backup og meta

Gangguan Hormon Testosteron pada Pria

Gangguan Hormon Testosteron pada Pria

Semakin bertambah usia, kadar hormon testosteron pada pria juga semakin menurun. Hormon testosteron menurun bisa mengancam fungsi seksual. Namun, tidak menutup kemungkinan pria mengalami gangguan kelebihan hormon testosteron.

Penyebab gangguan hormon pada pria

gangguan hormon pria

Mengutip Urology Care Foundation, testosteron adalah hormon seks yang dihasilkan oleh testis. Fungsi testosteron ialah membantu pembentukan organ seksual saat bayi laki-laki mengalami masa pertumbuhan.

Saat pubertas, hormon testosteron berperan penting dalam meningkatkan perkembangan fisik dari laki-laki menjadi pria.

Hal ini dikarenakan hormon testosteron anak laki-laki bisa memiliki lebih banyak bulu di tubuh, otot, dan suara yang lebih berat.

Fungsi seksual pria juga dipengaruhi oleh hormon testosteron. Hal ini karena testosteron mempunyai fungsi untuk menghasilkan sperma di dalam tubuh.

Testosteron dihasilkan oleh kelenjar gonad pada testis. Kadar produksi testosteron yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut mengalami puncaknya saat seorang laki-laki memasuki usia remaja akhir atau berusia sekitar 18 tahun.

Namun, gangguan hormon testosteron pada pria bisa terjadi sejak usia muda hingga dewasa. Simak penjelasan mengenai gangguan hormon testosteron yang bisa terjadi pada pria.

Hormon testosteron kurang atau rendah

Merupakan hal normal jika seorang pria mengalami penurunan hormon testosteron seiring bertambah usia. Namun kekurangan hormon testosteron bisa menyebabkan masalah.

Salah satu penyebab kurangnya testosteron pria sehingga jadi gangguan hormon aitu cedera pada testis serta radiasi kemoterapi untuk mengobati kanker di area genital.

Testosteron rendah juga bisa disebabkan oleh penyakit kelenjar di bawah otak dan obat-obatan yang memengaruhi kelenjar ini seperti steroid.

Hal tersebut bisa berdampak yang besar terutama pada kehidupan seksual dan masalah kesuburan atau infertilitas pria.

Gejala gangguan hormon testosteron kurang pada pria

Setelah usia 30 tahun, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron secara berkala. Seharusnya tidak menimbulkan perubahan fisik maupun penurunan libido yang signifikan.

Akan tetapi, hal ini masih mungkin terjadi dan bisa menghambat apabila Anda sedang merencanakan kehamilan.

Berikut beberapa gejala dari kekurangan hormon testosteron pada pria.

  • Rendahnya dorongan seks
  • Sulit mempertahankan ereksi atau impotensi
  • Volume air mani terlalu sedikit
  • Lebih mudah lelah dan memengaruhi aktivitas fisik
  • Pertumbuhan rambut di tubuh mulai berkurang atau kebotakan
  • Kenaikan berat badan serta penumpukan lemak
  • Hilangnya massa otot
  • Lapisan tulang menipis sehingga memicu osteoporosis
  • Mengalami perubahan suasana hati yang tidak menentu

Ada pula ciri atau gejala yang tidak bisa langsung terlihat sehingga perlu berkonsultasi dengan dokter atau melakukan tes kesuburan. Hal ini untuk mengetahui kadar testosteron di tubuh Anda.

Bagaimana cara mengobati testosteron rendah?

Biasanya, cara mengobati gangguan hormon testosteron pada pria yakni dengan melakukan terapi pengganti testosteron.

Kebanyakan pria dengan testosteron rendah juga akan diresepkan gel testosteron untuk digosokkan pada lengan atau bahunya.

Metode lainnya ialah dengan menerima suntik di otot atau perawatan lainnya yang secara perlahan melepaskan testosteron ke dalam darah.

Jika Anda menderita kanker prostat, ada kemungkinan tidak boleh menjalani terapi untuk menambah testosteron karena bisa meningkatkan pertumbuhan kanker.

Saat mencapai usia 40 tahun, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mengetahui adanya gangguan hormon pada pria akibat testosteron rendah.

Hubungan hormon testosteron rendah dan hipogonadisme

Salah satu gangguan hormon pada pria yaitu hipogonadisme, kondisi ketika tubuh pria tidak menghasilkan hormon seksual yang cukup.

Hal ini bisa terjadi selama perkembangan janin, sebelum pubertas, atau saat dewasa.

Kelebihan hormon testosteron

Pria tidak hanya mempunyai hormon testosteron, tetapi juga hormon estrogen agar gairah seksual, kualitas sperma, serta kesuburan pria terkendali dengan baik.

Penyebab gangguan hormon pada pria lainnya yang bisa terjadi ialah ketika kelebihan hormon testosteron. Saat kondisi ini terjadi, anak laki-laki bisa mengalami pubertas dini.

Dampak kelebihan hormon testosteron

Berikut beberapa efek yang bisa terjadi ketika pria mengalami kelebihan hormon testosteron.

1. Kulit berminyak dan jerawatan

Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar DHT (dihidrotestosteron) sehingga meningkatkan produksi sebum, zat kental yang bisa menyumbat pori-pori pada wajah.

Apabila pori-pori tertutup, bakteri akan menumpuk pada kulit dan menyebabkan peradangan seperti jerawat.

2. Rambut rontok

Salah satu hal yang dapat terjadi ketika kelebihan hormon testosteron adalah gejala rambut rontok atau bahkan kebotakan.

Umumnya, gejala kerontokan rambut ini akan dimulai dari bagian simpul kulit kepala. Lalu akan berlanjut rontok apa rambut bagian pelipis dan akan berlanjut keseluruhan.

3. Buah zakar mengerut

Saat menstimulasi kelebihan hormon testosteron dalam tubuh, otak akan menganggap semua itu berawal dari tempat produksi testosteron, yaitu buah zakar.

Selanjutnya, otak akan menutup produksi LH (Luteinizing Hormon), yang berguna memberi tahu testis untuk memproduksi testosteron. Inilah yang mengakibatkan buah zakar mengerut atau mengalami perubahan ukuran.

4. Kelebihan sel darah merah dan hemoglobin

Pada pria yang lebih tua, peningkatan sel darah merah dapat menimbulkan munculnya serangan jantung dan stroke.

Peningkatan sel darah merah dalam darah akibat kelebihan hormon testosteron dapat dikurangi dengan menurunkan dosis pengganti testosteron.

Hal lainnya yang bisa dilakukan ialah donor darah yang bertujuan menurunkan tingkat sel darah dalam tubuh.

Berapa kadar hormon testosteron yang normal pada pria?

hormon testosteron pada pria

Secara normal, pria memiliki 300 – 1.000 nanogram/desiliter hormon testosteron di dalam tubuh. Sementara, nilai terendah yang masih bisa ditoleransi adalah 270 nanogram/desiliter.

Kisaran testosteron tersebut penting untuk mendiagnosis dan memberikan pengobatan yang efektif serta mencegah gangguan hormon pada pria.

Selain itu, banyak penyakit lainnya yang bisa dites dengan pengukuran hormon.

Anda perlu melakukan tes untuk mengetahui berapa kadar hormon testosteron di dalam tubuh. Tes akan dilakukan pada pagi hari antara jam 7 hingga 10.

Apabila Anda tidak mempunyai masalah kesehatan tertentu tetapi hasilnya tidak normal, diperlukan tes berikutnya. Hal ini karena kadar hormon bisa berubah dari hari ke hari.

Tes sederhana untuk mengetahui gangguan hormon pada pria

Coba lakukan tes mandiri dan sederhana ini pada pasangan. Tanyakan beberapa pertanyaan berikut ini.

  1. Apakah libido menurun akhir-akhir ini?
  2. Apakah merasa lemas dan lesu?
  3. Apakah daya tahan dan kekuatan fisik menurun?
  4. Apakah tinggi badan berkurang?
  5. Apakah merasa kenikmatan hidup menurun?
  6. Apakah cepat merasa kesal atau mudah marah?
  7. Apakah ereksi kurang kuat?
  8. Apakah ada penurunan kemampuan dalam berolahraga?
  9. Apakah sering mengantuk dan tertidur usai makan malam?
  10. Apakah ada perubahan atau penurunan prestasi kerja?

Bila jawaban nomor 1, 3, dan 7 adalah Ya, maka sebaiknya Anda atau pasangan melakukan pemeriksaan kadar hormon testosteron.

Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah mengalami gangguan hormon pada pria atau tidak.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Low testosterone. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.healthdirect.gov.au/low-testosterone

testosterone?, C. (2020). Could you have low testosterone?: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 24 August 2020, from https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000722.htm

Low Testosterone: Symptoms, Diagnosis & Treatment – Urology Care Foundation. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/low-testosterone

Low Testosterone (Low T): Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15603-low-testosterone-male-hypogonadism

Testosterone deficiency. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.healthymale.org.au/mens-health/testosterone-deficiency#anchor-293

Testosterone, aging, and the mind. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.health.harvard.edu/newsletter_article/testosterone_aging_and_the_mind

Testosterone | Hormone Health Network. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.hormone.org/your-health-and-hormones/glands-and-hormones-a-to-z/hormones/testosterone

Testosterone. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/testosterone

Testosterone therapy: Potential benefits and risks as you age. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/sexual-health/in-depth/testosterone-therapy/art-20045728

Testosterone — What It Does And Doesn’t Do – Harvard Health. (2020). Retrieved 24 August 2020, from https://www.health.harvard.edu/drugs-and-medications/testosterone–what-it-does-and-doesnt-do

Versi Terbaru

25/11/2022

Ditulis oleh Atifa Adlina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Penis Kecil Menandakan Pria yang Tidak Subur, Benarkah?

Hormon Testosteron pada Wanita, Apa Saja Perannya untuk Tubuh?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 25/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan