backup og meta

7 Penyakit pada Testis dan Skrotum yang Patut Diwaspadai

7 Penyakit pada Testis dan Skrotum yang Patut Diwaspadai

Testis (buah zakar) adalah bagian dari organ reproduksi pria yang terdiri dari dua organ berbentuk oval seukuran buah zaitun. Organ ini terbungkus oleh skrotum atau kantong kulit yang menggantung di sisi belakang penis. Karena keduanya berperan penting bagi pria, penyakit pada testis tentu perlu segera ditangani.

Ragam gangguan atau penyakit pada testis dan skrotum

Berikut adalah beberapa gangguan serta penyakit yang bisa menyerang testis dan skrotum.

1. Trauma testis

Letak testis yang menggantung di luar tubuh dan tidak dilindungi tulang membuatnya rentan terpukul, tertendang, atau tertabrak. Inilah yang dapat menyebabkan trauma atau cedera pada testis.

Pada kasus ringan, cedera testis bisa membaik dengan sendirinya dan tidak membutuhkan perawatan lebih.

Akan tetapi, Anda perlu mencari pertolongan dari dokter jika rasa sakit tidak juga membaik setelah satu jam, muntah-muntah, testis membengkak, atau bahkan pecah.

2. Kanker testis

buah zakar terasa nyeri

Sama seperti bagian tubuh lainnya, testis bisa mengalami mutasi sel ekstrem yang kemudian menyebabkan penyakit kanker.

Kanker testis sering kali tidak bergejala dan biasanya baru diketahui saat dokter melakukan pemeriksaan medis.

Pada kasus tertentu, pasien kanker testis mungkin mengalami pembengkakan pada testis atau skrotumnya. Sementara pada anak-anak, penyakit ini terkadang ditandai dengan pubertas yang lebih cepat.

Seperti jenis kanker lainnya, penyakit kanker testis bisa diatasi dengan operasi, radioterapi, atau kemoterapi sesuai tingkat keparahannya.

3. Torsio testis

Posisi testis Anda terlihat lebih tinggi dari biasanya atau besar sebelah? Ini bisa menjadi gejala torsio testis yang terjadi akibat terpelintirnya saluran sperma.

Torsio testis dapat menghambat aliran darah. Selain menimbulkan nyeri pada buah zakar, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada testis akibat kurangnya aliran darah.

Testis yang rusak parah mungkin harus diangkat. Namun, dengan diagnosis dini, dokter bisa mengatasi torsio testis melalui operasi untuk mengangkat saluran yang terlilit.

4. Epididimitis

Gangguan lain yang bisa terjadi di area testis adalah epididimitis. Ini adalah peradangan pada epididimis, yaitu saluran yang berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke uretra.

Selain pembengkakan, epididimitis bisa menimbulkan gejala berupa rasa sakit saat buang air kecil, demam ringan, hingga keluarnya darah bersama air mani.

Karena sebagian besar kasus epididimitis disebabkan oleh bakteri, antibiotik kerap diberikan sebagai lini pengobatan pertama.

Pengobatan mungkin berbeda pada kasus peradangan epididimis yang parah, misalnya ketika telah terbentuk abses.

Mengutip situs Saint Luke’s Health System, dokter mungkin perlu melakukan epididimektomi, yaitu operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh epididimis.

5. Varikokel

Penyakit berikutnya yang bisa menyerang skrotum adalah varikokel. Ini adalah kondisi saat pembuluh darah vena pada skrotum mengalami pembengkakan sehingga alirannya terhambat.

Varikokel sering kali tidak disadari dan baru terdeteksi saat Anda menjalani pemeriksaan organ reproduksi bersama dokter.

Meski begitu, Anda mungkin mengalami tanda-tanda berupa pembengkakan, benjolan pada salah satu buah zakar, serta nyeri timbul-hilang yang berulang.

Jika rasa sakit karena varikokel tidak membaik, dokter mungkin menyarankan perawatan dengan operasi (varikoselektomi) atau embolisasi untuk memperbaiki aliran darah.

6. Hidrokel

satu testis

Hidrokel atau penumpukan cairan pada skrotum memang lebih sering terjadi pada bayi, tetapi bukan berarti orang dewasa tidak bisa mengalaminya.

Hidrokel pada bayi biasanya membaik dengan sendirinya setelah mereka berusia satu tahun. Sementara pada orang dewasa, skrotum biasanya mengecil setelah enam bulan.

Jika cairan tidak juga menghilang dalam kurun waktu tersebut, dokter mungkin memberikan penanganan melalui operasi kecil (hidrokelektomi) atau mengeluarkan cairan dengan jarum aspirasi.

7. Hipogonadisme

Salah satu fungsi testis adalah menghasilkan hormon seks pada pria, seperti testosteron. Jika fungsi ini terganggu, Anda bisa dikatakan mengalami gangguan testis yang disebut hipogonadisme.

Hipogonadisme umumnya ditandai dengan disfungsi ereksi, pembesaran payudara (ginekomastia), hingga kelainan fungsi atau bentuk organ reproduksi.

Pada beberapa kasus, hipogonadisme bisa menjadi penyebab infertilitas alias gangguan kesuburan pada pria.

Dokter mungkin merekomendasikan terapi penggantian testosteron untuk mengatasi hipogonadisme.

Khusus bagi anak-anak yang belum mengalami pubertas, kondisi ini mungkin diatasi dengan pemberian suplemen hormon selama beberapa bulan.

Skrotum dan testis merupakan dua organ yang saling berkaitan. Itu artinya, kelainan dari salah satunya mungkin memengaruhi fungsi lainnya.

Karena itulah, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasakan gejala tertentu pada testis atau skrotum Anda.

Kesimpulan

  • Penyakit atau gangguan yang dapat terjadi pada testis antara lain torsio testis, varikokel, epididimitis, dan kanker testis.
  • Gangguan pada testis dan skrotum sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Karena itulah, kondisi ini sering kali baru terdeteksi saat pemeriksaan medis.
  • Karena testis dan skrotum memiliki peranan penting bagi reproduksi pria, beberapa penyakit pada testis bisa berujung pada infertilitas.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Testicles. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved 18 February 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/body/23964-testicles

Epididymitis. (2021, July 14). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 18 February 2025, from https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/epididymitis.htm

Male hypogonadism. (2021, September 29). Mayo Clinic. Retrieved 18 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/male-hypogonadism/diagnosis-treatment/drc-20354886

Urology | Scrotal and testicular conditions types | Corewell health. (n.d.). Corewell Health. Retrieved 18 February 2025, from https://www.beaumont.org/conditions/scrotal-testicular-conditions-types

Testicular trauma: Causes, symptoms, risks & treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 18 February 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22814-testicular-trauma

Understanding Epididymectomy. (n.d.). Saint Luke’s Health System. Retrieved 18 February 2025, from https://www.saintlukeskc.org/health-library/understanding-epididymectomy

Versi Terbaru

13/03/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Mitos atau Fakta: Olahraga Jadi Penyebab Varikokel?

Kenapa Penis Ereksi Setiap Bangun Tidur di Pagi Hari?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 16 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan