backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perawatan Stoma, Prosedur Pembuatan Lubang Keluarnya Zat Sisa

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/01/2024

Perawatan Stoma, Prosedur Pembuatan Lubang Keluarnya Zat Sisa

Prosedur pembuatan stoma kadang dijalani orang yang menjalani operasi usus atau mengalami masalah pencernaan yang menyulitkannya buang air dengan normal. Perawatan ini bisa dilakukan sementara atau seterusnya bergantung dengan keparahan kondisi. Sebenarnya, apa itu stoma dan seperti apa prosedurnya?

Apa itu stoma?

Stoma adalah lubang yang sengaja dibuat di lapisan perut sebagai jalur pembuangan zat sisa pencernaan atau limbah tubuh, misalnya feses. Feses nantinya keluar melalui stoma dan masuk ke dalam kantong khusus yang menempel.

Lubang stoma disebut juga dengan ostomi, bentuknya bulat oval dan kemerahan. Ostomi tidak menumbulkan rasa sakit karena tidak terhubung dengan jaringan saraf.

Prosedur pembuatan lubang keluar feses ini biasanya dilakukan oleh dokter bedah untuk pasien yang menjalani operasi usus, pasien kanker usus, atau pasien kanker anus.

Selain itu, perawatan ostomi bisa dilakukan pada pasien dengan penyakit berikut.

  • Penyakit radang usus, sepert penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
  • Obstruksi pada kandung kemih dan usus.
  • Diverkulitis, yakni infeksi pada kantong divertikula.

Ostomi yang dibuat bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung tujuan pembuatannya.

Dokter bedah biasanya membuat ostomi sementara pada pasien yang baru menjalani operasi usus. Hanya sedikit pasien yang perlu melakukan prosedur stoma secara permanen, misalnya pasien kanker anus.

Berapa lama stoma ditutup?

Beberapa bulan setelah operasi usus, dokter akan menutup lubang stoma dan menghubungkannya kembali dengan usus (pembalikan stoma).

Jenis dan proses prosedur pembuatan kantong stroma

stoma
Sumber: Dinas Kesehatan Buleleng

Berikut ini adalah jenis-jenis pembuatan ostomi pada usus yang ditangani oleh seorang dokter bedah.

1. Kolostomi

Prosedur ini dilakukan dengan membuat lubang pada usus besar melalui perut. Kolostomi bisa dilakukan pada 4 bagian usus besar, yaitu asendens, transversal, desendens, atau sigmoid.

Kolostomi transversal dilakukan di bagian tengah usus besar dan ostomi akan berada di area perut bagian atas.

Jenis operasi ini sering kali bersifat sementara, biasanya dilakukan untuk divertikulitis, penyakit radang usus, kanker, penyumbatan, cedera, atau cacat lahir.

Pada kolostomi transversal, feses melewati usus besar melalui ostomi sebelum mencapai usus desendens.

Stoma mungkin memiliki satu atau dua lubang. Satu lubang untuk feses dan yang satunya lagi untuk lendir yang biasanya terus diproduksi oleh usus besar.

Kolostomi asendens dilakukan di sisi kanan perut, hanya menyisakan sebagian kecil dari usus besar yang aktif. Biasanya dilakukan hanya ketika penyumbatan atau penyakit parah terjadi.

Sementara kolostomi desendens dilakukan di sisi kiri bawah perut, lubang kolostomi sigmoid dibuat beberapa inci lebih rendah dari desendens.

2. Urostomi

Operasi urostomi menciptakan stoma di perut yang melekat pada suatu tempat di saluran kemih sebagai jalan keluar urine dari dalam tubuh.

Dokter bedah akan melakukan operasi urostomi setelah Anda diberi anestesi umum sehingga Anda tidak merasakan sakit apa pun.

Anda mungkin perlu menjalani operasi kandung kemih untuk mengangkat sebagian atau seluruh kandung kemih yang bermasalah.

Selain kandung kemih, dokter bedah mungkin juga mengangkat organ lain, seperti usus buntu, kelenjar getah bening, atau bagian dari sistem reproduksi.

Hal ini berlaku pada sebagian besar kasus kanker. Untuk jenis operasi lain, ahli bedah akan membuat ostomi di perut Anda.

Dokter bedah kemudian akan menempelkan ureter ke tabung yang mengarah ke ostomi.

3. Ileostomi

Prosedur ini dilakukan untuk membuat stoma di sekitar usus kecil sebagai jalur keluarnya limbah tubuh yang biasanya melewati usus besar dan anus.

Awalnya, pasien akan diberi anestesi umum. Kemudian, ahli bedah akan membuat sayatan kecil di sisi kanan perut untuk mengakses usus kecil (ileum).

Proses ileostomi dilakukan ahli bedah menggunakan operasi laparoskopi.

Sebuah instrumen (laparoskop) berbentuk tabung tipis dengan cahaya dan lensa untuk memandu operasi di masukkan ke dalam sayatan.

Dokter mungkin juga menggunakan alat laparoskop untuk mengangkat jaringan yang nantinya diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda penyakit.

Efek samping prosedur pembuatan kantong stroma

rawat inap

Prosedur ini relatif aman dilakukan. Meski begitu, risiko efek samping tetap ada. Lebih jelasnya, efek samping yang mungkin terjadi sebagai berikut.

  • Iritasi kulit. Alat perekat yang gunakan pada ostomi kadang menimbulkan iritasi pada kulit.
  • Dehidrasi. Kadang cairan yang keluar lewat ostomi terlalu banyak sehingga bisa menyebabkan dehidrasi dan perlu menjalani rawat inap.
  • Kebocoran. Ketika alat ostomi tidak pas, kebocoran bisa terjadi sehingga kotoran bisa saja keluar dari lubang ostomi.
  • Penyumbatan. Risiko penyumbatan meningkat ketika makanan tidak dikunyah dan tercerna dengan baik.
  • Hernia parastomal. Komplikasi ketika usus mulai menekan keluar melalui lubang dan kadang butuh operasi lanjutan untuk mengatasinya.
  • Nekrosis. Kematian jaringan bisa terjadi ketika aliran darah ke ostomi berkurang atau terputus.

Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang disebutkan di bawah ini setelah prosedur pembuatan stoma dilakukan, segera hubungi dokter.

  • Terus muntah dan tidak ada feses di kantong ostomi.
  • Kulit di sekitar ostomi menjadi biru keungunan.
  • Merasa pusing dan haus.

Tips perawatan kantong stroma

Alat ostomi akan terhubung dengan sebuah kantong. Nah, kantong ini perlu diganti. Namun, durasinya berbeda-beda bergantung dengan jenis kantong yang digunakan.

Ada yang perlu diganti sebanyak tiga hingga tujuh hari. Saat kantong diganti, bersihkan kulit di sekitar ostomi dengan air hangat dan handuk bersih.

Baiknya tidak menggunakan sabun pembersih. Kemudian, diamkan hingga mengering.

Saat kantong dikeluarkan, perhatikan tanda-tanda iritasi seperti perubahan warna kulit di sekitar stoma.

Selain diganti, kantongnya juga perlu dikosongkan beberapa kali sehari. Batasnya hingga limbah mencapai sepertiga kantong untuk mencegah kebocoran.

Setelah pulih, ikuti diet dan cek kesehatan rutin sesuai dengan arahan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan