Normal atau tidaknya ukuran penis sudah bisa ditentukan semenjak bayi lahir. Pemeriksaan awal oleh tenaga medis bisa mendeteksi mikropenis, yaitu kondisi saat ukuran penis jauh lebih kecil dari rata-rata. Ketahui gejala, penyebab, hingga cara menanganinya berikut ini.
Apa itu mikropenis?
Mikropenis atau micropenis adalah kondisi saat penis memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran penis normal.
Orang dengan mikropenis memiliki kondisi penis yang secara kasatmata tampak normal, tetapi batang penisnya terbilang pendek.
Mikropenis umumnya terdeteksi sejak bayi atau masa kanak-kanak. Namun, ukuran penis yang kecil saat lahir tidak selalu berarti bayi mengalami mikropenis.
Banyak orang tua yang khawatir anaknya mengidap kondisi ini, padahal sebagian besar kekhawatiran tersebut tidak terbukti karena mikropenis tergolong kondisi yang langka.
Mikropenis juga umumnya tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain pada pria. Penis masih bisa berfungsi secara normal saat buang air kecil (BAK) atau ereksi.
Seberapa umumkah micropenis pada pria?
Mikropenis termasuk kondisi yang sangat langka. Diperkirakan gangguan penis ini hanya memengaruhi sekitar 0,6% orang di seluruh dunia.
Tanda dan gejala mikropenis
Mikropenis ditandai dengan ukuran panjang rentangan penis di bawah rata-rata, yaitu kurang dari 2,5 cm dalam standar deviasi (SD) dari pengukuran stretched penile length (SPL).
Stretched penile length atau SPL adalah panjang penis yang diukur saat penis ditarik secara perlahan hingga maksimal dalam keadaan tidak ereksi.
Bayi laki-laki umumnya memiliki panjang penis antara 2,8–4,2 cm dengan keliling 0,9–1,3 cm.
Dikutip dari Children’s Hospital of Philadelphia, bayi yang terlahir dengan mikropenis memiliki penis dengan panjang kurang dari 1,9 cm.
Sementara itu, kondisi micropenis atau penis sangat kecil pada pria dewasa akan terlihat dari panjang penis yang kurang dari 9,3 cm.
Penyebab mikropenis

Mikropenis dapat terjadi dengan sendirinya atau dipicu oleh kondisi lainnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab mikropenis yang perlu Anda ketahui.
1. Gangguan hormon
Penis mulai berkembang saat janin berumur 8–12 minggu. Selama trimester 2 dan 3 kehamilan, hormon seks pria akan membuat penis tumbuh hingga mencapai panjang normalnya.
Namun, beberapa faktor yang mengganggu produksi hormon serta kerja hormon selama bayi di dalam kandungan bisa membuat pertumbuhan penis terhambat.
Faktor tersebut misalnya gangguan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus yang menyebabkan hipogonadisme hipogonadotropik (kekurangan testosteron).
2. Faktor genetik
Risiko terjadinya micropenis bisa lebih tinggi bila terdapat anggota keluarga atau kerabat dekat yang pernah mengalami kondisi serupa. Itu artinya, faktor genetik atau keturunan turut berperan.
Beberapa kelainan genetik yang diduga dapat meningkatkan risiko mikropenis adalah sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom Down, dan androgen insensitivity syndrome (AIS).
3. Paparan zat kimia
Paparan zat kimia tertentu, seperti pestisida, dapat meningkatkan risiko terjadinya mikropenis.
Penelitian dalam jurnal Science of The Total Environment (2023) menemukan hubungan antara paparan ftalat dengan gangguan perkembangan genital pria.
Diketahui bahwa paparan bahan kimia dalam produk plastik dan pestisida ini selama kehamilan dapat mengganggu fungsi testis dan penis pada anak laki-laki di kemudian hari.
4. Kondisi kesehatan lain
Kasus penis kecil kadang juga berasal dari penyebab sekunder, seperti kelebihan berat badan dan obesitas.
Penumpukan lapisan lemak dan kulit di area pinggang ke bawah akan membuat panjang penis tertutupi oleh perut. Inilah yang menjadi penyebab penis mengecil saat dilihat dari atas.
Padahal, sebenarnya penis berukuran normal sesuai skor SPL. Kondisi ini disebut buried penis atau penis terkubur.
Penis kecil juga disebabkan oleh inconspicuous penis alias penis tersembunyi. Hal ini membuat batas antara buah zakar dan pangkal penis sulit untuk dikenali.
Kondisi ini terjadi karena buah zakar menempel di bagian bawah penis. Akibatnya, penis terlihat tertarik ke dalam dan tampak lebih pendek dari sebenarnya.
Komplikasi mikropenis
Memiliki penis kecil dapat menyebabkan beberapa masalah, termasuk kesulitan dalam buang air kecil dan hubungan intim.
Secara psikologis, gangguan penis ini akan memicu perasaan stres dan minder. Tidak menutup kemungkinan, mikropenis membuat pria lebih rentan mengidap depresi.
Dampak lain yang perlu diwaspadai adalah penis kecil tidak subur. Mikropenis yang disebabkan gangguan hormon bisa menurunkan jumlah sperma dan mengganggu kesuburan pria.
Diagnosis mikropenis

Dokter mendiagnosis mikropenis pada bayi melalui pemeriksaan fisik. Pengukuran penis yang paling akurat tidak dilakukan saat penis ereksi, tetapi saat layu.
Teknik yang disebut stretched penis length (SPL) adalah metode pengukuran penis yang paling dapat diandalkan. Cukup siapkan alat ukur berupa penggaris atau tali meteran.
Regangkan penis yang sedang layu sejauh yang Anda bisa. Lalu, ukur panjang penis dengan penggaris atau tali meteran mulai dari pangkal tulang kemaluan sampai ujung kepala penis.
Pastikan jangan hanya mengukur dari persimpangan penis dan buah zakar untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Skor SPL adalah angka yang Anda dapat dari pangkal tulang kemaluan hingga ujung kepala penis yang terbentang. Makin besar angka SPL, makin panjang ukuran penis saat ereksi.
Jika Anda melakukan pengukuran ini pada anak Anda dan hasilnya menunjukkan ciri-ciri micropenis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Dokter mungkin merujuk anak Anda ke dokter spesialis urologi anak yang menangani gangguan pada saluran kencing dan saluran kelamin laki-laki.
Bila perlu, anak Anda juga dapat dirujuk ke dokter spesialis endokrinologi pediatrik yang menangani masalah terkait gangguan hormon pada anak-anak.
Penanganan mikropenis
Pengobatan micropenis biasanya lebih mudah bila kondisi ini sudah diketahui sejak masih bayi. Penanganan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebabnya.
Jika mikropenis disebabkan oleh defisiensi hormon pertumbuhan atau testosteron, dokter akan merekomendasikan terapi hormon untuk memfasilitasi pertumbuhan penis yang lebih optimal.
Namun, terapi hormon untuk micropenis juga harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini.
- Usia bayi, kesehatan secara umum, dan riwayat kesehatannya.
- Seberapa parah kondisi mikropenis yang dialaminya.
- Reaksi tubuh terhadap pengobatan dan prosedur medis tertentu.
- Keinginan dan harapan dari orangtua.
Terapi hormon dilaporkan dapat membantu anak dan remaja laki-laki mencapai ukuran penis normal saat dewasa. Mereka juga memiliki aktivitas seksual yang normal.
Apabila tubuh tidak responsif terhadap terapi hormon, operasi untuk membesarkan penis bisa menjadi pilihan terakhir untuk kasus mikropenis pada remaja dan pria dewasa.
Operasi ini dilakukan dengan menanamkan implan silikon di bawah jaringan kulit yang mampu meningkatkan panjang dan ketebalan penis.
Bicarakan dengan dokter tentang pro dan kontra serta kemungkinan efek samping dari seluruh prosedur perawatan yang tersedia.
Kesimpulan
- Mikropenis adalah kondisi ketika ukuran penis jauh lebih kecil dari ukuran penis normal.
- Kondisi ini biasanya bisa terdeteksi sejak bayi laki-laki lahir lewat pengukuran stretched penile length (SPL).
- Penyebab micropenis meliputi gangguan hormon, faktor genetik, paparan zat kimia saat hamil, hingga kondisi kesehatan tertentu, seperti obesitas.
- Penanganan masalah penis akan lebih efektif bila dilakukan sejak dini. Hal ini mencakup terapi hormon atau operasi, tergantung penyebab dan respons tubuh pasien.
[embed-health-tool-bmi]