Meski kecurigaan bahaya deodoran sebagai penyebab ipotensi belum benar-benar terbukti, menggunakan deodoran setiap hari nyatanya juga tidak baik.
Penelitian milik Anne Steinemann, Ph.D., profesor teknik sipil di University of Melbourne di Australia, menyebutkan bahwa ada berbagai risiko kesehatan yang bisa diakibatkan oleh zat pewangi pada produk pengharum tubuh tersebut, seperti masalah pada pernapasan, serangan asma, sakit kepala, migrain, ruam, mual, dan berbagai masalah fisik lainnya.
Sebuah penelitian lain yang diterbitkan di tahun 2014 menemukan bahwa deodoran ataupun antiperspirant memiliki tingkat actinobacteria yang lebih tinggi, yaitu salah satu bakteri yang menyebabkan ketiak berbau tidak sedap. Beberapa orang yang dijadikan subjek penelitian menyatakan bahwa penggunaan deodoran atau antiperspirant dalam jangka panjang justru dapat membuat bau ketiak lebih terasa tidak sedap ketimbang saat tidak memakai deodoran. Hal ini kemungkinan besar dipicu oleh kandungan alumunium dalam deodoran yang bekerja menyumbat kelenjar keringat sehingga memerangkap bakteri di dalamnya.
Bagaimana meminimalisir risiko dari bahaya deodoran?
Untuk menekan risiko bahaya deodoran atau mencegahnya sama sekali, Anda perlu membatasi frekuensi penggunaannya dan ganti produk deodoran berpewangi Anda dengan yang tidak mengandung parfum. Jika Anda tidak merasa percaya diri untuk keluar rumah tanpa memakai deodoran dulu, Anda bisa menyiasatinya dengan menggunakan deodoran berbahan alami.
Selain itu, biasakan untuk melihat label kemasan sebelum Anda membelinya. Walaupun tidak semua produk secara transparan mencantumkan keseluruhan komposisi penyusunnya, tetapi setelah mengetahui daftar zat berbahaya yang ada dalam deodoran, hindari membeli produk yang mengandung bahan-bahan berbahaya untuk meminimalisir efek samping bahaya deodoran pada kesehatan Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar