Ada dua hal yang harus terjadi jika wanita ingin hamil, yakni hubungan seks dengan penetrasi vagina dan ejakulasi. Ejakulasi yang terlalu cepat bisa berdampak pada kesuburan pria. Namun, terlepas dari seberapa cepat atau lambat, keluarnya air mani tetap bisa menyebabkan kehamilan. Untuk mengetahui alasannya, Anda harus terlebih dahulu memahami apa itu ejakulasi dini dan kandungan apa saja yang terdapat dalam air mani.
Mengenal ejakulasi dini pada pria
Ejakulasi dini adalah kondisi yang terjadi saat pria mengeluarkan cairan ejakulasi di luar kontrolnya saat belum merasa siap untuk ejakulasi. Secara klinis, seorang pria dewasa sehat rata-rata akan mengeluarkan air mani setelah kurang lebih lima menit dari rangsangan seksual pertama atau setelah penetrasi selama hubungan seksual.
Penting untuk Anda ingat, bahwa kecepatan waktu ejakulasi bisa berbeda antara satu pria dengan lainnya. Kecepatan ejakulasi satu orang pria pun bisa berubah di waktu berbeda. Namun, para ahli mendiagnosis bahwa seorang pria mengalami ejakulasi dini apabila rata-rata ejakulasi terjadi kurang dari 1-2 menit setelah penetrasi vagina.
Beberapa penyebab ejakulasi dini, di antaranya gangguan kesehatan prostat, penggunaan obat resep, hingga kondisi medis, seperti diabetes, stres kronis, depresi, dan kondisi psikis lainnya. Selain itu, beberapa pria juga bisa sangat sensitif sehingga cenderung untuk mudah bergairah. Terlalu bersemangat atau bergairah memikirkan seks bisa menyebabkan ejakulasi dini.
Nyatanya, ejakulasi dini merupakan kondisi seksual yang jauh lebih umum daripada yang Anda pikirkan. Masalah seksual ini paling sering pria keluhkan pada segala rentang usia, bahkan dialami oleh sekitar 30% pria di seluruh dunia.
Apakah ada dampak ejakulasi dini terhadap kehamilan?
Ejakulasi dini bukanlah penyebab ketidaksuburan pria, meski terkadang dapat menimbulkan masalah bagi pasangan yang sedang mencoba hamil. Banyak kalangan pria yang mengalami ejakulasi dini merasa malu, frustrasi, marah, dan gelisah saat hal ini terjadi sebelum penetrasi vagina. Akibatnya, pria cenderung menghindari terlibat dalam aktivitas seksual dan bisa mengganggu kualitas hubungan, yang memengaruhi kesuburan secara tidak langsung.
Terlepas dari faktor tersebut, waktu yang pria perlukan untuk ejakulasi tidak terlalu penting selama adanya penetrasi vagina yang cukup. Ketika penis melakukan penetrasi vagina saat hubungan seks dan selama ejakulasi terjadi saat masa subur wanita, maka akan selalu ada kemungkinan untuk hamil. Sebab, air mani pria umumnya bisa mengandung hingga 100-200 juta sperma aktif per 2-5 ml cairan setiap kali ejakulasi.
Jutaan sperma yang terkandung dalam air mani ini tentu meningkatkan kemungkinan adanya sel sperma yang sukses mencapai rahim. Hingga pada akhirnya hanya satu sperma yang bisa membuahi sel telur wanita, bahkan apabila pria menarik keluar penisnya sebelum ejakulasi. Sebagai perbandingan, kesuburan pria bisa terjadi jika memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter atau kurang dari 39 juta total sperma per ejakulasi.
Dalam kasus ejakulasi dini ekstrim, di mana ejakulasi terjadi terlalu dini sehingga mencegah cairan ejakulasi memasuki vagina, kesempatan hamil tergolong rendah. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan kehamilan asalkan Anda mengikuti langkah-langkah pencegahan, baik secara medis atau non-medis.
Bagaimana cara mencegah ejakulasi dini untuk mendapatkan kehamilan?
Walaupun ejakulasi mungkin tidak memengaruhi kehamilan, tapi jika kondisi terjadi terus-menerus bisa menimbulkan kekecewaan bagi pasangan wanita saat berhubungan seksual. Lama-kelamaan kondisi ini bisa memicu masalah kesuburan bagi pria.
Untuk mengobati ejakulasi dini, dokter umumnya akan memberikan resep obat-obatan oral atau anestesi topikal. Dokter juga akan menyarankan Anda untuk melakukan sesi konseling bersama pasangan untuk mengatasi stres dan kecemasan yang terjadi saat berhubungan seksual.
Selain kedua metode tersebut, Anda juga bisa melakukan beberapa teknik untuk mencegah ejakulasi dini seperti berikut ini.
- Teknik perilaku. Untuk melakukan teknik ini, Anda disarankan untuk melakukan masturbasi sekitar 1-2 jam sebelum berhubungan seks. Hal ini bisa membantu mengendalikan ejakulasi agar tidak terjadi terlalu cepat.
- Latihan dasar panggul. Metode ini bisa Anda lakukan dengan senam Kegel yang menargetkan otot-otot dasar panggul. Salah satu faktor penyebab ejakulasi dini adalah otot dasar panggul yang lemah, sehingga Anda kesulitan untuk menahan ejakulasi.
- Teknik jeda remas. Dikenal juga sebagai teknik pause-squeeze ini bisa Anda lakukan sendiri atau oleh pasangan. Lakukan hubungan seks hingga siap untuk ejakulasi. Lalu remas bagian belakang kepala penis selama beberapa saat untuk menahan dorongan ejakulasi hingga berlalu.
- Kondom. Alat kontrasepsi pria ini dapat menurunkan sensitivitas penis, sehingga bisa menahan ejakulasi. Pilihlah kondom yang mengandung senyawa untuk memberikan efek kebas pada penis atau terbuat dari bahan lateks tebal.
Untuk mencegah kondisi ini, Anda juga perlu menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengatur pola makan, berolahraga, berhenti merokok, dan mengonsumsi alkohol. Mengelola stres dan menjaga komunikasi dengan pasangan juga cukup membantu, terlebih apabila dalam masa merencanakan kehamilan.
[embed-health-tool-bmi]