backup og meta

7 Jenis Cedera Penis dan Masing-Masing Penyebabnya

Cedera penis dianggap sebagai keadaan darurat urologi yang berisiko menimbulkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani. Kondisi ini bisa terjadi karena disengaja atau tidak disengaja. Pahami jenis cedera penis dan cara menghindarinya dalam ulasan berikut ini.

Ragam jenis cedera penis

Sebelum membahas beberapa jenis cedera penis yang dapat terjadi, penting untuk memahami anatomi dan fungsi penis terlebih dahulu.

Penis adalah organ yang menjalankan proses perkemihan (buang air kecil) serta fungsi reproduksi pada pria. 

Terdapat tiga buah saluran di dalam penis, yang salah satunya adalah uretra. Uretra memiliki fungsi sebagai saluran tempat keluarnya urine dan air mani. 

Sementara itu, dua saluran lain disebut corpora cavernosa merupakan jaringan spons yang membuat penis ereksi dengan menahan darah di dalamnya.

Ketiga saluran tersebut terbungkus oleh selubung fibrosa (jaringan yang memiliki banyak serat kolagen) yang sangat kuat yang disebut tunica albuginea.

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa jenis cedera atau trauma penis yang umum terjadi.

1. Lecet atau luka sayatan

penis lecet

Luka sayatan atau lecet pada penis bisa terbentuk akibat gesekan berlebihan selama masturbasi, hubungan intim yang kasar, atau kesalahan saat mencukur bulu kemaluan.

Jenis cedera penis ini akan menimbulkan rasa nyeri dan perih, terlebih saat Anda buang air kecil atau berhubungan intim.

Meski biasanya bersifat ringan, luka terbuka bisa memicu infeksi bila tidak dirawat dengan baik. Oleh sebab itu, Anda perlu menjaga kebersihan penis untuk mencegah komplikasi.

Jika Anda memiliki luka dalam atau luka yang tidak kunjung sembuh pada, sebaiknya lakukan pemeriksaan medis lebih lanjut dengan dokter.

2. Fraktur penis

Fraktur penis, atau penis patah, terjadi saat penis yang sedang ereksi mendapat tekanan atau tekukan kuat hingga lapisan tunica albuginea di dalamnya robek.

Ciri-ciri khas dari cedera penis ini adalah adanya suara patahan atau retak yang disertai dengan nyeri hebat, penis bengkak, dan perubahan warna penis akibat perdarahan di bawah kulit.

Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan gangguan permanen pada fungsi ereksi. 

Penanganan medis yang cepat, umumnya melalui pembedahan, dapat memperbaiki kerusakan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Tahukah Anda?

Penelitian pada The Journal of Sexual Medicine (2019) menemukan bahwa kasus fraktur penis di Amerika Serikat hanya terjadi pada satu dari 100.000 pria setiap tahunnya. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria muda berusia 20–30 tahun yang aktif secara seksual.

3. Gigitan atau cedera akibat benda tajam

Luka gigit yang diakibatkan seks oral, serangan hewan, maupun cedera akibat benda tajam, seperti pisau cukur, bisa menyebabkan cedera pada penis.

Dalam kasus yang disebabkan oleh gigitan hewan, seperti serangga, kucing, dan anjing, luka pada penis bisa terinfeksi oleh bakteri yang ditularkan dari hewan tersebut.

Jika cedera cukup dalam atau mengakibatkan perdarahan hebat, pertolongan medis diperlukan untuk menghentikan perdarahan dan mencegah komplikasi.

Perawatan luka dan pemberian obat antibiotik ketika dibutuhkan akan membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi.

4. Ruptur uretra

Jenis cedera penis ini melibatkan robekan atau kerusakan pada saluran uretra, yang bisa terjadi akibat trauma benda tumpul, fraktur penis, atau praktik tertentu seperti urethral sounding.

Urethral sounding adalah tindakan memasukkan benda ke dalam uretra untuk menghasilkan sensasi tertentu. Hal ini bisa menyebabkan luka hingga lubang pada uretra (perforasi).

Ruptur uretra bisa mengarah pada pembentukan jaringan parut. Kondisi ini dapat menyebabkan penyempitan uretra dan kesulitan buang air kecil di kemudian hari.

5. Luka bakar

cara merawat penis

Luka bakar pada area genital pria bisa terjadi akibat kontak dengan suhu tinggi, paparan bahan kimia berbahaya, sengatan listrik, atau gesekan saat mengalami kecelakaan. 

Biasanya, luka bakar ringan memicu kemerahan dan rasa nyeri. Sementara itu, luka parah berisiko menyebabkan lepuhan, kematian jaringan, atau bahkan gangguan permanen pada penis. 

Pengobatan luka bakar pada penis tergantung tingkat keparahannya, seperti penggunaan salep antibiotik hingga prosedur bedah rekonstruktif atau operasi plastik

6. Luka tembus

Luka tembus pada penis merupakan cedera serius yang disebabkan tusukan benda tajam atau peluru yang menembus jaringan penis. 

Cedera ini bisa merusak uretra, pembuluh darah, dan jaringan erektil pada penis. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan hebat, nyeri parah, dan hilangnya fungsi penis

Orang yang mengalaminya memerlukan pembedahan darurat guna menghentikan perdarahan, memperbaiki jaringan yang rusak, serta mencegah infeksi. 

Jika tidak ditangani dengan benar, trauma penis ini berisiko menyebabkan komplikasi jangka panjang, antara lain penyempitan uretra dan disfungsi ereksi.

7. Amputasi penis

Salah satu cedera ekstrem yang mungkin terjadi pada penis adalah amputasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kecelakaan serius, serangan fisik, atau tindakan medis tertentu.

Amputasi penis bisa bersifat parsial dan komplet, tergantung pada seberapa besar bagian penis yang terputus. 

Trauma ini ditangani melalui prosedur bedah rekonstruktif yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi penis atau menyambung kembali penis bila memungkinkan. 

Cara menghindari cedera pada penis

Cedera pada penis bisa disebabkan oleh aktivitas intim yang terlalu ekstrem, kecelakaan, atau kurangnya perawatan penis yang tepat. 

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan guna menghindari cedera pada penis.

  • Hindari melakukan hubungan intim yang terlalu agresif atau posisi seks yang berisiko menekan penis secara berlebihan, seperti woman on top.
  • Gunakan pelumas selama berhubungan untuk mengurangi gesekan dan risiko lecet.
  • Jangan memasukkan benda asing ke dalam uretra yang dapat menyebabkan trauma.
  • Terapkan perawatan penis sebaik mungkin untuk mencegah infeksi dan iritasi kulit.
  • Gunakan pelindung penis saat ikut serta dalam olahraga yang berisiko.
  • Hindari melakukan tindakan ekstrem, seperti pemasangan cincin atau alat pembesar penis yang tidak terbukti aman.

Cedera penis bisa berdampak serius bila tidak ditangani dengan baik. Segera cari pertolongan medis jika Anda merasakan sakit atau nyeri penis yang tidak kunjung membaik.

Dengan penanganan yang tepat, tentunya risiko komplikasi jangka panjang dapat Anda hindari.

Kesimpulan

  • Cedera penis adalah keadaan darurat yang dapat menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani.
  • Beberapa jenis cedera penis yang umum terjadi adalah penis patah (fraktur penis), luka lecet atau sayatan, gigitan, luka bakar, luka tembus, hingga amputasi.
  • Kasus trauma penis umumnya bisa dicegah. Ini dilakukan dengan menghindari aktivitas berisiko, menjaga kebersihan penis, dan segera mencari pertolongan medis bila terjadi cedera.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Penile trauma. (2024). Urology Care Foundation. Retrieved March 28, 2025, from https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/p/penile-trauma

Penis injury, swelling or pain. (2024). healthdirect. Retrieved March 28, 2025, from https://www.healthdirect.gov.au/penis-swelling-and-injury

Penile fracture: What is it, causes, symptoms & treatment. (2021). Cleveland Clinic. Retrieved March 28, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21707-penile-fracture

Leslie, S.W., Nelson, Q., & Baker, J. (2023). Urethral Injury. StatPearls Publishing. Retrieved March 28, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554575/

Patel, A. B., Osterberg, E. C., Satarasinghe, P. N., Wenzel, J. L., Akbani, S. T., Sahi, S. L., Emigh, B. J., Wolf, J. S., Jr, & Brown, C. V. R. (2023). Urethral Injuries: Diagnostic and Management Strategies for Critical Care and Trauma Clinicians. Journal of clinical medicine, 12(4), 1495. https://doi.org/10.3390/jcm12041495

Tople, T., Skokan, A., Ettinger, R., & Morrison, S. (2023). Managing Thermal Injuries of the Penis and Scrotum: A Narrative Review. European burn journal, 4(2), 184–194. https://doi.org/10.3390/ebj4020016

Rodriguez, D., Li, K., Apoj, M., & Munarriz, R. (2019). Epidemiology of Penile Fractures in United States Emergency Departments: Access to Care Disparities May Lead to Suboptimal Outcomes. The journal of sexual medicine, 16(2), 248–256. https://doi.org/10.1016/j.jsxm.2018.12.009

Fazi, J., Adkins, D., Knight, J., & Luchey, A. (2019). Unusual Mechanisms of Penile Amputation. Case reports in urology, 2019, 1582047. https://doi.org/10.1155/2019/1582047

Lindsay J. S. (2019). The Practice of ‘Urethral Sounding’ Complicated by Retained Magnetic Beads Within the Bladder and Urethra: Diagnosis and Review of Management. The American journal of case reports, 20, 1841–1844. https://doi.org/10.12659/AJCR.919439

Versi Terbaru

13/04/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Penis Kecil Menandakan Pria yang Tidak Subur, Benarkah?

Mana Posisi Penis di Celana Dalam yang Lebih Sehat: Ke Atas Atau Bawah?


Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 13/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan