backup og meta

7 Cara Jitu Mencegah Terjadinya Stroke, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?

7 Cara Jitu Mencegah Terjadinya Stroke, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?

Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah menuju otak atau perdarahan yang terjadi pada otak. Penyakit ini tergolong cukup serius karena dapat membahayakan nyawa, apalagi jika tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, cobalah untuk sebisa mungkin mencegah penyakit yang satu ini. Lalu, apa saja yang bisa Anda lakukan untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke?

7 cara mencegah terjadinya penyakit stroke

Gaya hidup merupakan faktor yang penting sebagai penentu kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh. Orang yang memiliki kebiasaan menganut gaya hidup tak sehat cenderung terserang berbagai penyakit jika dibandingkan dengan orang yang menjalani gaya hidup sehat. Lalu, gaya hidup seperti apa yang dapat membantu Anda melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke?

1. Pola makan sehat

Salah satu pencegahan yang bisa Anda lakukan terhadap penyakit stroke adalah mengubah pola makan. Ya, terbiasa menganut pola makan yang tak sehat dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke. Pasalnya, kebiasaan ini dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh yang berkaitan erat dengan stroke.

Pola makan sehat yang dapat membantu Anda mencegah penyakit stroke adalah membiasakan diri mengonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Anda juga bisa meningkatkan asupan ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 yang diduga dapat menurunkan risiko mengalami stroke.

Tak hanya itu saja, Anda juga perlu menyeimbangkan menu makanan setiap harinya. Anda disarankan untuk mengonsumsi berbagai macam sayuran atau buah dalam satu kali makan dibanding mengonsumsi satu jenis makanan saja. Apalagi, jika makanan yang dikonsumsi mengandung terlalu banyak garam.

Selain itu, saat memasak menu makanan, Anda disarankan untuk membatasi jumlah kandungan garam dalam makanan yang hendak dikonsumsi, yaitu enam gram setiap harinya. Kandungan garam yang terlalu tinggi memang berpotensi meningkatkan tekanan darah yang dapat menyebabkan stroke.

2. Rutin berolahraga

Pencegahan terhadap stroke, baik stroke iskemik maupun stroke hemoragik, bisa dilakukan dengan menyeimbangkan pola makan sehat dengan olahraga. Rutin berolahraga memang dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.

Selain itu, membiasakan diri dengan pola makan sehat dan rutin berolahraga membantu Anda menjaga berat badan agar tetap ideal. Olahraga yang dilakukan pun tak perlu berat, karena yang terpenting adalah konsistensi dalam melakukannya.

Anda bisa memulai olahraga dengan rutin berjalan kaki di sekitar rumah setiap pagi setelah sarapan. Di samping itu, cobalah untuk menghindari lift saat bepergian ke tempat umum, sehingga Anda bisa menggunakan tangga biasa.

Usahakan, saat berolahraga setiap harinya, napas sudah mulai terasa berat, tapi Anda masih bisa berbicara. Artinya, Anda tidak kehabisan napas. Setidak-tidaknya, lakukan olahraga selama 30 menit sebanyak lima kali dalam seminggu.

3. Berhenti merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan atau gaya hidup tak sehat yang dapat menyebabkan berbagai penyakit serius. Namun sayang, masih banyak yang menyepelekan fakta tersebut. Jika Anda termasuk salah satunya, cobalah untuk mulai memikirkan kesehatan jangka panjang, dan berhentilah merokok.

Kebiasaan ini ternyata juga bisa menjadi penyebab terjadinya stroke. Pasalnya, merokok dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal, sehingga berpotensi menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Oleh karena itu, salah satu pencegahan terhadap penyakit stroke adalah berhenti merokok.

Jangan khawatir jika Anda ingin berhenti merokok meski sudah melakukan kebiasaan ini sejak lama. Pasalnya, berhenti merokok dapat menurunkan risiko mengalami stroke dan berbagai penyakit lainnya. Bahkan, meski Anda sudah dianggap cukup tua untuk berhenti, atau sudah terlalu lama merokok sebelumnya.

4. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah yang terlalu tinggi berpotensi meningkatkan risiko Anda mengalami stroke. Hal ini disebabkan tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh arteri di dalam tubuh.

Masalahnya, kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala apapun. Maka itu, untuk mengetahui tekanan darah Anda, cobalah untuk memeriksa tekanan darah secara rutin. Normalnya, tekanan darah berada pada angka 120/80 mmHg.

5. Menurunkan kadar kolesterol

Anda perlu berhati-hati jika kadar kolesterol di dalam tubuh tergolong tinggi, karena hal tersebut juga dapat memicu terjadinya serangan stroke. Pencegahan stroke bisa dilakukan dengan menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.

Kolesterol sendiri adalah salah satu jenis lemak yang diproduksi secara alami oleh organ tubuh bernama liver. Namun, kolesterol juga bisa ditemukan di dalam kandungan makanan, termasuk daging dan produk olahan susu.

Tubuh memang membutuhkan kolesterol, tapi kadar kolesterol tinggi justru tidak baik untuk kesehatan tubuh. Jumlah kolesterol yang berlebih dapat bergerak di dalam pembuluh arteri, lalu membuatnya menjadi sempit. Jika sudah demikian, risiko stroke akan meningkat.

Untuk menurunkan kadar kolesterol, cobalah untuk mengatur pola makan Anda agar lebih sehat. Hindari berbagai makanan yang memiliki kandungan kolesterol tinggi. Dokter juga mungkin memberikan obat-obatan penurun kolesterol.

Apabila Anda sudah memasuki usia 40 tahun ke atas, lebih baik periksakan kadar kolesterol di dalam darah secara rutin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

6. Menurunkan kadar gula darah

Selain kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi, diabetes juga merupakan salah satu kondisi yang perlu menjadi perhatian Anda jika ingin melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke. Pasalnya, penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang cukup tinggi di dalam tubuh.

Menurut Stroke Association, gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penumpukan lemak terbentuk di dalam pembuluh arteri. Jika dibiarkan, lama-kelamaan pembuluh darah ini akan tersumbat dan menyebabkan stroke.

Oleh karena itu, tidak sedikit pasien diabetes yang pada akhirnya mengalami kondisi ini, khususnya jika tidak mengatur kadar gula darah di dalam tubuh dengan baik.

7. Mengelola stres dengan baik

Rupanya tak hanya kondisi fisik saja yang harus diperhatikan, tapi juga kondisi mental, jika ingin melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke. Berbagai masalah yang menjadi beban pikiran Anda berpotensi menjadi sumber penyebab Anda mengalami berbagai penyakit, termasuk stroke.

Contohnya, masalah pekerjaan, masalah keluarga, atau masalah dengan pasangan dapat memicu stres dan depresi.  Jika kondisi ini disepelekan dan tidak segera diatasi, stres dan depresi tidak akan hanya memengaruhi kondisi kesehatan tubuh Anda saja, tapi juga berpotensi menyebabkan Anda mengidap penyakit dalam jangka panjang.

Oleh sebab itu, jangan sepelekan kondisi ini, dan segera periksakan kondisi Anda ke psikolog atau psikiater yang dapat membantu Anda mengatasi stres dan depresi yang melanda. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus menjaga kondisi kesehatan dan terhindar dari stroke dan berbagai penyakit serius lainnya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

7 things you can do to prevent a stroke. Retrieved 24 November 2020, from https://www.health.harvard.edu/womens-health/8-things-you-can-do-to-prevent-a-stroke

11 ways to prevent stroke. Retrieved 24 November 2020, from https://www.health.harvard.edu/heart-health/11-ways-to-prevent-stroke

How to prevent a stroke. Retrieved 24 November 2020, from https://www.stroke.org.uk/sites/default/files/how_to_prevent_a_stroke_1.1_web.pdf

Versi Terbaru

15/02/2021

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Stroke Non-Hemoragik

8 Rekomendasi Obat Stroke untuk Mencegah Kekambuhan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 15/02/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan