backup og meta

5 Gejala Impotensi (Disfungsi Ereksi) yang Perlu Diwaspadai

5 Gejala Impotensi (Disfungsi Ereksi) yang Perlu Diwaspadai

Disfungsi ereksi atau yang lebih dikenal sebagai impotensi atau impoten merupakan gangguan seksual yang paling umum dialami pria dewasa. Lantas, apa saja gejala impotensi yang perlu diwaspadai? Siapa saja yang berisiko mengalami masalah ini?

Tanda dan gejala impotensi yang paling umum

Disfungsi ereksi adalah suatu kondisi ketidakmampuan pria untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan intim.

Sebuah penelitian pada tahun 2019 dari Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebutkan 35,6% pria usia dewasa di Indonesia mengalami impotensi.

Angka kasus ini berkisar antara 6,5% pada kelompok usia 20–29 tahun hingga 88% pada pria yang berusia 60 tahun ke atas.

Cukup tingginya angka kasus tersebut membuat Anda perlu mengetahui ciri-ciri impoten pada pria seperti di bawah ini.

1. Kesulitan ereksi

penyebab impotensi

Gejala impotensi yang paling umum ialah ketidakmampuan penis untuk memperoleh dan mempertahankan ereksinya untuk melakukan hubungan seksual.

Meski rangsangan sudah diberikan, seperti melalui foreplay, ereksi penis mungkin tidak kunjung terjadi. Hal ini tentu membuat pria tidak mampu ejakulasi atau orgasme.

2. Ereksi loyo atau tidak keras

Sebagian orang dengan impotensi mungkin mengalami ereksi, tetapi tidak mampu bertahan lama. Mereka juga bisa merasakan bahwa ereksinya loyo alias tidak sekeras sebelumnya. 

Untuk mengetahui gejala impoten, Anda bisa memeriksa ereksi penis dan membandingkannya dengan Erection Hardness Score (EHS) seperti tabel berikut.

Derajat kekerasan ereksi Deskripsi
Derajat 1 (seperti tahu/tofu) Penis besar, tetapi tidak keras.
Derajat 2 (seperti pisang yang sudah dikupas) Penis besar dan keras, tetapi tidak cukup keras untuk penetrasi.
Derajat 3 (seperti pisang tidak dikupas) Penis besar dan cukup keras untuk penetrasi, tetapi tidak keras sepenuhnya.
Derajat 4 (seperti mentimun) Penis besar dan keras sepenuhnya.

3. Gairah seksual menurun

Pria yang mengidap disfungsi ereksi sering kali juga mengalami penurunan gairah seksual atau libido. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau kombinasi keduanya.

Berkurangnya libido memengaruhi kehidupan seksual secara keseluruhan. Selain tidak dapat mencapai ereksi, hal ini juga memicu ketidakpuasan dan konflik dalam hubungan intim.

4. Masalah ejakulasi

berapa lama lelaki normal ejakulasi

Terkadang, masalah ejakulasi dapat menjadi gejala tambahan dari disfungsi ereksi. Masalah ini bisa mencakup ejakulasi dini maupun ejakulasi tertunda.

Ejakulasi dini merupakan kondisi saat pria berejakulasi lebih cepat selama bercinta, sedangkan ejakulasi tertunda terjadi saat pria membutuhkan rangsangan yang lebih lama untuk bisa ejakulasi.

Adanya gangguan ejakulasi ini tentu berisiko memperburuk gejala impotensi yang sudah ada.

5. Rasa malu akibat masalah ereksi

Gejala impotensi tidak dapat muncul begitu saja. Gejala-gejala tersebut pada umumnya muncul secara berkelanjutan hingga mengganggu aspek psikologis dan emosional orang-orang yang mengalaminya.

Disfungsi ereksi yang dialami pria bisa menimbulkan rasa malu atau minder, perasaan tidak berharga atau tidak pantas, putus asa, depresi, dan bahkan hilangnya gairah seks.

Siapa yang paling berisiko mengalami impotensi?

Impotensi umumnya disebabkan oleh masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, hingga penyakit saraf seperti stroke dan multiple sclerosis.

Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat menurunkan gairah seks juga kerap memicu disfungsi ereksi, seperti obat diuretik, obat antidepresan, atau obat hipertensi.

Tak hanya itu, faktor psikologis mulai dari stres berlebihan, depresi, dan kecemasan, juga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami gangguan seksual ini.

Apabila Anda mengalami salah satu gejala impotensi di atas, sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter.

Dokter akan membantu menentukan penyebab disfungsi ereksi yang Anda alami dan merekomendasikan pilihan pengobatan yang tepat, seperti dengan obat-obatan atau perubahan gaya hidup.

Kesimpulan

  • Disfungsi ereksi atau impotensi adalah gangguan yang umum dialami oleh pria dewasa.
  • Gejala impotensi meliputi kesulitan ereksi, ereksi loyo atau tidak keras, libido menurun, masalah ejakulasi, serta munculnya rasa malu dan tidak berharga.
  • Faktor fisik dan psikologis dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami disfungsi ereksi.
  • Segera konsultasikan dengan dokter bila Anda merasakan ciri-ciri impotensi untuk membantu menentukan penyebab dan pengobatan yang tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Erectile Dysfunction (ED). (2018). Urology Care Foundation. Retrieved May 30, 2023, from https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/e/erectile-dysfunction-(ed)

Symptoms & Causes of Erectile Dysfunction. (2017). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved May 30, 2023, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/erectile-dysfunction/symptoms-causes

Delayed ejaculation. (2022). Mayo Clinic. Retrieved May 30, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delayed-ejaculation/symptoms-causes/syc-20371358

Premature ejaculation. (2022). Mayo Clinic. Retrieved May 30, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-ejaculation/symptoms-causes/syc-20354900

Birowo, P., Deswanto, I., & Rasyid, N. (2019). Epidemiology of erectile dysfunction: A cross-sectional web-based survey conducted in an Indonesian national referral hospital. F1000research, 8, 817. https://doi.org/10.12688/f1000research.18930.1

Parisot, J., Yiou, R., Salomon, L., de la Taille, A., Lingombet, O., & Audureau, E. (2014). Erection hardness score for the evaluation of erectile dysfunction: further psychometric assessment in patients treated by intracavernous prostaglandins injections after radical prostatectomy. The journal of sexual medicine, 11(8), 2109–2118. https://doi.org/10.1111/jsm.12584

Versi Terbaru

02/06/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Senam Kegel Pria, Ini Manfaat dan Cara Melakukannya

Benarkah Rutin Minum Cuka Apel Bisa Mengobati Impotensi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan