backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Penyebab Dermatitis Kontak dan Faktor Risikonya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 01/04/2022

    5 Penyebab Dermatitis Kontak dan Faktor Risikonya

    Beberapa orang bisa mengalami gangguan iritasi kulit hanya dengan menyentuh benda atau terpapar bahan kimia tertentu. Kondisi ini biasa disebut dengan dermatitis kontak. Apa saja penyebab dermatitis kontak? Berikut penjelasannya.

    Penyebab dermatitis kontak berdasarkan jenisnya

    Mengutip Mayo Clinic, dermatitis kontak disebabkan oleh zat yang mengiritasi kulit atau memicu reaksi alergi.

    Dermatitis kontak sendiri termasuk ke dalam penyakit kulit dermatitis. Berdasarkan jenisnya, berikut ini adalah penyebab dermatitis kontak. 

    Dermatitis kontak iritan

    Dermatitis kontak iritan merupakan jenis dermatitis kontak yang paling umum dan termasuk reaksi kulit nonalergi. Kondisi ini terjadi ketika suatu zat merusak lapisan pelindung di bagian kulit terluar dan menyebabkan iritasi. 

    Beberapa orang bisa langsung mengalami gejala iritasi kulit yang parah setelah paparan pertama. Gejala juga mungkin baru muncul setelah kulit beberapa kali terpapar iritan (zat pemicu iritasi).  

    Namun, seseorang yang mengalami dermatitis kontak iritan bisa mengembangkan toleransi terhadap iritan. Artinya, keparahan gejala dermatitis bisa makin berkurang dari waktu ke waktu jika terus terpapar iritan. 

    Jenis iritan atau zat pemicu yang menjadi penyebab dermatitis kontak iritan meliputi:

  • pelarut,
  • spiritus (cairan beralkohol yang mudah terbakar),
  • pemutih dan deterjen,
  • sampo,
  • zat di udara seperti serbuk gergaji atau debu wol,
  • tanaman, dan
  • pupuk dan pestisida.
  • Dermatitis kontak alergi

    gambar kulit dermatitis adalah, penyebab dermatitis kontak

    Dermatitis kontak alergi terjadi ketika zat alergen memicu reaksi kekebalan di kulit Anda. Hal ini biasanya terjadi apabila terpapar atau kontak dengan zat alergen tersebut. 

    Namun, kondisi ini juga dapat dipicu oleh konsumsi makanan, zat perasa, atau obat-obatan. Prosedur medis tertentu juga dapat memicu reaksi dermatitis kontak alergi. 

    Paparan alergen tertentu mungkin tidak langsung menimbulkan reaksi alergi saat kulit pertama kali terpapar.

    Seseorang bahkan bisa saja baru mengalami reaksi di kulit akibat penggunaan parfum meskipun sudah bertahun-tahun memakainnya. 

    Ketika tubuh mengembangkan alergi terhadap suatu zat, paparan zat dalam jumlah kecil saja sudah dapat menyebabkan reaksi.

    Alergen yang menjadi penyebab dermatitis kontak umumnya sebagai berikut.

    1. Logam

    Nikel salah satu logam penyebab paling umum yang menyebabkan reaksi alergi. Reaksi ini  mengakibatkan kemerahan pada kulit (ruam), gatal, dan peradangan pada kulit. 

    Logam ini biasa digunakan dalam perhiasan, ikat pinggang, dan banyak barang lainnya.

    2. Obat

    Obat-obatan seperti krim antibiotik dan antihistamin atau obat pereda alergi. Penyebab paling umum dari alergi obat adalah penisilin dan antibiotik lain yang mirip dengan penisilin.

    3. Kosmetik

    Kandungan Balsam of Peru (Myroxylon pereirae) yang digunakan dalam banyak produk, seperti parfum, kosmetik, obat kumur, dan zat perasa dikenal sebagai alergen dermatitis kontak. 

    Produk perawatan pribadi lainnya seperti deodoran, sabun mandi, pewarna rambut, kosmetik, dan cat kuku juga berisiko menimbulkan alergi.

    Produk pelindung tabir surya juga dapat menyebabkan reaksi alergi akibat paparan sinar matahari (dermatitis kontak fotoalergi).

    4. Larutan

    Formaldehida yang ada dalam pengawet, desinfektan, dan pakaian juga bisa menjadi alergen. Senyawa kimia ini juga dikenal sebagai formalin yang dipakai sebagai pengawet.

    Selain itu, insektisida semprot dapat menjadi penyebab alergi kulit pada kalangan pekerja pabrik, tukang kebun, dan penjual bunga.

    5. Tanaman

    Tanaman yang mengandung senyawa alergen yang disebut urushiol. Molekul dalam urushiol dikenal sebagai katekol. 

    Molekul tersebut terdapat pada sejumlah spesies tanaman yang berbeda, terutama yang termasuk dalam genus Toxicodendron, seperti pohon pernis Cina, oak beracun, dan poison sumac.

    Zat di udara seperti serbuk sari juga dapat menyebabkan iritasi dan alergi.

    Faktor risiko dermatitis kontak

    undertone kulit

    Mengutip dari Cleveland Clinic, orang-orang yang menjalani profesi tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena dermatitis kontak. 

    Pasalnya, beberapa pekerjaan membuat seseorang terus-menerus terpapar bahan kimia atau zat lainnya yang bisa memicu reaksi alergi atau iritasi di kulit. 

    1. Pekerja konstruksi

    Pekerja konstruksi sering terpapar zat dan bahan alergen termasuk serbuk gergaji dan logam seperti nikel.

    2. Perawat tanaman

    Penjual bunga dan tukang kebun selama merawat tanaman dan tumbuhan harus menggunakan pestisida atau pupuk yang bisa menjadi alergen.

    Selain itu, ada kemungkinan mereka terpapar sejumlah tanaman yang mengandung urushiol.

    3. Perias kecantikan

    Perias kecantikan memiliki risiko dermatitis kontak lantaran sering terpapar alergen seperti sampo dan produk-produk perawatan kulit secara terus-menerus. Hal ini dapat menimbulkan reaksi dermatitis. 

    4. Tenaga kesehatan

    Tenaga kesehatan dari waktu ke waktu bisa terpapar berbagai obat-obatan yang dapat menimbulkan reaksi alergi.

    Di samping iritasi dan alergi, banyak obat bisa menyebabkan efek samping seperti sakit perut.

    5. Petugas kebersihan dan sanitasi

    Petugas kebersihan dan tukang ledeng berisiko terpapar beragam larutan seperti pemutih, pelarut, formaldehida, dan sebagainya yang dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menjadi faktor penyebab dermatitis kontak.

    6. Artis

    Seorang artis perlu menggunakan beragam produk-produk perawatan diri yang mengandung alergen seperti Balsam of Peru. Itu sebabnya profesi ini berisiko tinggi mengalami dermatitis kontak. 

    Dermatitis kontak bisa dicegah dengan cara menghindari alergen yang memicu gejala. Anda juga dapat menggunakan pelembap dan obat topikal (obat oles) untuk meredakan gejala apabila dirasa lebih parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 01/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan