Pagi hari ini Anda mengalami sakit perut dan kemudian diare. Anda pasti langsung mengingat makanan apa yang Anda makan terakhir kali pada hari sebelumnya, dan apakah makanannya bersih atau tidak. Keracunan makanan mungkin termasuk penyakit yang pertama kali terlintas di pikiran Anda. Tapi, sakit perut dan diare bukan cuma ciri keracunan makanan. Sakit perut dan diare juga bisa menjadi awal gejala muntaber atau gastroenteritis. Begini cara membedakan ciri keracunan makanan dan gejala muntaber agar Anda bisa mendapatkan pertolongan medis yang tepat.
Apa penyebab keracunan makanan?
Keracunan makanan adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang mengandung bakteri, parasit, virus, atau zat berbahaya. Penyebab keracunan makan paling umum disebabkan oleh toksin staphylococcus aureus.
Kebanyakan keracunan makanan adalah kasus akut. Artinya kondisi ini hanya berlangsung sementara, dapat sembuh sendiri, dan jarang menyebabkan komplikasi. Ciri dari keracunan makanan hampir sama dengan infeksi saluran pencernaan lainnya, seperti sakit perut, muntah, dan diare.
Apa penyebab muntaber?
Muntaber atau biasa disebut gastroentritis adalah infeksi norovirus yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Muntaber selalu disebabkan oleh virus bukan bakteria atau parasit. Gejala dari gastroenteritis antara lain: diare berair, muntah, pusing, demam, dan mengigil. Gejala biasanya muncul 12-48 jam setelah terkena virus penyebab dan berlangsung 1-3 hari, tetapi beberapa ada yang dapat bertahan hingga seminggu.
Hilangnya banyak cairan melalui diare dan muntah dapat mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh, sehingga dapat berpotensi mengancam jiwa.
Membedakan ciri keracunan makanan dan gejala muntaber
Gejala muntaber dan ciri keracunan makanan seringnya saling tumpang tindih. Kedua gangguan pencernaan ini sama-sama dapat menyebabkan Anda mengalami muntah, diare, sakit perut, kembung, kelelahan, dan mungkin demam.
Menurut Dr. Michael Rice, seorang dokter ahli pencernaan, cara untuk membedakan apakah Anda terkena keracunan makanan atau gastroenteritis adalah dengan melihat kegiatan yang dilakukan sebelum terkena penyakit.
“Gejala yang disebabkan oleh keracunan makanan berlangsung selama beberapa jam setelah makan”, kata Dr. Rice. Jika Anda makan atau minum dan orang yang mengkonsumsi tersebut juga mempunyai gejala yang sama atau ragu terhadap kualitasnya, mungkin Anda terkena keracunan makanan.
Jika Anda adalah satu-satunya yang menjadi sakit setelah mengonsumsi makanan tertentu, di sepanjang perjalanan Anda terkena bersin orang lain, atau memegang gagang pintu yang terkontaminasi mungkin Anda terkena muntaber.
Awasi juga tanda dehidrasi seperti jumlah urin yang berkurang atau warnanya menjadi pekat dan merasa pusing. Jika kondisi Anda tidak membaik setelah lebih dari dua hari, demam tidak turun, tampak lendir dalam feses, muncul sensasi baal atau kesemutan, dan tanda-tanda dehidrasi, segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Bagaimana cara mengobati keduanya?
Untuk terapi, keduanya biasanya diberikan diet modifikasi yaitu dengan diet BRAT yang terdiri dari roti,nasi, applesauce, dan roti panggang. Alternatif dari diet BRAT adalah dengan biskuit asin. Tujuan dari diet ini adalah untuk mengganti kalori dan elektrolit yang hilang. Selain itu, hindari kafein dan alkohol untuk tidak semakin mengiritasi dinding dalam saluran pencernaan.
[embed-health-tool-bmr]