Semua orang pernah jatuh setidaknya sekali seumur hidup, entah itu gara-gara terpeleset menginjak lantai yang basah habis dipel atau meleng tersandung lubang di aspal jalanan. Walau jatuh kepeleset biasa dikaitkan dengan keteledoran anak kecil, ternyata saat kita beranjak tua, peluang sering jatuh justru makin berlipat ganda. Yang lebih mengkhawatirkannya lagi, proses ini bahkan sudah dimulai sekitar usia 25 tahun makin memburuk setelah 40 tahun.
Waduh! Apa alasannya, ya?
Apa saja yang mempengaruhi keseimbangan tubuh manusia?
Tubuh manusia pada dasarnya diciptakan tidak stabil. Ini terkait dengan postur dan tinggi badan. Mempertahankan posisi tegak dan melaju bergerak dari satu tempat ke tempat sambil tetap seimbang adalah sebuah kerja keras tanpa henti bagi tubuh. Keberhasilan kita berjalan mulus tanpa terjatuh, tergantung pada kesehatan fisik dan peleburan kerja sistem yang berbeda dalam tubuh kita.
Agar kita dapat mempertahankan keseimbangan, ada tiga sistem utama yang berperan menyediakan berbagai informasi sensorik mengenai kondisi tubuh, gravitasi, dan juga situasi lingkungan sekitar. Tiga sistem ini adalah visual (mata), vestibular (telinga), dan somotosensori (reaksi umpan balik dari persendian organ penggerak tubuh).
Demi menjaga keseimbangan tubuh, otak harus cepat tanggap dalam menyatupadukan, mengolah, dan menyimpan semua informasi sensorik dari ketiga sistem tersebut, dan ini terus menerus dilakukan tanpa henti. Proses bawah sadar ini kemudian menciptakan respons motorik dan sistem otot yang terprogram berdasarkan pengalaman untuk membentuk pola pergerakan kita sehari-hari.
Jatuh terjadi ketika tubuh dan otak kewalahan memproses tuntutan untuk mempertahankan posturnya. Jatuh dapat terjadi ketika pola pergerakan tubuh Anda jadi terganggu atau berubah tiba-tiba akibat bahaya yang tak terduga — misalnya ketika tersandung kerikil. Atau, jatuh bisa terjadi saat keselarasan rangka tubuh Anda mengalami kekacauan dan upaya Anda untuk memperbaikinya tertunda, tidak memadai, atau tidak akurat — misalnya ketika Anda didorong dari belakang oleh teman yang usil.
Ternyata, peluang sering jatuh akan lebih sering terjadi saat usia lanjut — dan ini bukan cuma soal keteledoran.
Kenapa orang tua lebih sering jatuh?
Hal ini dibuktikan oleh tim peneliti dari Massachusetts Eye and Ear Hospital dalam percobaan yang melibatkan 105 orang berusia 18-80 tahun. Setelah para peserta mengikuti beragam tes fisik dan uji keseimbangan, hasil studi melaporkan bahwa ambang batas toleransi minimum dari sistem vestibular pada orang-orang berusia 40 tahun ke atas meningkat secara drastis.
Sistem vestibular adalah sistem kompleks di telinga bagian dalam, guna mendeteksi orientasi tubuh dalam ruangan berdasarkan gerakan dan posisi kepala, seperti saat kita sedang duduk, berdiri, tidur, dan lain sebagainya. Sistem inilah yang kemudian berkolaborasi dengan otak dan mata untuk mengatur keseimbangan, koordinasi, serta kontrol pergerakan tubuh.
Umumnya, semakin rendah ambang batas vestibular seseorang, tubuh akan semakin baik dalam menjaga keseimbangannya. Dengan demikian, jika sistem ini rusak atau ambang batasnya meningkat, kita akan terlihat seperti orang mabuk, goyah, sempoyongan dan mudah jatuh.
Seiring bertambahnya usia, proses bawah sadar demi menjaga keseimbangan tubuh mungkin tidak bekerja dengan baik atau tidak secepat seperti dulu. Akibatnya, upaya mempertahankan keseimbangan mungkin membutuhkan konsentrasi mental yang lebih besar lagi, yang efeknya terbukti melelahkan.
Penuaan membuat kualitas informasi sensorik yang disediakan oleh ketiga sistem keseimbangan tubuh Anda jadi menurun. Penglihatan memburuk, ditambah dengan mata yang rentan cahaya silau dan persepsi kedalaman dimensi visual yang miskin. Hal ini dapat menyebabkan Anda keliru menafsirkan letak lantai, atau salah mengira jarak, sehingga membuat Anda mudah jatuh.
Umpan balik somotosensori normal dari persendian Anda ke otak juga ikut berkurang karena fleksibilitas juga menurun seiring usia menua. Penyakit kronis di persendian penahan berat (pinggul dan lutut), seperti artritis, dapat menyebabkan error penempatan kaki. Sementara itu, pola gerak kaki yang tidak selaras, kaki yang terasa sakit, dan/atau kebiasaan memakai sepatu berkualitas buruk dapat membuat otak salah menilai sinyal informasi tentang karakteristik kontak Anda dengan tanah ketika Anda berjalan.
Kenapa ada juga anak muda yang sering jatuh?
Semua perubahan tubuh yang berkaitan dengan penuaan tentu akan meningkatkan peluang sering jatuh. Tapi jangan salah, perubahan tubuh alami ini bisa terjadi lebih cepat pada orang-orang dewasa muda yang terjebak gaya hidup sedentari, alias malas gerak.
Hidup serba mager alias malas gerak, lama kelamaan menyebabkan penurunan kekuatan fisik dan kepadatan tulang, sehingga keseimbangan tubuh lebih mudah goyah. Kelemahan tubuh ini juga membuat kita membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bangkit dari jatuh. Lagi-lagi ini dikarenakan oleh penurunan fungsi otak, akibat kurangnya aktivitas fisik.
[embed-health-tool-bmi]