia paraesthetica, neuropati femoralis, otot tegang, sciatica, hingga neuropati diabetik.
  • Cara mengatasi kondisi ini bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam beberapa kasus, pengobatan medis seperti obat pereda nyeri, suntikan kortikosteroid, atau terapi fisik mungkin diperlukan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 06/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan