backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Langsung Minum Jus Buah Saat Berbuka Puasa, Boleh atau Tidak?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Langsung Minum Jus Buah Saat Berbuka Puasa, Boleh atau Tidak?

    Minuman manis banyak menjadi andalan banyak orang untuk buka puasa, salah satunya jus buah. Selain rasanya enak dan menyegarkan, jus buah ini bisa meredakan rasa haus setelah 12 jam berpuasa. Akan tetapi, bolehkah langsung minum jus buah saat berbuka puasa? Jangan bingung, mari cari tahu jawabannya berikut ini.

    Bolehkah langsung minum jus saat buka puasa?

    minum jus saat puasa

    Selain es buah, jus bisa jadi minuman pilihan untuk berbuka. Tidak hanya menyegarkan, minum jus untuk berbuka puasa juga bisa membantu memenuhi asupan serat selama Anda berpuasa.

    Jika asupan serat terpenuhi dengan baik, tentunya sembelit bisa dicegah.

    Kabar baiknya lagi, jus yang terbuat dari campuran buah dan sayur juga mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

    Itu artinya, nutrisi dari jus dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Kandungan air pada jus bisa membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang.

    Selain itu, kandungan gula alami dalam jus bisa membantu menaikkan kadar gula darah yang tadinya menurun dan memberikan energi bagi tubuh.

    Namun, banyak orang yang bertanya-tanya keamanan langsung minum jus buah saat berbuka puasa. Pasalnya, pada saat itu perut sedang dalam keadaan kosong.

    Sebuah studi yang dilakukan oleh Princeton University dan diterbitkan pada jurnal Cell Metabolism mengamati efek minum jus saat perut kosong.

    Hasilnya menunjukkan, minum jus saat perut kosong bisa memberikan efek buruk pada bakteri baik yang ada di usus.

    Alasannya, karena jus buah cenderung mengandung fruktosa (jenis gula) yang tinggi. Fruktosa tidak dapat diproses oleh usus kecil dengan baik ketika perut Anda kosong.

    Ini bisa menyebabkan gula tersebut dialirkan ke usus besar atau hati. Sayangnya, bakteri yang hidup di organ ini tidak dirancang untuk memproses fruktosa.

    Di samping itu, langsung minum jus saat berbuka puasa juga bisa memicu kambuhnya gejala maag pada orang yang memiliki masalah asam lambung.

    Hal ini mungkin saja terjadi jika jus yang diminum cenderung terasa asam, contohnya jus buah nanas atau apel.

    Alih-alih membuat Anda lega saat berbuka, minum jus yang asam ini bisa menimbulkan perut mulas dan mual.

    Meski kelihatannya sepele, hal ini patut menjadi perhatian bagi Anda, terutama jika Anda sering kali mengalami gejala maag.

    Aturan minum jus buah yang tepat saat berbuka puasa

    minum jus jambu untuk DBD

    Minum jus buah saat puasa sebenarnya bisa memberikan manfaat, asal diminum pada waktu yang tepat.

    Untuk memperoleh manfaat jus buah, Anda harus memerhatikan aturan minumnya saat berbuka puasa.

    Seperti yang disarankan oleh British Nutrition Foundation, bahwa mencukupi kebutuhan cairan tubuh sangat penting saat bulan Ramadan.

    Nah, cairan yang paling utama dan direkomendasikan adalah air putih. Jus hanya menjadi pilihan cairan tambahan.

    Air putih bisa meredakan rasa haus Anda. Akan tetapi ada manfaat yang jauh lebih penting dari minum air putih.

    Di dalam tubuh, air bisa membantu sel, jaringan, dan organ bekerja dengan normal. Selain itu, air juga menyempurnakan serat dalam merangsang pergerakan usus tetap normal dan mencegah susah BAB.

    Pada saat berbuka puasa, Anda harus mengutamakan minum air putih lebih dahulu saat waktu berbuka tiba dan makan makanan kecil. Setelahnya, Anda baru diperbolehkan untuk minum jus buah.

    Namun bila perut Anda sudah kenyang, jangan paksakan untuk minum jus. Ini akan membuat perut Anda kembung dan tidak nyaman.

    Selain itu, perhatikan pilihan jus buah yang akan Anda konsumsi. Bila Anda memiliki masalah asam lambung, pertimbangkan minum jus saat berbuka puasa yang rasanya tidak asam, seperti melon atau buah pir.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan