Sebagai organ yang punya fungsi penting untuk produksi sperma, testis atau buah zakar tentu perlu dijaga kesehatannya. Namun, posisi testis yang berada di luar tubuh memang membuatnya rentan cedera. Karena itulah, penting untuk mengenali berbagai cedera testis sehingga Anda bisa mendapatkan penanganan segera.
Apa itu cedera testis?
Cedera testis (testicular trauma) adalah kondisi ketika testis mengalami cedera akibat kecelakaan atau kejadian tertentu.
Penyebab cedera testis biasanya adalah benturan dari luar tubuh, seperti tendangan, pukulan, atau gigitan hewan.
Testis yang menggantung di luar tubuh dilindungi oleh kantong yang disebut skrotum. Namun, organ ini memang tidak dilindungi oleh tulang dan otot sehingga membuatnya rentan cedera.
Meski rentan terbentur, testis tersusun dari jaringan serupa spons sehingga mampu menyerap hantaman dengan intensitas tertentu. Karena itulah tidak semua benturan pasti menyebabkan cedera.
Organ ini juga bisa memantul dengan cepat sehingga cedera ringan biasanya tidak menimbulkan efek jangka panjang.
Walau begitu, testis bisa mengalami permasalahan ketika menerima benturan kencang. Cedera testis yang serius mungkin mengganggu fungsi reproduksi Anda.
Jenis cedera testis
Berikut adalah beberapa jenis testicular trauma menurut Cleveland Clinic. Setiap jenis cedera bisa memiliki tingkat keparahan yang berbeda.
- Memar: kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga timbul pembengkakan, perdarahan, hingga memar.
- Torsio: testis terpelintir sehingga menghambat aliran darah.
- Ruptur: pecah atau robeknya lapisan yang melindungi testis sehingga testis lebih rentan mengalami kerusakan.
- Dislokasi: insiden yang menyebabkan testis keluar atau berpindah dari posisinya.
- Infeksi: cedera akibat gigitan hewan sehingga memicu infeksi di area skrotum.
- Degloving: cedera yang menyebabkan kulit skrotum robek sampai terpisah dari jaringan yang mendasarinya. Umumnya terjadi akibat beberapa cedera atau kecelakaan beruntun.
Setelah mengalami salah satu kejadian tersebut, Anda juga berisiko mengalami infeksi atau peradangan.
Meski berawal sebagai gangguan pada testis, cedera sering kali memengaruhi bagian lain di sekitarnya, seperti saluran sperma atau epididimis.
Ciri-ciri cedera testis
Ketika mengalami cedera, Anda pasti merasakan nyeri atau rasa sakit pada testis. Sebagian orang juga melaporkan adanya rasa mual selama beberapa saat.
Pada cedera ringan, nyeri biasanya akan membaik secara perlahan dalam jangka waktu satu jam. Selain nyeri, berikut adalah kondisi lain yang mungkin Anda rasakan saat mengalami testicular trauma.
- Pembengkakan pada skrotum.
- Memar pada skrotum.
- Demam setelah cedera.
- Urine berdarah atau hematuria.
- Mual atau muntah, umum terjadi pada torsio testis.
- Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian bawah.
- Nyeri saat buang air kecil atau disuria.
Diagnosis cedera testis
Dokter akan mengawali dengan anamnesis atau wawancara medis untuk mengetahui riwayat cedera dan apa yang Anda rasakan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area skrotum hingga epididimis.
Jika pemeriksaan fisik belum bisa memastikan jenis testicular trauma, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan USG atau MRI untuk melihat bagian dalam skrotum dan organ lain di sekitarnya.
Dengan begitu, dokter bisa memastikan jenis cedera yang Anda alami untuk menentukan perawatan yang tepat.
Cara mengatasi cedera testis
Pada kasus ringan, testicular trauma bisa diatasi dengan obat pereda nyeri, kompres dingin pada area yang terdampak, dan istirahat yang cukup. Segera hubungi dokter jika kondisi Anda tidak membaik setelah 48 jam.
Penanganan medis yang diberikan untuk tiap kasus cedera pun bisa berbeda-beda, tergantung jenis cederanya.
Pada kasus kegawatdaruratan, seperti torsio testis, penanganan harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan permanen.
Dokter bisa melakukan pembedahan untuk mengatasi testicular trauma dengan tujuan berikut.
- Melepaskan atau mengurai testis yang terpelintir agar aliran darah tetap lancar.
- Memperbaiki testis yang pecah.
- Membersihkan luka untuk meminimalkan risiko infeksi.
- Memindahkan testis yang terkilir untuk mengembalikannya ke tempat asal.
- Memasang kembali testis yang terlepas jika memungkinkan.
- Cangkok kulit (skin flap) untuk memperbaiki cedera kulit skrotum yang tidak bisa diatasi dengan pembedahan biasa.
- Operasi pengangkatan testis yang rusak (orkiektomi).
Pencegahan cedera testis
Cedera pada buah zakar bisa dicegah dengan selalu berhati-hati saat beraktivitas, terutama ketika olahraga dan berkendara.
Jika Anda aktif olahraga, pertimbangkan untuk menggunakan pengaman, seperti jockstrap atau hard cup.
Selain itu, cobalah mulai rutin untuk memeriksa testis sendiri secara berkala untuk mengenali bentuk dan sensasi testis Anda sehingga lebih mudah bagi Anda untuk mengenalinya jika ada kelainan.
Meski tidak selalu berdampak serius, Anda sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter jika rasa nyeri pada testis tidak kunjung membaik.
Kesimpulan
- Cedera testis adalah kondisi ketika testis mengalami cedera akibat kecelakaan atau kejadian tertentu. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh benturan dari luar tubuh.
- Beberapa jenis testicular trauma adalah memar, torsio, ruptur, infeksi, degloving, hingga dislokasi.
- Selain nyeri, cedera skrotum biasanya menyebabkan pembengkakan, urine berdarah, demam, hingga mual.
- Beberapa cedera bisa membaik dengan sendirinya usai minum obat pereda nyeri. Namun, ada pula yang membutuhkan pembedahan. Sebagai contoh, pembedahan pada kasus torsio untuk mengurai testis yang terpelintir.
[embed-health-tool-bmi]