backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Perbedaan Kulit Kering dan Kulit Dehidrasi yang Jarang Diketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 04/02/2022

    Perbedaan Kulit Kering dan Kulit Dehidrasi yang Jarang Diketahui

    Saat kulit tampak kering dan kusam, penyebabnya belum tentu karena produksi minyak yang kurang. Kulit Anda mungkin sedang mengalami dehidrasi, dan kondisi ini berbeda dengan kulit kering pada umumnya. Mengetahui perbedaan antara kulit kering dan dehidrasi amatlah penting, sebab hal ini turut menentukan cara mengatasinya.

    Beda kulit kering dan dehidrasi

    kulit kering

    Melansir laman UW Health, kulit dehidrasi dapat menimpa siapa saja. Begitu pun pada orang-orang yang memiliki kulit berminyak. Moisturizer yang hanya melembapkan permukaan kulit tentu tidak cukup untuk mengatasi kulit dehidrasi yang kekurangan air.

    Agar perawatan kulit menjadi lebih efektif, berikut perbedaan antara kulit kering dan kulit dehidrasi yang perlu Anda ketahui:

    1. Penyebab

    Kulit kering disebabkan karena berkurangnya produksi minyak alami dari folikel rambut. Kondisi ini bersifat genetik, tapi orang berusia 40 tahun ke atas juga bisa mengalaminya karena produksi minyak akan menurun seiring bertambahnya usia.

    Kulit dehidrasi disebabkan oleh beragam faktor. Penyebab yang paling umum adalah kurang minum air. Akan tetapi, kulit pun bisa mengalami dehidrasi akibat suhu panas atau dingin, kurang tidur, kurangnya kelembapan udara, serta paparan sinar matahari.

    2. Gejala

    Perbedaan lain dari kulit kering dan dehidrasi terdapat pada ciri-cirinya. Kulit yang kering cenderung kisut dan agak keriput. Kulit biasanya juga terasa gatal, kemerahan, dan terdapat lapisan kulit mati berwarna putih seperti yang bisa Anda lihat pada siku.

    Sementara itu, kulit yang mengalami dehidrasi terasa lebih kencang dan tidak kenyal. Anda juga dapat melihat pori-pori kulit dengan jelas disertai tekstur yang kering, kasar, bersisik, serta mudah terbentuk serpihan kulit.

    3. Bahan yang sesuai untuk kulit

    Produk pelembap kulit dilengkapi dengan berbagai bahan dengan kegunaan tersendiri. Hyaluronic acid dan ceramide misalnya, dapat digunakan untuk mengatasi kulit kering maupun dehidrasi. Namun, tidak semua bahan cocok untuk keduanya.

    Perbedaan ini turut menentukan cara Anda mengatasi kulit kering dan dehidrasi. Sebagai acuan, berikut beberapa bahan dalam pelembap yang sesuai untuk masing-masing jenis kulit:

  • Kulit kering: minyak biji atau kacang (kelapa, almond, rami), minyak tumbuhan (jojoba, mawar, tea tree), lanolin, dan shea butter.
  • Kulit dehidrasi: gliserin, madu, lidah buaya, asam laktat, asam sitrat, dan lendir siput.
  • Apakah kulit Anda mengalami dehidrasi?

    menggunakan lotion saat kulit basah

    Cara paling mudah untuk mengenali perbedaan antara kulit kering dengan kulit yang dehidrasi adalah dengan tes cubitan. Tes ini mungkin tidak memberikan hasil yang mutlak, tapi cukup berguna untuk menunjukkan tanda-tanda umumnya.

    Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    1. Cubit sedikit bagian dari pipi, perut, dada, atau punggung tangan. Tahan selama beberapa detik.
    2. Jika kulit kembali ke bentuk awalnya dengan cepat, berarti kulit Anda tidak mengalami dehidrasi.
    3. Jika bentuk kulit baru kembali setelah beberapa detik, berarti kulit Anda mengalami dehidrasi.
    4. Ulangi pada area lain sesuka Anda.

    Kulit pun dapat mengalami dehidrasi seperti halnya seluruh tubuh Anda. Sayangnya, terkadang banyak orang salah memahami perbedaan antara kulit kering dan dehidrasi sehingga penanganannya juga keliru.

    Guna mencegah dehidrasi, cukupi kebutuhan air Anda dan lindungi kulit dari beragam hal yang bisa mengurangi kelembapannya. Gunakan pula moisturizer untuk melindungi permukaan kulit dan humidifier untuk menjaga kelembapan udara di sekitar Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 04/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan