Testis (buah zakar) adalah bagian dari organ reproduksi pria yang terdiri dari dua organ berbentuk oval seukuran buah zaitun. Organ ini terbungkus oleh skrotum atau kantong kulit yang menggantung di sisi belakang penis. Karena keduanya punya peranan penting untuk reproduksi pria, penyakit di area testis tentu membutuhkan penanganan segera.
Ragam gangguan atau penyakit pada testis dan skrotum
Berikut adalah beberapa gangguan serta penyakit yang bisa menyerang testis dan skrotum.
1. Trauma testis
Letak testis yang menggantung di luar tubuh dan tidak dilindungi tulang membuatnya rentan terpukul, tertendang, atau tertabrak. Hal-hal itulah yang kemudian bisa menyebabkannya mengalami trauma atau cedera.
Pada kasus ringan, cedera testis bisa membaik dengan sendirinya dan tidak membutuhkan perawatan lebih.
Anda perlu mencari pertolongan dari dokter jika rasa sakit tidak juga membaik setelah satu jam, muntah-muntah, testis membengkak, atau bahkan pecah.
2. Kanker testis
Sama seperti bagian tubuh lainnya, testis bisa mengalami mutasi sel ekstrem yang kemudian menyebabkan penyakit kanker. Kanker testis sering kali tidak bergejala dan baru diketahui saat melakukan pemeriksaan medis.
Meski begitu, Anda perlu mencurigainya ketika melihat skrotum atau testis membengkak serta nyeri di payudara. Pada anak-anak, kanker testis sering kali menyebabkan pubertas lebih cepat.
Seperti jenis kanker lainnya, kondisi ini bisa diatasi dengan operasi, radioterapi, atau kemoterapi sesuai tingkat keparahannya.
3. Torsio testis
Posisi testis Anda terlihat lebih tinggi dari biasanya atau besar sebelah? Ini bisa menjadi gejala torsio testis yang terjadi akibat terpelintirnya saluran sperma sehingga menghambat aliran darah. Torsio biasanya diawali dengan buah zakar yang terasa nyeri secara tiba-tiba.
Tanpa aliran darah, testis bisa mengalami kerusakan bahkan tidak bisa diselamatkan. Dalam kondisi ini, dokter mungkin perlu pengangkatkan.
Namun, dengan diagnosis dini, dokter bisa mengatasi torsio testis melalui operasi untuk mengangkat saluran yang terlilit.
4. Epididimitis
Gangguan lain yang bisa terjadi di area testis adalah epididimitis. Ini adalah peradangan di saluran epididimis yang berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke uretra.
Selain pembengkakan, epididimitis bisa menimbulkan gejala berupa rasa sakit saat buang air kecil, demam ringan, hingga keluarnya darah bersama air mani. Karena sebagian besar kondisi ini disebabkan oleh bakteri, antibiotik kerap menjadi lini pengobatan pertama.
Sementara pada kasus yang cukup parah, seperti munculnya abses, laman Saint Luke’s Health System menyebut bahwa dokter mungkin perlu melakukan epididimektomi, operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh epididimis.
5. Varikokel
Daftar penyakit yang bisa menyerang skrotum berikutnya adalah varikokel. Ini adalah kondisi saat pembuluh darah vena pada skrotum mengalami pembengkakan sehingga alirannya terhambat.
Varikokel sering kali tidak disadari dan baru diketahui saat melakukan pemeriksaan testis. Meski begitu, Anda mungkin mengalami tanda-tanda berupa pembengkakan, benjolan pada salah satu buah zakar, serta nyeri timbul-hilang yang berulang.
Jika rasa sakit karena varikokel tidak membaik, dokter mungkin menyarankan perawatan dengan operasi (varikoselektomi) atau embolisasi untuk memperbaiki aliran darah.
6. Hidrokel
Selama ini, hidrokel atau penumpukan cairan di skrotum memang lebih sering menimpa bayi. Namun, bukan berarti bahwa orang dewasa tidak bisa mengalaminya. Karena terjadi akibat penumpukan cairan, kondisi ini biasanya ditandai dengan pembengkakan.
Hidrokel pada bayi biasanya membaik dengan sendirinya setelah mereka berusia satu tahun. Sementara pada orang dewasa, skrotum biasanya mengecil setelah enam bulan.
Jika cairan tidak juga menghilang dalam kurun waktu tersebut, dokter mungkin memberikan penanganan melalui operasi kecil (hidrokelektomi) atau mengeluarkan cairan dengan jarum aspirasi.
7. Hipogonadisme
Salah satu fungsi testis adalah menghasilkan hormon seks pada pria, seperti testosteron. Jika fungsi ini terganggu, dokter mungkin mendiagnosis Anda dengan penyakit testis yang disebut hipogonadisme.
Hipogonadisme umumnya ditandai dengan disfungsi ereksi, pembesaran payudara (ginekomastia), hingga kelainan fungsi atau bentuk organ reproduksi. Pada beberapa kasus, hipogonadisme bisa menjadi penyebab infertilitas pada pria.
Untuk mengatasi hipogonadisme, dokter mungkin menyarankan terapi penggantian testosteron. Khusus bagi anak-anak yang belum mengalami pubertas, kondisi ini mungkin diatasi dengan pemberian suplemen hormon selama beberapa bulan.
Skrotum dan testis merupakan dua organ yang saling berkaitan. Itu artinya, kelainan dari salah satunya mungkin memengaruhi fungsi lainnya. Karena itulah, jangan ragu untuk periksa ke dokter jika Anda merasa ada yang bermasalah pada testis atau skrotum.
Kesimpulan
- Berbagai penyakit testis, seperti torsio, verikokel, epididimitis, hingga kanker sama-sama ditandai dengan nyeri. Karena itulah, penting untuk ke rumah sakit untuk mengetahui penyebab pastinya.
- Gangguan di testis dan skrotum sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Karena itulah, kondisi ini tak jarang baru ditemukan saat melakukan pemeriksaan.
- Karena testis dan skrotum memiliki peranan penting bagi reproduksi pria, beberapa penyakit, seperti kanker dan hipogonadisme bisa berujung pada infertilitas.
[embed-health-tool-bmi]