backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hypnic Jerk (Tersentak Saat Tidur)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 31/08/2023

Hypnic Jerk (Tersentak Saat Tidur)

Pernahkah Anda merasa kaget atau terkejut saat tidur? Beberapa orang mengaitkan kondisi ini dengan fenomena mistis, seperti diganggu makhluk halus. Padahal, kondisi yang juga disebut hypnic jerk ini dapat dijelaskan secara medis seperti di bawah ini.

Apa itu hypnic jerk?

Hypnic jerk adalah kontraksi otot secara tidak sadar dan tiba-tiba yang terjadi ketika seseorang tidur. Hal ini sering disertai dengan sensasi seperti ingin jatuh saat tidur.

Kondisi yang membuat Anda tersentak saat tidur ini memiliki beberapa nama lain, seperti sleep start, night start, adalah hypnagogic jerk.

Pada dasarnya, kondisi ini termasuk sentakan mioklonik jinak (benign myoclonic jerks) yang dapat dirasakan seseorang saat mulai terpejam atau selama tidur.

Ketika kaget atau tersentak, Anda mungkin mengalami detak jantung dan laju pernapasan yang cepat serta berkeringat berlebihan.

Hypnic jerk lebih sering dialami orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Sensasi yang terjadi pun cenderung lebih intens pada orang dewasa.

Penyebab hypnic jerk

tersentak saat tidur

Dalam kebanyakan kasus, penyebab hypnic jerk tidak diketahui secara pasti. Kondisi ini dapat terjadi pada orang yang sehat tanpa kondisi medis atau penyakit yang mendasarinya.

Para ahli menduga kondisi ini disebabkan oleh perubahan mendadak dalam aktivitas otak saat tidur. Kontraksi otot ini mungkin dimulai pada bagian otak yang mengontrol respons kaget.

Selama Anda tertidur, terkadang ada peningkatan aktivitas otak yang menimbulkan kontraksi otot secara tidak sadar dan tiba-tiba.

Misalnya, kondisi otot rileks saat tidur bisa disalahartikan otak bahwa Anda sedang terjatuh. Ini membuat otak merespons dengan menggerakkan otot-otot tubuh.

Sejumlah faktor di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko Anda untuk tersentak saat tidur.

1. Kafein atau nikotin berlebihan

Kafein dan nikotin merupakan stimulan yang dapat membuat Anda sulit tertidur atau tetap tidur.

Mengonsumsi keduanya terlalu banyak, baik lewat minum kopi atau merokok, atau terlalu dekat dengan waktu tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya hypnic jerk

2. Olahraga malam hari

Olahraga pada malam hari dengan intensitas berat dapat membuat tubuh dan otak Anda lebih waspada. Hal inilah yang mungkin menyebabkan sensasi tersentak saat tidur.

3. Kurang tidur

Kurang tidur dan kelelahan yang ekstrem, baik akibat aktivitas harian yang padat atau insomnia, mungkin berkontribusi terhadap munculnya hypnic jerk.

4. Stres dan kecemasan

Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi berisiko membuat tubuh sulit rileks saat hendak tidur.

Kadar hormon kortisol yang meningkat saat stres dan kecemasan juga membuat tidur menjadi kurang nyenyak. Kombinasi inilah yang bisa menyebabkan Anda tersentak saat tidur.

5. Efek samping obat-obatan

Studi yang dimuat dalam Journal of Neurosciences in Rural Practice (2015) menemukan bahwa pengguna obat escitalopram lebih mungkin mengalami hypnic jerk.

Escitalopram adalah obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang kerap digunakan untuk mengatasi depresi dan gangguan kecemasan.

Ringkasan

Tidak diketahui pasti penyebab hypnic jerk. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalaminya, seperti asupan kafein dan nikotin yang berlebihan, efek samping obat, olahraga berat pada malam hari, kurang tidur, hingga stres dan kecemasan.

Dampak hypnic jerk bagi kualitas tidur

narkolepsi adalah

Kondisi ini dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia. Menurut studi dalam jurnal Sleep Medicine (2016), hypnic jerk mungkin memengaruhi 60–70% orang pada populasi umum.

Hypnic jerk berulang mungkin menyebabkan gangguan tidur, misalnya insomnia yang membuat Anda sangat sulit untuk memejamkan mata, tidak mampu tidur nyenyak, atau kombinasi keduanya.

Sentakan yang keras mungkin dapat menyebabkan cedera, seperti terbenturnya kepala dengan tempat tidur atau jatuh dari tempat tidur, meskipun kondisi ini jarang terjadi.

Apabila Anda merasakan hypnic jerk yang terlalu sering atau parah, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendiagnosis kondisi atau penyakit yang mendasarinya.

Dalam beberapa kasus, sering tersentak saat tidur dapat menjadi tanda masalah lain, seperti narkolepsi dan restless leg syndrome (RLS).

Mitos dan Fakta Seputar Tidur

Yuk, ungkap beragam mitos dan fakta mengenai gangguan tidur yang beredar di kalangan umum di sini!

Tips agar tidak tersentak saat tidur

Hypnic jerk yang terjadi sesekali tidak memerlukan perawatan khusus. Beberapa tips berikut ini mungkin dapat membantu Anda mencegah munculnya sentakan saat tidur.

  • Lakukan rutinitas tidur (sleep hygiene) yang baik, seperti dengan mandi atau berendam air hangat, minum susu, atau membaca buku sebelum tidur.
  • Pastikan kamar tidur dalam kondisi nyaman dengan mematikan lampu dan menyalakan pendingin ruangan dengan suhu sekitar 20–23℃.
  • Olahraga secara rutin 30 menit setiap hari, tetapi perlu dihindari menjelang waktu tidur.
  • Kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan meditasi secara rutin atau kegiatan yang Anda sukai.
  • Hindari merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol dan kopi sebelum tidur.
  • Konsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat yang diduga menyebabkan sentakan saat tidur.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Hypnic jerk adalah kontraksi otot tiba-tiba yang terjadi saat seseorang tertidur. Kondisi ini sering disertai dengan perasaan seperti jatuh.
  • Meski tidak berbahaya, sentakan yang berulang dapat memengaruhi kualitas tidur dan bahkan menyebabkan insomnia.
  • Menerapkan rutinitas tidur yang baik, berolahraga rutin, mengelola stres dengan baik, dan menghindari kafein dan nikotin dapat membantu Anda mencegah kondisi ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 31/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan