backup og meta

5 Makanan Penyebab Kurap yang Harus Dihindari

5 Makanan Penyebab Kurap yang Harus Dihindari

Tahukah Anda terdapat beberapa jenis makanan penyebab kurap? Meskipun kurap tidak secara langsung dipicu oleh makanan, beberapa jenis makanan dapat memengaruhi sistem kekebalan dan lingkungan kulit, sehingga meningkatkan risiko infeksi jamur.

Daftar makanan penyebab penyakit kurap

Kurap atau ringworm adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofita, yang hidup pada jaringan keratin, seperti kulit, rambut, dan kuku.

Infeksi ini ditandai dengan munculnya ruam melingkar berwarna merah atau bersisik, yang sering kali menyebabkan rasa gatal.

Meskipun dikenal dengan nama “ringworm,” penyakit ini tidak disebabkan oleh cacing, melainkan oleh beberapa jenis jamur. 

Makanan memang tidak secara langsung menyebabkan kurap, tapi beberapa jenis makanan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Hal ini dapat mendorong pertumbuhan jamur dan meningkatkan risiko infeksi jamur kulit, seperti kurap. Beberapa makanan penyebab gatal kurap antara lain sebagai berikut.

1. Makanan tinggi gula

makanan tinggi gula

Dikutip dari Mayo Clinic, menghindari makanan tinggi gula, seperti permen, minuman bersoda, atau minuman kaleng dapat mencegah munculnya infeksi jamur.

Pola makan ini didasarkan pada teori bahwa makanan tinggi gula memengaruhi keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh, termasuk di kulit, sehingga menyebabkan kurap.

Selain itu, gula dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi jamur untuk tumbuh, baik di dalam maupun di luar tubuh, termasuk pada kulit.

Karena itulah, pola makan yang seimbang dan rendah gula dapat membantu mencegah infeksi jamur seperti kurap.

2. Makanan olahan dan karbohidrat sederhana

Makanan olahan dan karbohidrat sederhana juga termasuk dalam makanan pantangan untuk kurap.

Jenis makanan ini cepat diubah menjadi gula dalam tubuh sehingga mendukung pertumbuhan jamur.

Karbohidrat sederhana seperti roti putih, pasta, kue, dan makanan olahan lainnya memiliki indeks glikemik tinggi, yang berarti bisa dengan cepat meningkatkan kadar gula darah.

Peningkatan gula darah ini menciptakan kondisi yang ideal bagi jamur dermatofita, penyebab kurap, untuk berkembang biak. 

Memperbanyak makanan bergizi seperti biji-bijian, buah, dan sayuran dapat membantu menurunkan risiko terkena kurap.

3. Makanan tinggi ragi

Makanan tinggi ragi juga termasuk makanan penyebab jamur kulit, seperti kurap.

Hal ini karena ragi merupakan salah satu jenis jamur, dan konsumsi berlebihan produk yang mengandung ragi dapat memperburuk ketidakseimbangan mikroorganisme dalam tubuh.

Makanan tinggi ragi dapat berupa roti, bir, pizza, dan makanan fermentasi lainnya.

Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kurap, jenis makanan ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung pertumbuhan jamur pada kulit.

4. Produk susu berlemak tinggi

Beberapa orang yang sensitif terhadap produk susu berlemak tinggi mungkin lebih rentan terhadap infeksi jamur.

Lemak berlebih dari produk susu, seperti krim, mentega, dan keju berlemak, dapat mempengaruhi komposisi minyak alami pada kulit.

Kondisi ini bisa menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi pertumbuhan jamur.

Selain itu, produk susu tinggi lemak dapat memengaruhi respons imun tubuh, terutama pada orang yang sensitif terhadap produk susu, sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap infeksi seperti kurap.

5. Minuman beralkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh kurang mampu melawan infeksi, termasuk infeksi jamur seperti kurap.

Alkohol juga dapat menyebabkan dehidrasi, yang mempengaruhi kesehatan kulit dengan mengurangi kelembapan alami, sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap infeksi.

Selain itu, alkohol dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme di saluran pencernaan.

Hal ini dapat memengaruhi keseimbangan flora kulit sehingga menciptakan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan jamur penyebab kurap.

Alkohol juga meningkatkan kadar gula darah, yang secara tidak langsung mendorong pertumbuhan jamur, mirip dengan efek makanan manis dan karbohidrat sederhana.

Demikian informasi tentang makanan yang menyebabkan kurap.

Dengan mengurangi asupan makanan di atas, tubuh dapat memperkuat ketahanannya terhadap infeksi dan mencegah keparahan dan kemunculan kurap.

Kesimpulan

Ada beberapa makanan yang perlu dihindari untuk mencegah kurap. Makanan ini juga sebaiknya tidak boleh dimakan saat mengalami kurap untuk mempercepat penyembuhan. Berikut daftarnya.

  • Makanan tinggi gula.
  • Makanan olahan dan karbohidrat sederhana.
  • Makanan tinggi ragi.
  • Produk susu berlemak tinggi.
  • Minuman beralkohol.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Claire McCarthy, M. (2023). Ringworm: What to know and do. Retrieved 23 September 2024, from https://www.health.harvard.edu/blog/ringworm-what-to-know-and-do-202306212942 

Brent A. Bauer, M. D. (2022). Why try the candida cleanse? Retrieved 23 September 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/consumer-health/expert-answers/candida-cleanse/faq-20058174 

Jawhara S. (2023). Healthy Diet and Lifestyle Improve the Gut Microbiota and Help Combat Fungal Infection. Microorganisms, 11(6), 1556. https://doi.org/10.3390/microorganisms11061556

Ringworm: 12 tips for getting the best results from treatment. (n.d.). Retrieved 23 September 2024, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/ringworm-self-care 

Spatz, M., & Richard, M. L. (2020). Overview of the Potential Role of Malassezia in Gut Health and Disease. Frontiers in cellular and infection microbiology, 10, 201. https://doi.org/10.3389/fcimb.2020.00201

Versi Terbaru

27/09/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Obat Kurap, Dari Pengobatan Medis Hingga Bahan Alami

Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Kudis dan Kurap


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 27/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan