backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Manfaat Aftershave Setelah Bercukur dan Cara Pakainya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/06/2023

Manfaat Aftershave Setelah Bercukur dan Cara Pakainya

Beberapa pria menambahkan aftershave setelah mencukur kumis atau jenggot. Lantas, apakah perlu menambahkan produk ini dalam rutinitas Anda?

Mari ketahui beragam manfaat dan cara menggunakan perawatan wajah setelah bercukur pada pembahasan di bawah ini.

Apa itu aftershave?

Sesuai namanya, aftershave adalah produk perawatan wajah yang digunakan setelah bercukur.

Produk ini biasanya berbentuk cairan atau losion yang dioleskan ke wajah untuk menenangkan dan melembapkan kulit setelah mencukur kumis atau jenggot.

Penggunaan produk ini juga membantu mencegah razor burn, yakni iritasi dan luka lecet setelah bercukur yang menyebabkan ruam kemerahan, gatal, serta rasa terbakar pada kulit.

Lebih lanjutnya, kandungan dalam cairan ini mampu membantu mencegah folikulitis, yaitu infeksi pada folikel atau lubang tempat tumbuhnya rambut. 

Beberapa produk aftershave yang tersedia di pasaran juga mengandung pewangi alami yang bisa menambahkan aroma menyenangkan pada kulit wajah pria.

Manfaat aftershave bagi wajah pria

aftershave mencukur jenggot

Bahan-bahan yang terkandung dalam aftershave yang Anda gunakan menentukan manfaatnya.

Umumnya produk yang mengandung astringen, seperti alkohol dan witch hazel, bisa membantu mengencangkan pori-pori kulit dan mencegah peradangan.

Selain itu, astringen dapat melawan bakteri pada permukaan kulit dan mencegah kulit berjerawat setelah bercukur.

Aftershave juga bisa mengandung pelembap alami, seperti lidah buaya (aloe vera) atau minyak kelapa, untuk melembapkan kulit dan membantu menyembuhkan kulit yang teriritasi.

Beberapa manfaat lain yang dapat Anda rasakan setelah menggunakan aftershave, antara lain:

  • mengurangi gatal dan bengkak akibat rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair),
  • mempercepat penyembuhan luka lecet akibat mencukur,
  • mencegah peradangan pada folikel rambut (folikulitis),
  • mendukung perkembangan jaringan kulit yang sehat, dan
  • menambahkan aroma yang menyenangkan pada kulit setelah bercukur.
  • Perhatian!

    Penggunaan aftershave berbahan dasar alkohol berisiko menyebabkan kerusakan kulit. Studi dalam Journal of Preventive Medicine and Hygiene (2019) menyebut alkohol bisa mengganggu skin barrier dan membuat kulit kehilangan kelembapan bila digunakan dalam jangka panjang.

    Panduan memilih aftershave yang aman

    Produk aftershave yang tersedia di pasaran memiliki kandungan yang berbeda-beda. Maka dari itu, penting untuk mengecek komposisi pada kemasan produk dengan seksama.

    Berikut ini adalah sejumlah tips dalam memilih aftershave yang aman sesuai dengan kebutuhan dan jenis kulit wajah Anda.

    1. Kulit kering

    Pilihlah produk yang dapat melembapkan dan menenangkan bila Anda memiliki kulit kering.

    Beberapa kandungan bahan yang bekerja sebagai pelembap alami yakni lidah buaya, minyak jojoba, minyak kelapa, atau shea butter.

    Bahan-bahan tersebut akan membantu melembapkan kulit wajah setelah bercukur. Hal ini juga akan mempercepat penyembuhan luka lecet serta mencegah iritasi dan infeksi.

    2. Kulit berminyak

    Apabila memiliki kulit berminyak, Anda disarankan untuk memilih produk yang nonkomedogenik atau tidak akan menyumbat pori-pori wajah. 

    Carilah produk yang mengandung witch hazel atau asam salisilat. Bahan-bahan ini akan membantu mengontrol produksi minyak dan mencegah jerawat.

    3. Kulit sensitif

    Aftershave yang bebas pewangi dan alkohol cocok bagi Anda yang memiliki kulit wajah sensitif.

    Menurut Food and Drug Administration (FDA), penggunaan pewangi artifisial atau buatan lebih berisiko untuk menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada kulit.

    Pewangi alami, misalnya green tea dan cedarwood, dianggap lebih aman untuk kulit. Pilih juga produk dengan label hypoallergenic yang lebih sedikit mengandung alergen.

    Mengingat bahwa tipe kulit setiap orang berbeda, produk aftershave yang orang lain gunakan mungkin saja tidak cocok dan malah bisa menimbulkan efek samping pada kulit wajah Anda. 

    Jika Anda kurang yakin dengan produk skincare pria yang tepat untuk Anda, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan informasi terbaik.

    Cara menggunakan aftershave setelah bercukur

    mengganti pisau cukur

    Anda bisa mulai untuk menambahkan aftershave dalam rutinitas mencukur kumis atau jenggot.

    Berikut adalah langkah-langkah yang sebaiknya Anda perhatikan saat menggunakan produk ini setelah bercukur.

    1. Bersihkan sisa busa krim cukur dengan membilasnya menggunakan air dingin.
    2. Keringkan wajah menggunakan tisu atau handuk bersih dengan menepuk-nepuknya secara lembut.
    3. Tuang losion aftershave ke telapak tangan secukupnya, lalu ratakan.
    4. Usapkan ke seluruh bagian wajah yang baru dicukur dengan lembut dalam gerakan memutar.
    5. Biarkan beberapa saat agar losion meresap ke dalam kulit sebelum Anda mengoleskan produk perawatan kulit lainnya sesuai kebutuhan.

    Penggunaan aftershave bisa membantu mencegah iritasi dan infeksi kulit, terutama bagi Anda yang memiliki tipe kulit wajah yang sensitif dan jerawatan.

    Tidak semua orang perlu memakai produk ini. Namun, tidak ada salahnya juga menambahkan produk ini dalam rutinitas mencukur kumis atau jenggot Anda. 

    Apabila timbul tanda-tanda iritasi akibat aftershave, segera hentikan dan hindari pemakaiannya.

    Kesimpulan

    • Aftershave adalah produk perawatan wajah pria yang digunakan setelah bercukur.
    • Produk ini membantu mengurangi gatal, mencegah iritasi, hingga infeksi pada folikel rambut (folikulitis).
    • Pastikan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis kulit Anda.
    • Jika terjadi iritasi setelah penggunaan aftershave, hentikan penggunaan produk dan hindari pemakaiannya di masa mendatang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan