backup og meta

Fungsi Sel Schwann dalam Sistem Saraf dan Jenis Gangguannya

DefinisiJenisFungsiGangguan

Sel saraf adalah komponen utama dalam sistem saraf manusia, dan sel Schwann menjadi salah satu pendukung vital di perifer tubuh. Bahkan, sel Schwann memiliki peran sangat penting dalam transmisi serta regenerasi saraf. Jika fungsi sel Schwann pada sel saraf terganggu, maka kesehatan sistem sarafnya bisa terancam. Cari tahu informasi lengkap seputar sel Schwann di bawah ini!

Fungsi Sel Schwann dalam Sistem Saraf dan Jenis Gangguannya

Apa itu sel Schwann?

Sel Schwann adalah jenis sel glial yang terdapat dalam sistem saraf tepi (peripheral nervous system/PNS).

Sel ini ditemukan pertama kali oleh Theodor Schwann, seorang ilmuwan Jerman, pada abad ke-19. 

Letaknya berada di sepanjang akson neuron di sistem saraf tepi. Artinya, sel ini tidak ditemukan di otak atau sumsum tulang belakang, melainkan di saraf yang menghubungkan organ tubuh ke sistem pusat.

Secara bentuk, sel Schwann terlihat memanjang dan melingkari akson neuron. Salah satu ciri khasnya adalah kemampuannya membentuk selubung mielin, yaitu lapisan lemak pelindung yang menyelimuti serabut saraf. 

Menariknya, satu sel Schwann hanya membungkus satu bagian akson, tidak seperti oligodendrosit di sistem saraf pusat yang bisa menyelubungi beberapa akson sekaligus.

Meskipun terlihat kecil, peranannya sangat besar dalam proses penyembuhan jaringan saraf dan pencegahan gangguan neurologis.

Itu sebabnya, Schwann berfungsi sebagai komponen kunci dalam sistem saraf tepi yang sehat.

Jenis sel Schwann

Untuk memahami cara kerja sel Schwann, penting mengenal dua tipe utama, yaitu yang bermielin dan non-mielin. Berikut jenisnya, dilansir dari Simply Psychology

1. Sel Schwann mielin

Jenis sel Schwann ini punya tugas membungkus serabut saraf besar dengan lapisan lemak khusus yang disebut selubung mielin.

Lapisan ini berfungsi seperti pembungkus kabel, supaya sinyal listrik bisa mengalir lebih cepat dan tidak bocor ke mana-mana. Uniknya, satu sel Schwann mielin hanya membungkus satu bagian saraf.

Berkat bantuan mielin, sinyal dari otak atau tubuh bisa dikirim dengan sangat cepat. Sebagai contoh, saat Anda tiba-tiba menarik tangan karena menyentuh benda panas.

Jadi, fungsi sel Schwann jenis ini sangat penting agar tubuh bisa bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap rangsangan di sekitar Anda.

2. Sel Schwann non-mielin (sel satelit)

Jenis sel Schwann satu ini memang tidak membuat lapisan mielin, tapi tetap punya tugas penting.

Sel Schwann non-mielin biasanya membungkus badan sel saraf di bagian luar otak dan sumsum tulang belakang, seperti di ganglia sensorik dan saraf otonom.

Mereka membantu memberi nutrisi dan menjaga lingkungan agar tetap stabil untuk sel saraf.

Selain itu, sel ini menjaga agar serabut saraf kecil tidak saling menempel. Caranya, dengan menyelipkan bagian tubuhnya (sitoplasma) di antara serabut-serabut kecil tersebut.

Meskipun tidak mempercepat sinyal, sel Schwann satu ini berfungsi menjaga struktur dan kesehatan jaringan saraf agar tetap rapi dan bekerja dengan baik.

Fungsi sel Schwann

fungsi saraf motorik

Setelah memahami cara kerjanya, kini saatnya membahas fungsi sel Schwann pada sel saraf secara lebih mendalam. 

Fungsi ini tidak hanya satu, melainkan ada beberapa tugas penting yang dijalankan secara bersamaan. Jadi, apa fungsi sel Schwann? Berikut penjelasannya.

1. Membentuk lapisan mielin

Salah satu fungsi sel Schwann yang paling penting adalah membentuk lapisan mielin, yaitu lapisan lemak yang membungkus serabut saraf. 

Lapisan ini bekerja seperti pelindung kabel listrik. Ini membantu sinyal listrik dari otak atau tubuh bisa berjalan lebih cepat dan tidak terganggu.

Dengan adanya mielin, proses pengiriman sinyal antar sel saraf jadi jauh lebih efisien. 

2. Memberi nutrisi dan perlindungan

Selain mempercepat sinyal, sel Schwann berfungsi sebagai pendukung dan pelindung bagi serabut saraf.

Mereka membantu memberi nutrisi yang dibutuhkan sel saraf dan membuang sisa-sisa metabolisme yang tidak dibutuhkan tubuh.

Sel Schwann juga melindungi serabut saraf dari tekanan atau kerusakan yang bisa terjadi karena cedera atau infeksi. Dengan begitu, saraf bisa tetap sehat dan bekerja secara optimal dalam waktu lama.

3. Membantu perbaikan dan pertumbuhan ulang saraf

Ketika terjadi cedera atau kerusakan pada saraf, fungsi sel Schwann pada sel saraf tidak berhenti.

Mereka langsung bergerak membersihkan sisa-sisa jaringan yang rusak (debris) dan membentuk jalur baru agar saraf bisa tumbuh kembali dengan arah yang benar.

Sel Schwann juga melepaskan zat-zat khusus yang disebut growth factors untuk membantu proses penyembuhan.

Inilah mengapa sel Schwann sangat penting dalam proses pemulihan setelah kecelakaan atau cedera saraf.

4. Menjaga perkembangan dan komunikasi saraf

Sejak masih dalam kandungan, sel Schwann adalah bagian penting dalam membentuk dan mengatur perkembangan saraf.

Mereka membantu memastikan saraf tumbuh dengan arah dan struktur yang tepat.

Tidak hanya itu, sepanjang hidup, sel Schwann terus menjaga komunikasi antar sel saraf tetap lancar.

Mereka berperan dalam menjaga agar sistem saraf bisa berfungsi dengan baik, baik dalam berpikir, bergerak, maupun merespons lingkungan sekitar.

Gangguan yang terjadi bila sel Schwann bermasalah

penyakit saraf motorik

Ketika fungsi sel Schwann terganggu, berbagai masalah kesehatan bisa muncul.

Beberapa di antaranya bersifat ringan, tetapi ada juga yang bisa menyebabkan disabilitas permanen. Pemahaman tentang gangguan ini dapat membantu proses diagnosis dini.

1. Sindrom Guillain-Barré

Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah penyakit autoimun langka yang menyerang sel Schwann, khususnya lapisan mielin yang mereka hasilkan.

Ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel ini, sinyal saraf menjadi terganggu, sehingga menyebabkan kelemahan otot yang bisa berlangsung cepat, bahkan hingga kelumpuhan.

Penderita GBS biasanya merasakan kesemutan, mati rasa, atau kesulitan menggerakkan otot tubuh bagian bawah.

Jika tidak ditangani segera, gangguan ini bisa memengaruhi pernapasan dan fungsi tubuh penting lainnya.

2. Charcot-Marie-Tooth disease

Charcot-Marie-Tooth disease (CMT) adalah penyakit genetik yang memengaruhi struktur dan fungsi sel Schwann, sehingga lapisan mielin menjadi tidak normal.

Akibatnya, transmisi sinyal saraf terganggu dan menyebabkan kelemahan otot, terutama pada tangan dan kaki. 

Gejala CMT biasanya muncul secara bertahap sejak remaja atau dewasa muda.

Penderitanya bisa mengalami kesulitan berjalan, sering terjatuh, atau bahkan mengalami bentuk kaki yang tidak normal.

3. Neuropati diabetik

Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat merusak fungsi sel Schwann pada sel saraf, terutama di kaki dan tangan.

Ini dikenal sebagai neuropati diabetik, salah satu komplikasi paling umum dari diabetes.

Gejala yang muncul bisa berupa mati rasa, kesemutan, nyeri seperti terbakar, hingga hilangnya keseimbangan atau kemampuan untuk merasakan suhu.

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan luka sulit sembuh dan meningkatkan risiko amputasi. 

4. Schwannoma dan tumor saraf lainnya

Schwannoma adalah tumor jinak yang berasal dari sel Schwann.

Meskipun umumnya tidak berbahaya, pertumbuhannya bisa menekan saraf di sekitarnya dan menyebabkan nyeri, kesemutan, atau gangguan fungsi saraf.

Selain schwannoma, ada jenis tumor lain seperti neurofibroma dan malignant peripheral nerve sheath tumor (MPNST), yang bisa bersifat ganas. 

Memahami fungsi sel Schwann bukan hanya penting bagi para ahli saraf, tetapi juga semua orang.

Selain memahaminya, penting juga untuk menjaga kesehatan sistem saraf dengan menerapkan pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan otak dan saraf.

Dengan begitu, Anda dapat memastikan bahwa peranan sel Schwann pada sel saraf tetap optimal sepanjang hidup.

Kesimpulan

  • Sel Schwann adalah sel glial di sistem saraf tepi yang membungkus akson dan membentuk mielin untuk mempercepat hantaran sinyal saraf.
  • Sel ini juga berperan dalam regenerasi saraf dan melindungi neuron dari kerusakan.
  • Jika fungsinya terganggu, berbagai penyakit saraf bisa terjadi, seperti sindrom Guillain-Barré (GBS), Charcot-Marie-Tooth disease (CMT), atau neuropati diabetik.
  • Oleh karena itu, menjaga kesehatan saraf penting agar fungsi sel Schwann tetap optimal.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

News-Medical. (2019). What are Schwann cells? News-Medical.net. Retrieved 22 Jun 2025, from https://www.news-medical.net/health/What-are-Schwann-Cells.aspx

Simply Psychology. (2023). Schwann cells. Retrieved 22 Jun 2025, from https://www.simplypsychology.org/schwann-cells.html

Nave, K.-A., & Werner, H. B. (2016). Myelination of the nervous system: Mechanisms and functions. In A. D. Kornguth (Ed.), Reference Module in Neuroscience and Biobehavioral Psychology (pp. 1–9). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-801238-3.04758-9

Biology Dictionary. (2020, July 13). Schwann cells. Retrieved 22 Jun 2025, from https://biologydictionary.net/schwann-cells

Monk, K. R., Feltri, M. L., & Taveggia, C. (2015). New insights on Schwann cell development. Advances in Pharmacology, 73, 1–18. https://doi.org/10.1016/bs.apha.2017.03.002

Versi Terbaru

07/07/2025

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Manfaat Terapi Akupuntur untuk Gangguan Sistem Saraf Tepi

Paralisis, Ketika Fungsi Otot Tubuh Melemah


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Nabila Azmi · Diperbarui 07/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan