Penderita penyakit tuberkulosis atau TBC sering mengeluhkan batuk yang tak tertahankan. Tak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, batuk pada penderita TBC juga meningkatkan risiko penularan penyakit pernapasan ini. Lantas, bagaimana cara mengurangi batuk pada penderita TBC?
Cara mengurangi batuk pada penderita TBC
Gejala batuk biasa dialami penderita TBC paru. Tuberkulosis jenis ini terjadi ketika bakteri penyebab TBC menyerang paru-paru Anda.
Cara mengurangi batuk pada penderita TBC yaitu minum obat sesuai resep dokter. Jangan berhenti sebelum dokter memastikan bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam tubuh hilang.
Beberapa pasien TBC sering kali menghentikan konsumsi obat ketika batuk mulai mereda. Padahal, tindakan ini bisa membuat gejala batuk dan tuberkulosis menjadi lebih lama sembuh.
Untuk mengobati TBC paru, dokter akan memberikan kombinasi antibiotik. Pengobatan ini umumnya diresepkan untuk jangka waktu kurang-lebih enam bulan.
Kombinasi antibiotik yang diberikan seperti isoniazid, rifampisin, pyrazinamide, ethambutol, atau streptomisin.
Kombinasi jenis dan dosis antibiotik tersebut tergantung dari tipe TBC yang menyerang individu, apakah kasus baru, putus obat, TB kelenjar dan sebagainya.
Ketika obat dikonsumsi dengan baik sesuai resep dokter, gejala TBC akan mereda dengan sendirinya. Namun, jika kondisi Anda tidak kunjung membaik, Anda bisa berkonsultasi kembali ke dokter.
Kapan batuk TBC hilang setelah minum obat?
Dilansir dari National Health Service UK (NHS), gejala batuk pada penderita TBC umumnya akan mereda setelah dua minggu mengonsumsi obat antibiotik. Namun, semua bergantung pada kondisi Anda.
Meskipun batuk sudah reda, pengobatan tidak boleh putus. Anda tetap harus mengikuti waktu dan dosis pengobatan yang ditentukan.
Pasalnya, putus obat tanpa konsultasi akan mengakibatkan terjadinya resistensi obat. Ini merupakan kondisi ketika bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat, yang kemungkinan terburuknya dapat mengancam jiwa.
Jika penyakit TBC sudah sangat parah, proses penyembuhan tentu memerlukan waktu yang lebih lama. Kesehatan Anda secara keseluruhan juga berpengaruh pada penyembuhan.
Selain itu, penting bagi Anda untuk memastikan obat dikonsumsi sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan. Jangan mengurangi dosis atau berhenti minum obat tanpa anjuran dokter.
Konsumsi obat TBC yang tidak sesuai aturan berpotensi membuat bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam tubuh sulit untuk dibunuh. Risiko penularan TBC ke orang sekitar pun akan meningkat.
Tips konsumsi obat TBC
Obat TBC harus diminum setiap hari sesuai batas waktu yang ditentukan untuk memastikan bakteri telah benar-benar mati. Berikut sejumlah tips agar Anda tidak lupa minum obat TBC.
- Minum obat pada jam yang sama setiap harinya.
- Tandai kalender setiap hari setelah mengonsumsi obat.
- Letakkan obat dalam wadah yang mempunyai tujuh bagian. Isi masing-masing bagian dengan satu obat setiap minggunya.
- Minta orang terdekat untuk menjadi pengingat Anda minum obat.
- Segera bertanya ke dokter soal apa yang harus dilakukan ketika melewatkan satu dosis obat.
Cara mencegah batuk TBC bertambah parah
Agar batuk TBC tidak bertambah parah, beberapa perawatan rumahan dapat Anda lakukan. Perawatan yang dilakukan kurang-lebih sama untuk mencegah batuk pada umumnya.
Berikut sejumlah cara mencegah batuk pada penderita TBC.
1. Minum air putih
Konsumsi air putih hangat dapat membantu mengencerkan lendir pada tenggorokan yang menjadi penyebab batuk.
Selain itu, minum air putih hangat juga bisa membantu menenangkan iritasi pada tenggorokan.
2. Konsumsi madu
Untuk mencegah batuk bertambah parah, Anda bisa mengonsumsi satu sendok teh madu. Studi yang dirilis dalam Cochrane Library menyebut, madu memiliki kemampuan seperti supresan.
Supresan merupakan obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala batuk. Obat ini sering kali dikonsumsi untuk mengatasi gejala batuk yang terasa gatal pada tenggorokan.
3. Hindari merokok atau asap rokok
Merokok dapat membuat batuk pada penderita TBC bertambah parah. Tidak hanya itu, kebiasaan buruk ini juga bisa meningkatkan risiko penyakit pernapasan lainnya.
Akibatnya, paru-paru akan menjadi semakin rusak sehingga TBC semakin sulit untuk diobati. Selain merokok, menjadi perokok pasif juga dapat membuat kondisi Anda bertambah parah.
4. Minum obat pereda batuk
Obat pereda batuk dapat membantu mengurangi gejala. Meski begitu, perlu diingat jika obat batuk hanya meredakan gejala, bukan membunuh bakteri penyebab TBC di dalam paru-paru.
Untuk mendapatkan obat batuk yang sesuai, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dengan begitu, obat yang dikonsumsi dapat sesuai dengan kondisi Anda.
Jika batuk Anda tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan sedini mungkin dapat membantu mencegah kondisi Anda bertambah parah.