backup og meta

Bagaimana Kopi Bisa Mempengaruhi Tidur Anda?

Bagaimana Kopi Bisa Mempengaruhi Tidur Anda?

Anda pasti sering mendengar bahwa kopi dapat membuat Anda terjaga di malam hari. Banyak orang yang sengaja minum kopi agar bisa begadang sampai tengah malam, bahkan sampai pagi untuk mengerjakan tugas atau hanya sekadar untuk nonton bola pada dini hari. Ya, dampak kopi yang membuat orang terjaga ini banyak dimanfaatkan oleh banyak orang. Bagi penggemar kopi dan bagi orang yang suka begadang, mungkin kopi bermanfaat. Tetapi, bagi Anda yang bukan, tentu kopi dapat mengganggu tidur Anda. Ingat, terlalu sering begadang juga tidak baik bagi kesehatan tubuh.

Bagaimana kopi dapat membuat Anda terjaga?

Anda pasti sudah mengetahui bahwa kopi mengandung kafein. Tidak hanya kopi yang mengandung kafein, tetapi juga dalam teh, cokelat, dan beberapa minuman ringan. Kandungan kafein inilah yang membuat Anda bisa tetap terjaga walaupun sudah tengah malam. Kafein merupakan jenis obat stimulan yang bekerja sebagai adenosine receptor antagonist. Adenosine merupakan sebuah senyawa dalam tubuh yang membuat Anda mengantuk. Nah, kafein menghambat kerja adenosine receptor dalam tubuh sehingga membuat Anda terhindar dari rasa kantuk.

Kafein sudah dapat mulai mempengaruhi tubuh Anda sesaat setelah masuk ke dalam tubuh. Kafein masuk ke dalam darah melalui lambung dan usus halus dan dapat mencapai puncaknya dalam darah sekitar 30-60 menit atau bahkan lebih cepat, setelah dikonsumsi. Setengah dari kafein yang masuk ke tubuh dapat bertahan 3-5 jam, sisa setengahnya lagi dapat tinggal di tubuh dalam waktu yang lama, sekitar 8-14 jam.

Kafein dapat mengganggu tidur Anda, membuat Anda sulit tertidur sehingga waktu tidur Anda berkurang. Kafein juga dapat membuat Anda susah untuk mendapatkan tidur nyenyak atau jam tidur nyenyak Anda berkurang.

Apa saja yang mempengaruhi efek kafein pada tubuh?

Dampak kafein terhadap tidur ini mungkin berbeda-beda antar individu. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai faktor, seperti:

  • Faktor genetik. Genetik membuat metabolisme kafein dalam tubuh tidak sama antar individu. Namun, penelitian mengenai hal ini masih terbatas.
  • Faktor umur. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin tua seseorang maka semakin sensitif ia terhadap dampak kafein.
  • Kebiasaan mengonsumsi kafein. Penelitian menunjukkan bahwa dampak kafein lebih sedikit pada orang yang secara rutin minum kopi dibandingkan pada orang yang jarang minum kopi.
  • Waktu mengonsumsi. Konsumsi kafein yang mendekati waktu tidur mempunyai potensi dampak terhadap gangguan tidur yang lebih besar.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa dampak dari kafein bisa terjadi bahkan saat Anda mengonsumsinya di siang atau sore hari. Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Clinical Sleep Medicine ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi 6 jam sebelum tidur dapat mengurangi total durasi tidur sebanyak 1 jam.

Berapa batasan maksimal konsumsi kopi?

Kadar kafein dalam kopi berbeda-beda di setiap produk kopi. Kandungan kafein dalam kopi ini tergantung dari banyak faktor, seperti jenis biji kopi yang digunakan dan bagaimana kopi disajikan.

Konsumsi kopi dalam batas sedang, yaitu sebanyak tiga cangkir kopi (250 mg kafein) per hari mungkin tidak dapat menimbulkan risiko kesehatan. Namun, konsumsi kopi sebanyak 6 cangkir per hari atau lebih dapat membuat kadar kafein dalam tubuh berlebihan dan dapat membahayakan kesehatan. Kadar kafein yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan detak jantung dan tingkat pernapasan.

Berbeda untuk anak-anak, konsumsi kopi dalam batas sedang saja sudah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap gizinya karena ditakutkan kopi dapat menggantikan minuman yang bergizi bagi anak, seperti susu. Kopi juga dapat membuat anak makan sedikit karena kafein dalam kopi dapat bekerja sebagai penekan nafsu makan. Sebaiknya hindari anak dari konsumsi kopi.

Dilansir dari Medical News Today, Prof. Drake, seorang investigator di Henry Ford Sleep Disorders and Research Center, mengatakan bahwa Anda juga sebaiknya menghindari kafein setelah jam 5 sore jika Anda ingin mendapatkan tidur malam yang baik.

Rekomendasi:

  • Sebaiknya batasi konsumsi kafein Anda tidak lebih dari 300-400 mg per hari atau sekitar 3-4 cangkir kopi per hari
  • Wanita hamil atau wanita yang sedang menyusui sebaiknya mengonsumsi kafein sangat sedikit atau kalau bisa hindari
  • Orangtua sebaiknya membatasi atau menghindari anak dari konsumsi kafein
  • Orang dengan tekanan darah tinggi atau penyakit jantung sebaiknya menghindari konsumsi kopi dengan kadar kafein tinggi
  • Sebaiknya Anda sudah tidak mengonsumsi kopi pada sore hari agar tidur Anda tidak terganggu

BACA JUGA

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Heffron, Thomas M. 2013. Sleep and Caffeine. Retrieved from http://www.sleepeducation.org/news/2013/08/01/sleep-and-caffeine. Accessed August 9, 2016.

Belenky, Greg. Caffeine and Sleep. National Sleep Foundation. Retrieved from https://sleepfoundation.org/sleep-topics/caffeine-and-sleep. Accessed August 9, 2016.

Caffeine and Sleep. Retrieved from http://coffeeandhealth.org/topic-overview/caffeine-and-sleep/. Accessed August 9, 2016.

Paddock, Catharine. 2013. Caffeine Can Disrupt Sleep Hours Later. Medical News Today. Retrieved from http://www.medicalnewstoday.com/articles/268851.php. Accessed August 9, 2016.

Drake, C., Roehrs, T., Shambroom, J., and Roth, T. 2013. Caffeine Effects on Sleep Taken 0, 3, or 6 Hours before Going to Bed. Journal of Clinical Sleep Medicine, 9 (11): 1195-1200. Retrieved from http://www.aasmnet.org/jcsm/ViewAbstract.aspx?pid=29198. Accessed August 9, 2016.

Versi Terbaru

20/09/2022

Ditulis oleh Angelin Putri Syah

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Mual setelah Minum Kopi? Ini Penyebab dan Tips Mengatasinya

Ingin Kopi Anda Tetap Sehat? Ikuti 5 Cara Ini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Angelin Putri Syah · Tanggal diperbarui 20/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan