Mengapa kurang tidur bisa membuat kualitas sperma menurun?
Dilansir dari dua penelitian berbeda, pria yang kurang tidur memiliki jumlah sperma dan lebih sedikit “kloter” sperma yang terbentuk sempurna jika dibandingkan dengan kelompok pria yang mendapatkan cukup tidur — kurang lebih 7-8 jam per malam. Sperma milik pria yang suka begadang juga ditemukan berumur lebih pendek dari milik pria yang cukup tidur 8 jam setiap hari.
Kedua studi tersebut, yang satu dari Harbin Medical University di Cina awal 2017 lalu dan lainnya dari University of Southern Denmark tahun 2013, hanya menemukan keterkaitan dengan kualitas sperma yang memburuk dan bukannya hubungan sebab-akibat langsung. Namun, ada beberapa teori yang masuk akal untuk menjelaskan kaitan tersebut. Berikut penjelasannya.
Kurang tidur memengaruhi produksi testosteron
Testosteron diperlukan untuk reproduksi, dan sebagian besar pelepasan testosteron setiap hari terjadi pada saat tidur. Peneliti mencurigai bahwa gangguan tidur mengubah ritme testosteron di malam hari, tanpa memengaruhi kadar testosteron secara keseluruhan. Namun faktor gaya hidup lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini juga bisa menjelaskan penyebab di balik kurangnya waktu tidur yang menurunkan kualitas sperma.
Sebagai contoh, kebanyakan pria pada umumnya memilih untuk begadang demi menyelesaikan deadline pekerjaannya. Stres dari pekerjaan inilah yang juga bisa menjelaskan kenapa kualitas tidurnya memburuk, sehingga kualitas spermanya pun ikut memburuk. Stres telah lama diketahui bisa mengganggu hormon-hormon yang memengaruhi kesuburan.
Di sisi lain, pria yang kurang tidur mungkin memilih untuk mengisi waktunya menunggu kembali tidur sambil merokok atau minum alkohol. Beberapa orang akan merokok atau minum alkohol dan berpikir itu akan membantu mereka tertidur lebih cepat. Nyatanya, penyalahgunaan alkohol berdampak negatif pada kualitas dan produksi sperma, sementara merokok mengganggu motilitas (pergerakan) sperma. Dan tidak hanya itu.
Selain memperlambat keluarnya sperma dan membuat kualitas sperma menurun, penelitian lain menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko impotensi.